6. keluarga bahagia?

62.4K 3.7K 16
                                    

hari ini aku disibukkan dengan laporan-laporan yang menumpuk akibat pekerjaan yang ku tinggalkan selama tiga hari. Kususun semua laporan dengan sebaik mungkin, meski konsentrasiku terpecah belah karena masalah rumah tanggaku yang belum menemukan titik terang.

Bahkan tak kulihat tanda-tanda bahwa kak satria akan kembali ke rumah, karena aku merasa hubunganku dengan kak satria semakin hari semakin menjauh. Mami selalu rutin menghubungi ku untuk menanyakan kabarku dan kelanjutan hubungan kami. Aku hanya bisa meyakinkan mami bahwa aku akan terus berjuang demi rumah tangga kami.

Aku terkejut saat mendengar ketukan diatas mejaku, kulihat disana ada pak Andhika berdiri dengan gagah menggunakan setelan jas nya.

"mohon maaf pak ada yang bisa saya bantu?" Aku berdiri dan sedikit membungkukkan badanku bersikap profesional.

"Kau baik-baik saja kan? jika kamu merasa tidak sehat kamu bisa pulang lebih dulu setelah menyelesaikan laporan ini."

"saya baik-baik saja pak."

"Ya sudah kalau begitu." pak andhika melagkah meninggalkan meja ku sehingga aku memutuskan untuk kembali duduk dan membangun fokusku untuk segera menyelesaikan laporan yang menumpuk. Tapi baru aku mengetikkan beberapa kata di dalam laptop dihadapnku aku bisa melihat wajah pak Andhika yang tengah tersenyum di mejaku.

"Hari minggu ini kau bisa kerja lembur?"

aku berfikir sebentar sebelum menjawab pertanyaan dari pak andhika "sepertinya saya bisa melakukan kerja tambahan di hari minggu pak."

"Baiklah aku akan menjemputmu di rumahmu, shalu ingin jalan-jalan ke dufan bersamamu. Kamu tenang saja aku akan menghitungnya sebagai lembur."

"Ah.. itu tidak perlu pak, saya akan menemani Shalu tanpa dibayar. Sebagai permintaan maaf saya karena tidak bisa menemani shalu ke dokter gigi waktu itu"

"Baiklah kalau begitu, asal di belakang kamu tidak menuntutku karena memperkerjakan kamu lembur tanpa upah, hahahahahah..." 

Aku tertawa mendengar lelucon yang dilontarkan oleh bosku ini, sehingga tawaku berhenti saat pak andhika menepuk pundakku dan berlalu pergi meninggalkan mejaku.

****************

Minggu pagi aku sudah siap karena janjiku menemani shalu untuk ke dufan, aku membuat bekal untuk kami makan nantinya. aku memilih baju yang nyaman. pilihanku tertuju pada kaos hitam dan celana berbahan jeans berwana biru. semalam aku mendapat telephone dengan nama pak Andika namun ketika kuangkat suara gadis kecil yang menyambutku dengan berkata bahwa besok baju yang harus aku gunakan hitam semacam dress code mungkin.

Aku segera menyelesaikan persiapanku dan segera berjalan keluar rumah untuk segera menemui ayah dan anak ketika suara klakson mobil sudah terdengar berada di depan pagar rumahku.

bukankah kami terlihat seperti sebuah keluarga kecil yang bahagia sekarang, karena kami memakai baju yang senada begitu juga ayah dari shalu. aku bisa merasakan jika Shalu merindukan kehadiran sosok ibu di kehidupannya.

tak menunggu waktu lama kami bertiga sampai di dufan, setelah memarkirkan mobil kami bergegas untuk keluar dari mobil. Shalu menggandeng tanganku dan juga tangak pak andhika, lalu shalu menarik kami menuju pintu masuk.

Aku dan shalu menunggu pak andhika mengantre tiket untuk kami bertiga, kulihat sesekali pak andhika menatap kami berdua dan tersenyum.

Setelah pak andhika membeli tiketnya kami bersiap masuk kedalam dan menuju wahana yang diinginkan oleh Shalu. 

Shalu mengajak aku dan papapnya untuk menaiki bianglala, pak andika mengangkat shalu agar bisa masuk kedalam bianglala dengan mudah. 

Lalu kini giliranku yang masuk ke dalam bianglala, pak Andhika menjaga bianglalanya agar tidak terlalu bergerak saat aku menaikinya dan juga salah satu tanganya dia taruh di atas kepalaku untuk melindungiku dari pintu bianglala yang sedikit lebih pendek.

Aku bisa melihat bahwa pak andhika adalah sosok laki-laki yang perhatian dan gantle, terbukti dengan perlakuan yang aku dapatkan sebelum menaiki wahana bianglala. 

Saat kami turun dari bianglala pun pak Andhika menuruni wahana ini lebih dulu kemudian mengangkat shalu dan mengulurkan tangannya untuk membantuku turun.

Saat ini kami sedang menunggu pesanan shalu di salah satu kedai yang menjual gula kapas, disini shalu tiba-tiba memintaku untuk menggendongnya katanya ingin melihat proses pembuatan gula kapas ini. 

Shalu menolak saat pak Andhika menawarkan untuk menggendong shalu, sehingga akulah yang menggendong shalu aku sedikit kehilangan keseimbanganku karena memang shalu sudah cukup besar.

Namun dengan sigap pak Andhika menahan tubuhku dengan merangkulkan tangannya di Pundakku, lalu kemudian pak andhika berpindah kebelakangku untuk membantuku menjaga keseimbangan tubuh. 

Aku membatin sungguh beruntung nanti wanita yang berhasil merebut hati pak Andhika lagi.

"Duhh, adeknya manja banget ya ke mamanya. minta gendong ke mamanya walaupun udah besar. untung papanya cepat tanggap waktu mamanya mau jatuh."

Aku hanya tersenyum menanggapi ibu-ibu penjual gula kapas ini. Karena pada kenyataannya kami bukanlah keluarga. Aku ingin membantah tapi aku juga kasihan dengan shalu, dia pasti sedang membayangkan bahwa kami adalah sebuah keluarga.

Hujan tiba-tiba saja turun begitu derasnya, pak andhika mengambil shalu dari gendonganku. Kemudian kurasakan genggaman di tanganku, dalam keadaan terkejut aku mengikuti pak Andhika untuk berjalan cepat mencari tempat berteduh. 

Karena tak juga menemukan tempat yang bisa kami temukan untuk berteduh, pak Andhika membawa kami ke bawah pohon yang cukup lebat.

"Tunggu disini, aku akan membeli payung untuk kita gunakan ke mobil"

Sebelum menjawab pak Andhika sudah meninggalkanku lebih dulu dan berlari menuju tempat penjualan payung yang lumayan jauh, hingga beberapa menit kulihat pak andhika kembali sembari membawa payung dengan keadaan baju yang basah kuyup.

Pak Andhika ingin mengambil Shalu dari gendongnku tapi aku menolaknya. "Biarkan saya pak yang menggendong shalu, baju bapak basah nanti Shalu ikut basah."

"Maaf merepotkan, aku yang akan memgang payungmu."

kami berjalan menuju mobil, pak andhika berjalan dibelakangku dengan memayungi aku dengan shalu.

***

Bersambung......

Blutiger (complete√)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt