39. Sadar

70.5K 3.6K 186
                                    

Setelah drama yang terjadi di rumah sakit, Kinanti memutuskan untuk pulang. Pada awalnya Satria berusaha untuk membuat Kinanti untuk tinggal tetapi Kinanti beralasan jika dia butuh waktu untuk memikirkan keputusannya.

Sehingga Kinanti bisa pulang untuk mengistirahatkan badannya, semalaman Kinanti tidak bisa berhenti berfikir tentang keputusannya. 

Apalagi ditambah dengan aksi mogok bicara yang dilakukan Bagas kepada dirinya, menambah beban pikirannya. 

Hingga pagi sudah menjelang Kinanti masih belum bisa memejamkan matanya barang sebentar, Kinanti merasa kosong karena sudah dua hari Andhika tak menghubunginya sama sekali setelah malam itu.

Kinanti mendudukkan badannya dan mengambil telephonenya yang terus berdering, menampilkan nama mami. membuat Kinanti menghela nafas lelah.

Kinanti segera mandi untuk menuju rumah sakit, karena maminya terus membujuknya untuk segera datang karena Satria tidak mau memakan sarapannya.

Saat akan menuju ke kamar mandi, mata Kinanti terpaku pada jas Andhika yang tergeletak di sofa kamarnya. 

Kinanti mengambil jas milik Andhika memeluknya dan menghirup aroma Andhika yang tertinggal di sana.

Kinanti merindukan Andhika, merindukan aroma, pelukan dan segala lelucon yang Andhika keluarkan untuk menghiburnya.

Kinanti kembali meneteskan air matanya dan terus memeluk jas Andhika mencoba menyalurkan rasa rindunya.

Tapi bukannya mereda, Kinanti kini semakin merindukan kehadiran Andhika secara nyata yang bisa dia peluk.

Kinanti sadar sepenuhnya jika Andhika Lah pilihannya, hatinya sudah sepenuhnya di rebut oleh Andhika.

Kinanti segera melangkah menuju kamar mandi untuk bersiap diri dan segera menyelesaikan urusannya dengan Satria.

Lalu setelahnya dia akan berlari menghampiri Andhika yang telah lama menanti sambutan dari Kinanti.

Kinanti menuruni tangga rumahnya bersiap menuju ke rumah sakit dengan senyuman yang terpatri di wajah cantiknya.

Kinanti melihat bagas di bawah anak tangga paling bawah, Kinanti segera menuruni tangga dan memeluk Bagas mencoba menyalurkan rasa bahagianya.

Kinanti membawa Bagas pada pelukannya dan melompat-lompat karena kini hatinya sudah tidak bimbang lagi untuk menentukan pilihannya.

Sedangkan Bagas mengernyit tidak sudak melihat senyum kakaknya karena Bagas berfikir jika itu karena Satria.

Bagas melepaskan pelukan Kinanti dengan paksa dan menatap kakaknya dengan marah. 

"Kakak benar-benar bahagia dan memilih untuk bersama kembali dengan laki-laki brengsek itu"

"Dengarkan kakak dulu gas." Kinanti tahu jika adiknya telah salah paham dan mencoba untuk menjelaskannya.

Bagas mengambil tangan Kinanti dan menengadahkan tangan Kinanti, lalu Bagas meletakkan cincin yang kemarin di titipkan kepada dirinya.

Kinanti mengernyit dan mengingat-ingat dimana dirinya pernah melihat cincin yang tampak familiar tersebut.

Sedetik kemudian tubuh Kinanti menegang menyadari jika cincin itu, adalah cincin yang Andhika bawa malam itu.

Kinanti memandang Bagas penuh tanya, kenapa cincin ini bisa berada di tangan Bagas. Bagas mengetahui makna pandangan Kinanti.

"Bang Andhika menitipkannya kepadaku, katanya terserah kakak mau menjualnya atau membuangnya karena cincin itu milik kakak."

Blutiger (complete√)Where stories live. Discover now