9. penolong

58K 3.8K 103
                                    

Kulihat kak satria yang tengah mencoba menenangkan wanita itu dan memeluknya, kutatap nanar dua orang dihadapanku ini. 

Bahkan setelah dorongan yang kak Satria berikan kepadaku dia malah sibuk mengurusi wanita tidak tahu malu itu. 

Jengah sudah melihat adegan picisan didepanku, aku mencoba untuk berusaha acuh dan ingin berbalik menjahui pasangan ini. Baru aku berbalik kurasakan cekalan di tanganku cukup kuat.

Kubalikkan tubuhku dan berusaha melepaskan cekalan yang kak satria berikan padaku, tapi semakin aku berusaha melepaskan cengkramannya dia semakin mengeratkan tangannya yang mengakibatkan sakit dan perih di pergelangan tanganku.

"Lepas kak, aku ingin pergi. urusi saja jalang itu."

"Minta maaf padaya lalu aku akan melepaskanmu." dia berkata dengan tatapan tajam dan nada yang sangat dingin membuatku semakin marah dan tidak ingin melakukan apa yang dia inginkan dan membuat wanita itu menang.

"Aku tidak merasa melakukan kesalahan apapun..." belum selesai aku ingin menyuarakan isi hatiku, aku berhenti karena aku merasa cengkraman kak satria pada tanganku semakin menguat sehingga membuatku meringis dan berusaha melepaskannya.

"cepat minta maaf, sebelum aku..."

"sebelum apa kak? rasa sakit yang kakak berikan kepadaku sudah sangat banyak sehingga menerima rasa sakit lagi dari kakak tidak masalah. Bukankah kakak pernah memukulku, dan yang paling menyedihkan adalah hatiku hancur berkeping-keping karena kakak, lalu kakak ingin menyakitiku dengan cara apalagi jika semua cara pernah kakak lakukan"

setelah mengatakan itu kulihat kak satria menegang dan bisa aku rasakan cengkraman pada tanganku mengendur sehingga aku segera melepaskan tanganku, kutatap kak satria tepat dimanik matanya aku ingin kak satria memahamiku lewat tatapan mata kami bahwasanya aku sungguh marah dengan laki-laki dihadapanku ini, tapi aku lebih marah lagi pada diriku sendiri yang masih mencintainya sama besarnya sebelum dia menyakitiku.

Entah berapa lama waktu yang kami habiskan untuk saling menatap dalam diam, kini suara dan tindakan wanita itu menghentikan kegiatan kami. 

Masih dengan suara yang sesenggukan dan manja wanita itu memeluk lengan suamiku "Maaf kak aku tidak bermaksud bertengkar dengan istri kakak, tapi aku hanya ingin berbicara hati ke hati dengan kak Kinan. tapi aku malah kembali melukai hati kak Kinan, aku minta maaf kak aku salah"

Hebat sekali wanita ini, bukankah tadi wanita ini yang mulai mengikis habis kesabaranku dengan mengataiku mandul dan sekarang dia mulai memutar balikkan fakta di hadapan kak Satria. 

Aku tertawa sangat keras dan kutatap kak satria dan wanita ini bergantian "sungguh kak, aku ingin bertanya dimana kau mendapatkan peliharaan seperti dia? apakah dia produk artis gagal? kenapa ektingnya sangat jelek" Kuakhiri ucapanku dengan tatapan mengejek pada wanita itu

Kudengar bisik-bisik pengunjung cafe mulai membelaku dan mulai menyumpahi wanita ini dan laki-laki dihadapanku. Tak lupa bayi yang masih di dalam perut wanita ini menjadi berbincangan pengunjung kafe. 

Kulihat tatapan kak satria semakin tajam menatapku, tapi tatapan itu tidak membuatku takut sedikitpun dan aku ingin kembali menorehkan luka yang sama seperti yang kurasakan pada dua orang dihadapanku sekarang. "kakak dengar bahkan sebelum bayi kalian lahir banyak orang yang membenci kehadirannya"

Kulihat gigi kak satria bergemeletuk pertanda bahwa dia berada diambang batas kesabarannya, akan tetapi aku masih belum puas untuk membuatnya marah. 

Aku terus memngucapkan kata-kata yang memancing kemarahan kak satria hingga kulihat kak satria mengangkat tangannya keudara bersiap menamparku lagi, tidak aku tidak akan menutup mata dan aku akan melihatnya menamparku. 

Blutiger (complete√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang