Syair Anagram - Eps. 31

162 10 0
                                    

Kamar kost Dirga – Seven Hills, Jimbaran, Bali

3 Februari 2016


"Kunci kedua dari syair berikutnya adalah Prabu Moksa," ujar Al yang asyik mencorat coret jurnal ayahnya. Ia dibantu oleh Kirana sore itu di kamar kost Dirga yang memang cukup luas, dengan jendela besar terbuat dari kaca menuju balkon menghadap laut yang begitu indah.

"Sandinya adalah PK UK PM RK PM AK BO BK PA BS PM BK US," kata Kirana sambil menyelipkan anak rambut ke telinganya.

Dirga bahkan harus menelan ludahnya sendiri karena menatap pemandangan ayu itu. Wajah Kirana terlihat makin memesona, ketika sedang serius.

"Koala minus ant," timpal Al beberapa detik berikutnya. "Uhm..." tangannya masih sibuk menulis. "Salak Mountain," ujarnya kemudian.

"Gunung Salak?" tanya Kenan yang ikut bergabung bersama mereka sore itu melalui video call dari ponsel Dirga yang sengaja ditegakkan di atas meja belajar.

Al mengangguk cepat dengan senyuman lebar di wajahnya.

"Medannya lumayan, ya!" celetuk Dirga mengerling ke arah Kirana yang masih saja tak menghiraukannya.

"Gunung Salak sebelah mana?" tanya Kenan lagi.

"Menjejak puncak dingin menggigit kalbu. Bayangan harapan alam menatap syahdu. Sepoi..." belum selesai Al membaca keseluruhan syair itu, Kirana sudah memotongnya.

"Puncak Manik. Salah satu puncak di Gunung Salak. Kata puncak ada di deret pertama, dan kata manik ada di deret terakhir," jelas Kirana dengan menghela napas panjang. "Medannya benar-benar susah. Dan di sana..."

"Di sana kenapa, Na?" tanya Dirga penasaran.

Gadis itu akhirnya menatap Dirga lekat. "Uhm... nggak ada hehehe," jawabnya mencoba menutupi sesuatu.

Kedua alis Dirga terangkat tak percaya, dan Kirana malah memalingkan wajah.

"Syair ketiga kata kuncinya Wisnu Cakra dan sandinya mengacu pada kata guidance plans." Al ternyata sudah lebih dulu memecahkannya ketimbang Kirana. Mereka berdua benar-benar terlihat sedang saling adu kejeniusan.

"Guidance plans," gumam Kirana. "Peucang Island." Dengan mudahnya gadis itu berhasil memecahkan anagram berikutnya.

"Jangan bilang kalau syair berikutnya mengacu pada dasar laut Peucang," ujar Kenan.

"Sepertinya kamu benar deh, Ken!" kata Al. "Riak ombak laut biru bukan pembelenggu. Permata mutiara tersembunyi antara karang." Al kembali membaca penggalan syairnya.

"Keren! Setelah hutan, pindah ke laut. Setelah saka wanabakti, lanjut ke saka bahari. Semoga aja selanjutnya saka dirgantara!" celoteh Kenan.

Al dan Kirana hampir bersamaan menatap layar ponsel Dirga itu. Mereka terbelalak menatap Kenan lebih tepatnya.

"Kamu anak Pramuka juga?" tanya Al penasaran.

"Hahaha... iya! Jangan tertawa ya!" Lelaki berkacamata itu terbahak.

Al dan Kirana saling tatap lagi, kemudian mereka menatap Dirga.

"Oke, jadi cuma aku di sini yang Pramuka abal-abal!" kata Dirga mendengus kesal.

Dan mereka pun tertawa. Tak ada yang mengira jika pada akhirnya, misi ini akan menjadi misi sekumpulan pemuda Pramuka.


***

[TAMAT] Api Unggun TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang