Syair Anagram - Eps. 30

156 10 1
                                    

Aston Denpasar Hotel & Convention Center, Bali

3 Februari 2016


"Kamu yakin?" tanya Elizabeth tak percaya.

Dirga mengangguk pasti dengan mata berbinar penuh semangat.

Senyum merekah di wajah Elizabeth. Ia tampak girang karena ucapan Dirga yang menyatakan bahwa ia bersedia mengantarkannya mencari artefak-artefak itu. "Kamu sungguh bisa membaca pikiranku, Dirga. Pada awalnya kami memang berencana meminta bantuanmu, karena artefak-artefak ini bisa menjadi satu penemuan hebat yang menguak sejarah negerimu," ujar Elizabeth yang berjalan menuju kulkas mininya di sudut ruangan.

Dirga yang sedari tadi berdiri di dekat meja kerja Elizabeth tiba-tiba tertarik pada sederet kalimat yang terpampang di halaman word laptop wanita itu. Napas Dirga tercekat, ketika ia menyadari bahwa itu adalah rencana perjalanan yang sudah disusun dengan begitu rapi. Elizabeth dengan begitu hebatnya telah menguak titik-titik lokasi di mana artefak itu bersembunyi. Perjalanan mereka akan diawali dari Kutai Kertanegara, berlanjut ke Gunung Salak, dan kemudian menuju Panaitan di Ujung Kulon.

Wanita berambut pirang itu mendapati Dirga yang terpaku menatap layar laptopnya. Ia terkekeh lembut. "Akan lebih mudah bukan, jika kita sudah memiliki rencana perjalanan yang jelas?" katanya sambil memberikan sekaleng mnuman bersoda ke tangan Dirga.

Hati Dirga semakan bersemangat. "Ini akan menjadi perjalanan yang mengasyikkan," ucapnya mencoba menutupi keraguan yang seketika merebak.


***

[TAMAT] Api Unggun TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang