16. Usaha sia-sia

48.4K 2.9K 84
                                    

Sia-sia, percuma, tidak ada gunanya itulah yang kini sedang Andhika rasakan, sungguh segala usaha yang coba Andhika lakukan benar-benar gagal. Bukan maunya untuk mengakhiri usahanya, tapi karena Andhika tidak memiliki alasan yang tepat untuk terus melakukannya. 

Bukannya andhika sedang mencari alasan untuk tidak menjauhi Kinanti akan tetapi karena dia di todong oleh orang yang sedang ia jauhi, dan Andhika tak memiliki alasan yang cukup kuat untuk mempertahankan argumennya.

Salahkan saja mulutnya yang hanya mampu diam saja saat kinanti melakukan protes padanya akibat sikapnya yang belakangan mengundang tanya. Andhika baru merasakannya ketika dia gugup dan hanya mampu terdiam saat berhadapan dengan orang yang membuatnya bergetar.

Andhika yang biasanya pandai mempertahankan argumennya dan mempengaruhi lawan bicaranya dan klien-klien besarnya kini tunduk di hadapan seorang Kinanti.  

Siang tadi setelah Kinanti pulang makan siang bersama Shalu, Kinanti tiba-tiba masuk ke dalam ruangan Andhika tanpa bisa Andhika antisipasi sebelumnya.

"Permisi pak, mohon maaf boleh saya bertanya?"

"Silahkan nan" Andhika mencoba tetap fokus dengan berkas-berkas yang ada ditangannya.

"Maaf jika saya lancang pak, apakah saya punya salah sama bapak?"

Andhika yang terkejut mendengar pertanyaan Kinanti mendongak menatap wajah Kinanti, dan Andhika dihadapkan dengan wajah kebingungan milik sekertarisnya tersebut. Sedikit gugup Andhika berdehem pelan dan mencoba biasa saja.

"Kenapa kamu bisa berfikiran seperti itu?"

"Sikap bapak akhir-akhir ini sangat aneh, mulai dari memasang tirai, berangkat lebih pagi dan yang paling aneh bapak menolak permintaan Shalu untuk makan siang"

Sungguh Andhika kali ini benar-benar terkejut mendengar penuturan Kinanti, benarkah sikapnya sangat terlihat aneh dan sedikit janggal, hingga Kinanti menyadarinya secepat ini. 

Andhika memikirkan alasan yang sekiranya masuk akal untuk menjawab pertanyaan kinanti akan tetapi semakin Andhika berfikir maka ide-ide semakin tidak bisa ia temukan. 

Sehingga Andhika memilih menjawab pertanyaan Kinanti dengan apa yang menurutnya paling masuk akal.

"Tidak ada, mungkin hanya persaan kamu saja" tapi nyatanya jawaban yang diberikan Andhika tidak memuaskan bagi Kinanti dan menimbulkan asumsi baru di kepala wanita ini.

"Atau bapak merasa terganggu dengan saya karena saya selalu merepotkan bapak ataukah karena saya dengan lancang menyuruh Shalu memanggil saya mama? 

Kinanti memperhatikan Andhika, dimanan saat itu kinanti bisa melihat pandangan andhika padanya smpat berubah sendu namun tak berlangsung lama karena Andhika mengusap wajahnya sendiri dengan tangannya dan menghela nafas kemudian dengan tiba-tiba Andhika berdiri dari kursinya. 

"Dengar Kinanti Maheswari saya tidak pernah merasa direpotkan dengan kamu, selain itu saya senang jika Shalu memanggilmu mama dan saya akan semakin senang jika kamu benar-benar menjadi sosok ibu bagi Shalu karena entah sejak kapan saya jatuh cinta kepada kamu" 

Namun sayangnya kata-kata itu hanya bisa Andhika ucapkan didalam hati, karena Andhika masih cukup waras untuk mengetahui dampak yang akan ditimbulkan akibat pengakuannya.

Jadi Andhika hanya bisa menghela napas dan berdiri dari duduknya untuk menatap manik mata kinanti dalam "Dengar Kinanti perubahan sikap saya tidak ada kaitannya denganmu, hanya saja saya sedang banyak masalah" 

Kinanti ingin menyela akan tetapi melihat wajah lelah bosnya kinanti mengurungkan niatnya dan memilih untuk percaya pada ucapan Andhika. 

Sedangkan kini sepeninggal Kinanti, Andhika hanya bisa mengepalkan tangan dan melihat punggung kinanti yang berjalan menjauhinya.

Jadi kini yang bisa Andhika hanya bisa pasrah dengan takdir yang seolah-olah sedang menguji kesabarannya, Andhika hanya bisa mencoba menata kembali hatinya dan mengabaikan Kinanti dengan cara yang aman.  Andhika akan kembali bersikap seperti biasanya, Andhika hanya akan membiasakan diri dan berdamai dengan hatinya.

***

"Bagaimana hubunganmu dengan Andhika?" Kini suara Satria yang mengisi mobil yang sedang dikendarai Kinanti dan suaminya tersebut. 

Entah Kinanti sendiri juga bingung kenapa suaminya tiba-tiba menyinggung bosnya karena setahunya satria dulu tidak pernah ikut campur masalah pekerjaannya

"Tumben kakak bertanya tentang Pak Andhika, memanag ada apa kak?"

"Tidak, aku hanya teringat jika terakhir kali pertemuan kami tidak mengenakkan. Aku takut itu mempengaruhi kinerjamu."

"Tidak kak, kakak tenang saja pak Andhika bukan seperti itu tapi ada yang aneh dengan sikap pak Andhika 3 hari ini..." dan mengalirlah cerita kinanti tentang perubahan sikap dari bosnya itu. Sedangkan Satria hanya diam mendengarkan dan sesekali menanggapi cerita Kinanti.

Mendengar cerita Kinanti membuat Satria memikirkan kemungkinan-kemungkinan tentang perubahan bos istrinya.

Entah apa yang sedang Satria pikirkan, entah baik atau buruk yang pasti Satria tengah menimbang dengan serius dan memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang kini bersarang di otaknya.

Satria akan memastikan apakah praduganya benar karena dari cerita yang istrinya utarakan Satria bisa merasakan jika Andhika kemungkinan besar tertarik dengan sang istri.

Mungkin karena mereka sama-sama laki-laki satria dengan mudah menebak perubahan sikap Andhika.

Kini Satria tersenyum tipis, entah karena dia merasa menang dari Andhika karena nyatanya wanita yang dicintai Andhika adalah miliknya. Karena selama ini Andhika selalu berhasil mengalahkannya di bidang pekerjaan.

Entahlah apa yang sebenarnya sedang di pikirkan oleh Satria hanya Satria sendiri yang tahu, entah baik atau buruk kita akan melihatnya di masa depan. 

**************

Ya ku Double update ajalah.... Karena banyak yang libur dan gak boleh keluar jadinya ku kasih hadiah......

Pokoknya janji jangan di Skip...

kalau gak di skipppp aku update tripel 

makasih... jangan lupa komentarnya biar makin semangat 

selemata membaca dan terima kasih

Blutiger (complete√)Where stories live. Discover now