13.Utuh

52.1K 3.1K 47
                                    

Jika dulu setelah penghianatan dan perpisahan yang diminta satria kinanti merasa ada bagian dari dirinya yang hilang, kini akhirnya kinanti kembali merasa utuh. Kepingan puzzle dalam dirinya telah ia temukan kembali. 

Kini senyum kinanti telah kembali, menyiapkan sarapan untuk dirinya dan suaminya dengan bersenandung menandakan bahwa kinanti sedang bahagia.

Menyiapkan makanan kesukaan satria, kinanti menatap puas hasil masakannya. Kinanti duduk dengan tenang menunggu satria turun dari kamar mereka. 

Melihat satria turun kinanti segera mempersilahkan suaminya untuk duduk di tempat yang beberapa bulan ini kosong tidak ada yang mengisi, mengambilkan makanan untuk sang suami kiananti memandang satria dalam diam dengan tersenyum. 

Satria yang dipandangi hanya berusaha untuk mengabaikan kelakuan istrinya, memakan makanannya dengan hikmat.

"Aku akan mengantarmu bekerja hari ini" kianati hanya menganggukkan kepalanya menjawab perintah suaminya, kinanti hanya berusaha untuk tetap tenang dengan tidak terlalu menunjukkan ekspresi bahagianya. 

Padahal saat ini jantung kinanti tengah bekerja sangat keras. sampai-sampai kinanti menjadi khawatir jika bunyinya bisa sampai di dengar oleh staria. 

Setelah sesi sarapan telah dilakukan oleh keduanya, kiananti dan satria berjalan beriringan keluar rumah. Dengan satria yang membantu kinanti untuk membuka pintu mobilnya dengan tangan kanannya melindungi kepala kinanti agar tidak terbentur atap pintu. 

Perlakuan hangat seperti inilah yang membuat kinanti sangat mencintai satria. Mereka menuju kantor kinanti dengan obrolan-obrolan ringan yang didominasi oleh kinanti yang menceritakan kegiatan akhir-akhir ini.

"Kak, aku lupa mengatakan ini kepada kakak.Aku meminta shalu anak pak Andhika untuk memanggilku mama. Karena aku kasihan dia kemarin menangis di Sekolahnya karena malu tidak punya mama seperti teman-temannya"

Lama terjadi keheningan, membuat kinanti khawatir dengan respon yang nantinya diberikan satria. Kinanti sempat merasa menyesal membuat keputusan yang mendadak jika ia tahu satria akan kembali tetapi kiananti segera menepis pikiran bodoh itu. 

Bagaimana mungkin dia bisa membiarkan gadis sekecil semanis shalu dengan ayahnya yang selalu menolongnya ia biarkan tenggelam dalam kesedihan. 

"Apakah andhika sudah memberimu ijin untuk membiarkan anaknya memanggilmu mama?"

"EM...... sudah, kemarin beliau juga mengatakan untuk meminta ijin kepada kakak terlebih dahulu"

"Baiklah karena Andhika tidak mempermasalahkan itu, aku juga mendukung keputusanmu bagaimanapun andhika juga sudah banyak membantu istriku" satria mengatakannya dengan tersenyum dan mengelus pucuk kepala kinanti membuat perasaan kinanti menghangat. 

***

Kinanti sudah sampai di kantornya, hari ini kinanti menjadi kinanti yang dulu baru diterima menjadi sekretaris andhika, kinanti yang ceria. memamerkan senyumnya yang cerah kinanti memberi salam kepada andhika yang baru saja tiba di kantor.

Beberapa menit andhika sempat terkejut melihat perubahan kiananti, bukankah masih kemarin andhika memeluk wanita ini kini wanita ini tengah tersenyum seolah-olah semua beban yang dirasakannya telah menghilang. 

Meski begitu andhika mencoba untuk tidak terlalu ikut campur dengan mencari tahu apa yang menyebabkan kinanti kembali menjadi kinanti yang dulu. Melangkah menuju ruangannya andhika mulai mengerjakan file-file yang menumpuk di mejanya. 

Andhika terlalu fokus dengan file-file yang sedang ia baca hingga tidak menyadari jika jam makan siang telah tiba. 

"MAMA... PAPA.. SHALU IN HERE"

Kinanti terkejut mendengar suara yang sudah ia hapal, berdiri dari tempat duduknya kinanti menunggu shalu yang tengah berlari menuju kearahnya, setelah dirasa shalu semakin dekat kinanti berjongkok dan merentangkan tangannya dengan senyum lebarnya.

Shalu berhambur dipelukan kinanti dengan cukup kencang, hingga kinanti terhuyung kebelakang. Kini kinanti terjatuh terlentang dengan shalu yang berada di atasnya, akan tetapi mereka malah tertawa terbahak-bahak.

mendengar suara yang berisik andhika menolehkan kepalanya kearah luar dan dia terkejut melihat kinanti dan anaknya tengah berbaring dilantai dengan shalu yang berada diatas kiananti. Andhika langsung saja berdiri dan menghampiri mereka berdua. 

Mengangkat shalu dan membantu kinanti berdiri andhika menatap bergantian mereka berdua yang masih tertawa. Sadar sedang diperhatikan kinanti dan shalu menghentikan tawa mereka dan menatap balik ke arah andhika.

Andhika memilih menggelengkan kepala dan mencoba acuh dengan kejadian barusan, andhika memfokuskan pandangannya kepada anaknya. "Kenapa tiba-tiba shalu ke kantor papa?"

"Shalu ingin makan siang bersama mama dan papa, sama seperti teman-teman shalu yang lain"

Andhika yang kebingungan menjawab permintaan anaknya, bukannya apa-apa andhika hanya merasa dirinya terlalu merepotkan kinanti. 

Sedangkan kini andhika tengah dihadapkan dengan pilihan sulit, ingin menolak tapi andhika takut jika shalunya akan bersedih. Jika menerima maka ia belum mengetahui apakah sekertarisnya tersebut mau atau sudah memiliki janji dengan orang lain. 

Jadi seperti inilah keadaan yang terjadi shalu dan andhika menatap kinanti dengan penuh harap, kinanti merasa lucu ditatap sedemikian oleh dua orang berbeda generasi tersebut. hingga pada akhirnya kinanti membuka suara

"Maaf....." kinanti memberi jeda pada kalimatnya ia ingin mengerjai shalu.

Nampaknya keisengan kinanti berhasil karena dapat kinanti lihat air mata mulai menggenang di kedua mata shalu, tak ingin membuat gadis kecil ini menangis kinanti segera melanjutkan kalimatnya 

"Maafkan mama jika nanti jatah makan shalu ikut mama habiskan."

Kini kedua mata yang tadi sudah siap meluncurkan air matanya berubah berbinar senang, dan shalu bertepuk tangan heboh yang disusul senyum manis pada bibir andhika, yang mungkin akan membuat banyak wanita diluar sana terkena serangan jantung. 

Kinanti menyuruh andhika dan shalu masuk kedalam ruangan andhika, sedangkan kinanti meminta ijin untuk melakukan panggilan terlebih dahulu.

Jadi  andhika lebih dulu memasuki ruangannya dan mendudukkan shalu di sofa yang ada di ruangannya, andhika beranjak untuk keluar ruangannya 

andhika bermaksud menyuruh babby sister Shalu pulang terlebih dahulu karena shalu akan pulang bersamanya, dan dengan alasan itu juga andhika mengetahui alasan kinanti berubah menjadi kiananti yang dulu.  


*********
Aku mau ngucapin terima kasih buat kalian yang udah baca ceritaku ini ❤
Makasih udah vote dan ninggalin komentar
Maaf aku gak bisa bales satu-satu
Maafkan juga kalau ada kesalahan dalam penulisan, akan aku revisi pelan-pelan
Makasih banget komentar kalian sangat berarti buatku, maaf ya kalau selama chapter kedepan ceritanya akan ngebuat kalian gak suka tapi masih ada kelanjutannya kok
Jadi, stay terus disini ya ❤
Maaf kalau kalian ngerasa ceritanya pasaran banget

Blutiger (complete√)Where stories live. Discover now