43. Who?

771 120 26
                                    

El Viaje
Chapter 43
.....
Amber Pov

“Aku baru tahu kalau sekarang kau bekerja” Ucap Key merangkul bahu Henry sambil melangkahkan kaki di trotoar jalan.

Meski aku tidak bisa melihat bagaimana ekspresi wajahnya saat ini, tapi aku yakin Henry tengah tersenyum mendengar kalimat yang dilontarkan oleh Key. Mereka berdua berjalan di depan, sedangkan aku dan Luna di belakangnya.

“Aku hanya tidak ingin merepotkan eomma terlalu banyak. Kalian tahu bagaimana kehidupanku kan. Lagipula aku sedang belajar untuk mandiri” Ucap Henry.

“Kau sudah dewasa ya sekarang. Sudah berapa lama kau bekerja?” Tanya Key.

“Baru dua bulan ini. Dan kebetulan hari ini aku mensapat gaji keduaku”

“Jadi karena itu kau mau mentraktir kami? Kenapa menghamburkan uangmu begitu saja, hah?”

“Karena aku tidak pernah melakukan ini. Selama bertahun-tahun kita bersama, aku hanya mendapat kebaikan dari kalian. Jadi aku ingin berbuat baik juga” Jelas Henry.
Suasana menjadi hening seketika mendengar penuturannya. Memang, diantara kami Henry yang berasal dari keluarga sederhana. Sebenarnya dulu keluarganya merupakan pengusaha sukses namun ayahnya ditipu sehingga perusahaannya mengalami kerugian yang sangat besar. Sejak saat itu keluarganya dalam keadaan yang menyedihkan dan membuat ayah Henry memilih untuk bunuh diri. Meninggalkan istri dan anaknya.

“Ini yang pertama dan terakhir kau melakukan ini. Selama kau tidak mengkhianati kami, kita adalah keluarga. Aish, apa yang ku katakan. Intinya kau tidak boleh menyulitkan dirimu sendiri demi orang lain, mengerti?”

Henry tampak menolehkan kepalanya, menatap Key dengan senyum haru di wajahnya, “Terima kasih hyung. Aku sangat berterima kasih padamu, pada Amber dan juga Luna. Kalian selalu ada untukku tidak peduli bagaimana buruknya aku”

“Aih kau ini bicara apa. Dan jangan panggil aku hyung. Aku tidak setua itu untuk dipanggil hyung olehmu. Kenapa tiba-tiba memanggil hyung seperti itu” Ucap Key dengan kesal. Meski bukan kesal yang sebenarnya. Karena setelah ia berucap, sebuah senyum terukir di wajahnya.

Mereka berdua saling merangkul akhirnya, membuatku ikut tersenyum. Merasa hangat melihat kedekatan di antara mereka. Teman-temanku memang orang yang baik. Meskipun senang berbuat jahil pada orang lain, tapi sifat setia yang ada pada mereka membuatku sangat bangga dan terharu.

Aku menolehkan kepala ke samping dan mendapati Luna tengah menatapku dengan mata tajam. Kedua tangannya disilangkan di depan dada.

“Apa?”

“Bagaimana keadaanmu? Kau baik-baik saja?”

Aku mengerutkan dahi mendengar pertanyaannya, “Tentu saja. Memangnya aku kenapa? Apa rumahku terbakar? Atau aku baru saja mengalami kecelakaan parah?”

“Kau berharap seperti itu?”

“Kau ingin yang aku ucapkan terjadi padaku?”

“Ish menyebalkan” Dengus Luna dengan menendang kerikil kecil yang ia temui. Mengalihkan pandangannya lurus ke depan. Menatap punggung Key yang berjalan tepat di depannya.

“Kau sendiri? Tidak ada masalah dengan Key kan? Kurasa kau maupun Key belum merayakan hari jadi kalian. Kenapa tidak mentraktir aku dan Henry?”

“Diam saja. Aku sedang tidak mood”

Ku hela napas panjang. Tidak ada yang bisa dilakukan saat gadis itu tengah dilanda mood yang buruk. Yang bisa menolong adalah waktu dan makanan. Ya, moodnya pasti akan membaik saat bertemu dengan makanan kesukaannya. Untung saja Henry mengajak kami pergi ke salah satu restoran favorit Luna.

El Viaje (Completed)Where stories live. Discover now