23. tempat ternyaman

51.8K 3.4K 136
                                    

Kinanti dan Andhika sudah berada di depan perkarangan rumah milik kedua orang tua Kinanti, keadaannya masih sama, menenangkan bahkan hanya dengan melihatnya. Kinanti keluar dari mobil diikuti dengan Andhika, pada mulanya terjadi perdebatan alot dirinya dengan Andhika, hingga Andhikalah yang memenangkannya.

Andhika memaksa untuk ikut masuk kedalam rumah orang tua Kinanti karena Andhika ingin menjelaskan menghilangnya Kinanti, jadilah Kinanti mendesah dan membiarkan Andhika untuk ikut bersamanya.

Kinanti mengetuk pintu rumahnya, hingga pintunya di buka menampilkan sosok ayahnya yang menampilkan ekspresi terkejut. Kinanti berhambur memeluk ayahnya menumpahkan tangisannya kepada pria yang mencintainya sepenuh hati. 

Lalu dari belakang ibu Kinanti ikut muncul dan bergabung memeluk putrinya. Entah berapa lama hal itu terjadi sampai ayah dari Kinanti membuka suara. "Ayo masuk terlebih dulu"

Mereka melepas pelukan masing-masing, lalu beranjak masuk kedalam rumah. Ibu Kinanti menyuruh Andhika untuk duduk di kursi ruang tamu milik orang tua Kinanti, saat ibu kinanti akan beranjak ke belakang Andhika menghentikan ibu Kinanti.

"Ibu disini saja, ada hal yang ingin saya sampaikan kepada bapak dan ibu. Saya juga yakin bapak dan ibu butuh waktu bersama Kinanti."

Ibu Kinanti ikut duduk disamping suaminya, melihat hal itu Andhika kembali mambuka suara. "Sebelumnya perkenalkan saya Andhika atasan Kinanti sekaligus pria yang berada disamping Kinanti pada video yang tengah beredar. Maaf karena kemarin malam saya tidak langsung mengantarkan Kinanti kerumah bapak, karena pada hari itu tidak memungkinkan untuk saya membawanya kesini jadi saya membawa Kinanti ke apartemen saya. Tapi bapak tenang saja saya hanya mengantarnya ke Apartemen saya lalu saya pergi dan memberikan waktu sendiri kepada putri bapak."

"Tidak apa-apa nak, terima kasih sudah menjaga putri bapak."

"Kalau begitu saya pergi dulu pak buk."

Andhika pamit undur diri kepada kedua orang tua Kinanti, Andhika paham jika Kinanti dan kedua orang tuanya butuh waktu untuk saling memahami. Dengan diantarkan Kinanti menuju mobilnya, sebelum ia masuk kedalam mobil Andhika mengelus pucuk kepala Kinanti dan tersenyum.

"Semua akan baik-baik saja, berbicaralah dengan kedua orang tuamu." Setelah mendapati anggukan dari Kinanti baru setelah itu Andhika melajukan mobilnya meninggalkan rumah kedua orang tua Kinanti.

*******

Setelah melihat mobil Andhika telah hilang dari pandanganya, Kinanti melangkah memasuki rumah. Disana ia meliat Ayah dan Ibunya memandangnya dengan sorot kesedihan yang coba disembunyikan.

Inilah yang ditakutkan olehnya saat perpisahan menjadi jalan akhir rumah tangganya, melihat ayahnya dan ibunya bersedih. Seharusnya ia bisa memberikan kebahagian untuk kedua orang tuanya atau setidaknya membuat kedua orang tuanya tidak mengkhawatirkan dirinya namun gagal.

Hanya terjadi keheningan bahkan setelah Kinanti telah duduk di hadapan kedua orang tuanya, Kinanti sendiri tidak tahu harus memulai ceritanya dari mana sedangkan orang tua Kinanti tidak sampai hati untuk bertanya perihal luka yang dialami putri sulung  mereka.

"tidak apa-apa ayah dan ibu tidak akan memaksamu untuk bercerita, sekarang istirahatlah" Ayah Kinanti berdiri mengelus kepala Kinanti dan berlalu diikuti ibu kinanti yang tersenyum memandangnya.

Kinanti memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya dulu saat masih menjadi putri ayahnya, kamarnya masih sama tidak ada yang berubah. Merebahkan diri diatas kasur, mata kinanti melihat foto pernikahan dirinya dan satria masih bertengger kokoh disana. 

Blutiger (complete√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang