40. Bersama

92K 3.6K 171
                                    

Andhika, Kinanti dan Shalu kini berada di dalam mobil yang menjemput Andhika. Dengan Andhika dan Kinanti yang duduk  bangku penumpang dan Shalu berada di pangkuan Kinanti.

 Kinanti menggenggam erat tangan milik Andhika, dan terus menatap kearah Andhika tanpa berniat mengalihkan pandangannya.

Andhika sendiri sadar jika sedari tadi Kinanti tak melepaskan pandangan padanya, sedangkan Andhika sendiri sibuk untuk mengabari orang-orang yang dia tugaskan di Jepang tentang kebatalan keberangkatannya.

Selesai dengan kegiatannya, Andhika menatap balik kearah Kinanti. Andhika bisa melihat mata  Kinanti yang tengah berkaca-kaca menahan tangis. 

Andhika membawa Kinanti ke pelukannya, sesekali mengecup pucuk kepala Kinanti. Membuat Kinanti semakin terisak dan menenggelamkan wajahnya pada dada bidang milik Andhika.

"Hussst... jangan menangis lagi, malu ah dilihat Shalu." Andhika masih dengan memeluk Kinanti.

Kinanti menganggukkan kepalanya, mencoba menghentikan tangisannya. Hingga Kinanti memejamkan mata lelah karena banyak menangis dan belum sempat tertidur.

Tak butuh waktu lama untuk Kinanti masuk ke dalam alam mimpi, karena nyaman yang dirinya rasakan saat berada di pelukan Andhika.

Kini mobil yang mereka naiki telah masuk ke dalam perkarangan rumah orang tua Kinanti. Andhika yang melihat Kinanti kelelahan tidak tega untuk membangunkannya.

Baru Andhika akan menggendong Kinanti, Kinanti terbangun tidurnya. Kinanti mengerjapkan matanya dan mencari keberadaan Shalu yang tadi ada di pangkuannya. 

Dilihatnya kini Shalu sudah berlari kepelukan ibunda Kinanti, Kinanti tersenyum dan mengalihkan pandangannya, Andhika menatapnya dengan tersenyum.

Andhika mengulurkan tangannya untuk membantu Kinanti keluar dari mobil. Kinanti berjalan di samping Andhika dengan menggandeng lengan milik Andhika.

Sesampainya di pintu rumah Kinanti dan Andhika melihat Satria dengan kedua orang tuanya. Kinanti melihat pandangan mereka jatuh pada tangannya yang menggandeng lengan milik Andhika.

Andhika melepaskan tangan Kinanti, Andhika ingin memberikan waktu untuk Kinanti menyelesaikan urusannya dengan keluarga Satria. Tapi Kinanti malah semakin mengeratkan pegangannya dan menggelengkan kepala meminta Andhika untuk tidak melepas tangannya.

Andhika mengangguk dan mengajak Kinanti untuk duduk bersama mereka, sedangkan Shalu sudah bersama Bagas untuk memberikan waktu orang dewasa menyelesaikan masalah mereka.

"Jadi, Ada apa maksud kedatangan bapak, ibu, dan juga Satria?" Ayah Kinanti memulai pertanyaan karena sedari tadi tidak ada yang membuka suaranya.

"Begini yah, saya ke sini ingin meminta maaf atas semua kesalahan yang sudah saya lakukan dan berharap Kinanti mau memberikan kesempatan untuk saya kembali."

Kinanti yang mendengar penuturan Satria semakin mengeratkan pegangannya pada Andhika, seolah-olah meyakinkan Andhika jika pilihan Kinanti tetap pada Andhika. Andhika mengelus tangan Kinanti agar Kinanti merasa tenang.

"Keputusan saya serahkan sepenuhnya kepada Kinanti." Ayah Kinanti berganti menatap Kinanti.

"Maaf saya tidak bisa, saya memilih kak Andhika." Kinanti menjawab dengan mantab dan menatap bergantian Satria dan juga kedua orang tua Satria bergantian.

Kinanti bisa melihat tatapan kecewa dari Satria dan juga mami papinya. Tapi Kinanti sekarang ingin egois demi kebahagian dirinya dan juga orang yang telah banyak berkorban untuk dirinya.

Siang itu Andhika dan Kinanti habiskan untuk membicarakan mereka, perasaan mereka dan masa depan mereka.

Selain itu untuk pertama kalinya Kinanti mengungkapkan perasaannya kepada Andhika.

***

Setelah berbagai macam banyak rintangan yang dilewati, hari ini Andhika dan Kinanti akan mengikat janji suci cinta mereka.

Kinanti sudah siap dengan kebaya Putih dan riasan pada wajah juga kerudung yang membuat Kinanti terlihat sangat cantik.

Aura kebahagian yang selalu dipancarkan oleh Kinanti semakin menambah kecantikan Kinanti berkali-kali lipat.

Kinanti tengah menunggu di kamarnya menunggu Andhika mengucapkan ijab kobul, lalu Kinanti akan berjalan menemui Andhika di bawah sana. 

Kinanti bisa mendengar suara Andhika saat mengumandangkan ijab kobul dalam satu percobaan dengan suara yang tenang dan mantab.

Kinanti meneteskan air mata bahagia saat dirinya mendengar para hadirin mengucapkan "SAH" dengan serentak.

Pintu kamarnya terbuka menunjukkan wajah ibu Kinanti yang mengajak Kinanti menemui Pria yang kini sudah menjadi suami dan juga imamnya.

Kinanti menuruni tangga dengan dibantu ibunya, di bawah sana Kinanti bisa melihat Andhika dengan gagah duduk di hadapan ayahnya dan menolehkan wajahnya kepada Kinanti tak lupa senyuman yang semakin membuat Andhika terlihat sangat menawan.

Jantung Kinanti berdebar dengan cepat, membuat tangannya berkeringat dingin. Di tatap sedemikian rupa membuat pipi Kinanti memerah tanpa bisa di cegah.

Kinanti sudah sampai di samping Andhika dan duduk di samping Andhika dengan di bantu ibunya, Kinanti dan Andhika menandatangani buku nikah dan berkas-berkas yang di sodorkan pak penghulu.

Andhika dan Kinanti bergantian memasangkan cincin di jari manis masing-masing. Senyum keduanya tak pernah luntur di perlihatkan.

Kinanti bisa merasakan jika kini tangan besar milik Andhika berada di atas kepalanya. Kinanti memejamkan matanya meresapi setiap kata yanng diucapkan Andhika. Kinanti juga menengadahkan tangannya keatas mengamini doa dan harapan Andhika kepada dirinya

Andhika membaca doa dan juga janji yang dia ikrarkan unutk istrinya dengan memegang puncu kepala Kinanti berharap dirinya bisa menjadi kepala keluarga yang bisa menjaga dan menuntun Kinanti menuju ke dalam kehidupan rumah tangga yang membahagiakan dan di ridhoi oleh sang Pencipta. 

Kinanti mengulurkan tangannya untuk menyalami tangan Andhika, stelah itu Kinanti mengarahkan tangan Andhika yang ia genggam kearah bibir nya untuk mengecup tangan Andhika. Ada doa dan harapan yang Kinanti panjatkan di sana.

Suasana haru dan sakral tiba-tiba saja penuh dengan gelak tawa saat Shalu dengan suara yang nyaring dan memenuhi ruangan tersebut berteriak kegirangan dan melompat menghampiri Andhika dan juga Kinanti.

"Yeayyyy yeyeyeye........ Akhirnya kita akan tinggal sama-sama."

"Akhirnya Shalu punya mama."

Kinanti dan Andhika menerima pelukan Shalu dengan sayang dan tertawa melihat tingkah anaknya. 

Semua yang hadir di sana bisa merasakan kebahagian yang di rasakan oleh keluarga kecil itu. Semuanya ikut tertawa dan mendoakan kebahagiaan mereka. 

Hanya satu orang yang merasakan sakit yang menggebu, melihat orang yang dia sia-siakan kini tengah berbahagia.

Menyesali keputusannya, tapi kini dia hanya bisa mendoakan kebahagian mantan istrinya.

Itulah yang mungkin bisa dia lakukan untuk menebus kesalahannya dengan merelakan mantan istrinya bahagia, setelah dia sia-siakan.

--END--

Akhirnya aku bisa namatin ini cerita ini 😍
Happy Ending dong buat Andhika dan Kinanti 😍
Terima kasih atas dukungan kalian selama ini
Terima kasih vote dan komentar kalian yang menemani hari-hariku 😘

Blutiger (complete√)Where stories live. Discover now