Bedawang Nala - Eps. 66

132 9 0
                                    

Arus air bergerak cukup kuat. Hampir saja Dirga kehilangan keseimbangannya, tetapi ia berhasil meraih medali itu. Tiba-tiba Bedawang Nala yang tadinya diam tak bergerak, malah bergeser dari posisinya. Bunyi gemuruh semakin terdengar. Dari puncak kepala Bedawang Nala berembus api yang mahadahsyat. Lubang mulut dua ekor naga yang menganga itu mendadak menyedot segala sesuatu di sekitarnya.

Tubuh Dirga hampir saja tersedot ke dalamnya. Al dan Paul berusaha menangkap Dirga, lalu menariknya menjauh. Namun, ketika mereka melintas di dekat leher Bedawang Nala, bebatuan itu malah runtuh dan nyaris mengenai ketiganya. Dirga sekuat tenaga mendekap medalinya di dada. Arus air membuatnya terpelanting kesana kemari. Satu batu besar terjatuh dan hampir menimpanya. Tubuh Dirga memang tak sampai terluka karena reruntuhan itu, tetapi nasibnya tetap saja sial karena ternyata bebatuan itu mengenai selang dan tabung oksigennya. Dirga panik ketika mengetahui tabung oksigennya bocor.

Paul yang melihat itu pun segera menarik Dirga, cepat-cepat membawanya ke permukaan. Al turut mendorongnya, meskipun susah payah karena harus melawan arus air yang semakin menghebat.

Dirga berjuang menahan napasnya di tengah tekanan air laut dalam. Dadanya terasa sesak. Pandangannya kabur. Dengan setengah lemas, ia menyerahkan medali itu pada Paul. Dengan satu tangannya, Paul membawa medali itu dan tangan lainnya menarik Dirga sekuat yang ia bisa.

Dada Dirga semakin sesak. Semakin banyak air masuk melalui mulutnya. Ia tak lagi bisa bernapas sempurna. Perutnya terasa penuh oleh air. Semakin lama, ia semakin lemas. Tak sadarkan diri.

Al menarik Dirga dengan makian yang ia lontarkan dalam hati. Bangun, Ga! Kamu harus bertahan! Sedikit lagi kita sampai! Dirga! batin Al meronta melihat Dirga lemas tak berdaya dengan mata terpejam.

Butuh beberapa saat hingga akhirnya mereka berhasil menyembul ke permukaan. Posisi mereka agak jauh dari speedboat. Beruntung, Kenan melihat mereka. Jason segera meminta pengemudi speedboat itu mendekati ketiganya.

Susah payah Jason dan Kenan berusaha menarik Dirga yang tak sadarkan diri untuk naik ke atas.

"Apa yang terjadi? Kenapa selang Dirga bisa rusak seperti ini?!" teriak Jason sambil melepas masker Dirga dan melakukan CPR di dada pemuda itu.

Al melepaskan peralatannya dengan napas terengah. "Kamu benar. Naga itu bukan satu-satunya hal mengerikan yang kita temui," kata Al pada Kenan.

Paul membanting medali itu ke dasar speedboat sambil mengibaskan tangannya, setelah ia berhasil naik dan melepaskan semua perlengkapan menyelam dari wajah juga mulutnya. "Sialan, benda apa ini?! Tanganku seperti disengat ribuan lebah rasanya!" umpatnya.

Jason masih berusaha memompa dada Dirga. berharap laki-laki itu kembali sadar.

"Ga, bangun, Ga!" pekik Kenan, berlutut di samping Dirga yang tergeletak tak berdaya.

"Paul, cepat ambil peralatan P3K di dalam tasmu!" pinta Jason.

"Ambil saja sendiri! Apa kau tidak lihat tanganku melepuh?!" maki Paul kesal.

Darah Al mendidih seketika ketika mendengar itu. Ia berlari mengambil tas Paul dan membongkarnya. Ada tabung oksigen untuk kondisi darurat dan beberapa peralatan medis lainnya. Ia memberikan kotak itu pada Jason dan berdiri di hadapan Paul. "Kuharap Bedawang Nala itu tak membuatmu buta, karena yang kulihat, tanganmu itu baik-baik saja!"

Paul menatap kedua telapak tangannya. Al benar. Tak ada yang terjadi dengan telapak tangannya. Ia heran, padahal ia merasa panas dan perih hampir di seluruh permukaannya. "Tapi—"

Untuk sesaat, Al bersyukur dan berterimakasih pada Dirga karena tak melemparkan medali itu padanya saat masih di dalam laut.

"Uhuuk... Uhuk..." Dirga terbangun sambil memuntahkan banyak air dari mulutnya. Wajahnya pucat, tetapi dia bisa kembali bernapas normal.

Kenan memeluknya girang. "Kamu selamat, Ga!"

Sementara Jason duduk lemas di sampingnya. Lega karena akhirnya anak itu bisa bernapas kembali. "Kenapa kau begitu ceroboh?"

Dirga masih terbatuk. Tapi samar, ia melihat medali itu tergeletak tak jauh dari tempatnya. Ia pun akhirnya bernapas lega. Selangkah lagi, ia akan bertemu dengan Kirana dan membawanya pulang.


***

[TAMAT] Api Unggun TerakhirWhere stories live. Discover now