37. Asumsi

52.5K 2.8K 153
                                    

Mereka sudah sampai pada tujuan yang di sebutkan oleh Kinanti, Setelah Andhika memarkirkan mobilnya Kinanti segera membuka pintu mobil Andhika dan akan segera berlari. Tapi tangannya di tahan oleh Andhika.

Andhika memegang pergelangan tangan Kinanti, Andhika hanya khawatir jika Kinanti berlari dengan menggunakan high heel dan juga drees yang panjang akan membuat Kinanti terjatuh.

Kinanti sendiri hanya menuruti Andhika dan berjalan di samping Andhika. Setelah melewati banyak lorong Kinanti melihat mami dan papinya tengah duduk di depan sebuah ruangan.

Kinanti segera menghampiri kedua orang tua Satria, mami Satria langsung berhambur memeluk Kinanti dan Kinanti mengelus punggung mami Satria.

Sampai pada akhirnya mami Satria mengatakan pada Kinanti. "Terima kasih sudah mau datang, masuklah dari tadi Satria terus mencari mu nan."

Kinanti mengangguk dan bersiap untuk membuka pintu lalu dirinya teringat jika dirinya bersama dengan Andhika. Kinanti menoleh kearah Andhika, dan melihat Andhika menganggukkan kepalanya.

Kinanti masuk ke dalam ruangan diikuti oleh kedua orang tua Satria, sedangkan Andhika memilih duduk pada kursi depan ruangan. 

Andhika menunggu Kinanti dalam diam, sampai pada akhirnya Kinanti kembali keluar dan duduk di sebelah Andhika.

"Maaf, karena aku kembali menyakitimu. Aku...." Kinanti tidak bisa lagi melanjutkan kata-katanya. Hanya air mata yang kembali mengalir pada pipinya.

Andhika menghela nafas, pada akhirnya Andhika merasa jika Kinanti masih mencintai Satria. 

"Jadi, ini jawaban dari pertanyaan yang aku berikan tadi?" Andhika menegakkan badannya dan menatap Kinanti.

Andhika masih dengan sabar menanti jawaban yang akan Kinanti berikan kepadanya, tapi hingga beberapa menit berlalu Andhika hanya mendengar tangisan Kinanti.

Andhika memutus pandangannya pada Kinanti, saat Andhika mendapatkan telephone dari Mamanya.

"Aku akan segera pulang ma."

Andhika menghela nafas cukup keras dan menyugar rambutnya ke belakang, lalu kembali menatap Kinanti.

"Aku pulang, sampaikan salam ku pada Satria." Andhika tersenyum dan mengelus kepala Kinanti sayang

Kinanti mendongak setelah sekian lama menundukkan kepalanya, melihat Andhika yang menatapnya dengan sorot mata kecewa.

Kinanti kembali menangis tergugu melihat Andhika seperti ini, tapi Kinanti juga tidak bisa mengabaikan permohonan ibu mertuanya.

Andhika memeluk Kinanti sebentar dan membisikkan kalimat yang membuat hati Kinanti semakin dihantui perasaan bersalah.

"Aku baik-baik saja, aku pulang. Jaga dirimu baik-baik"

Andhika melepaskan pelukannya pada Kinanti dan mengecup dahi Kinanti sebelum akhirnya Andhika berdiri.

Andhika melepaskan jasnya dan memakaikannya pada Kinanti, karena melihat Kinanti hanya menggunakan baju dengan bahu terbuka.

Andhika melangkah menjauhi Kinanti, dengan perasaan sedih dan kecewa. Jadi seperti inilah akhir dari perjuangannya.

Sedangkan Kinanti hanya bisa menatap punggung Andhika yang berjalan menjauhinya.

Memeluk tubuhnya sendiri dan mengencangkan genggamannya pada jas yang Andhika pakaikan padanya Kinanti menangis menahan suaranya agar tidak mengganggu pasien lainnya.

Tak ada lagi pelukan menenangkan dari Andhika yang dulu selalu dia dapatkan saat sedang jatuh.

Entah berapa lama dirinya menangis hingga seseorang pria menghampiri Kinanti.

Blutiger (complete√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang