24. Pengambilan Tanggung Jawab

53.3K 3.6K 199
                                    

Kinanti melihat Ayahnya dan Bagas tengah bersiap-siap untuk menemui Satria, membuat Kinanti menatap ayahnya dengan Khawatir. Ia takut ayahnya akan disakiti, bukan secara fisik karena ada bagas tetapi Kinanti takut jika satria melukai Ayahnya dengan perkataannya. 

"Ayah, kurasa ayah tidak harus menemui Kak Satria."

"Tenanglah, tidak perlu khawatir ada Bagas juga."

"Kakak meremehkanku, aku ini pelatih beladiri."

Kinanti hanya pasrah melihat dua orang di hadapannya untuk pergi menemui Satria di rumah yang dulu ia dan Satria tinggali. 

Sebelum ayah dan Bagas berangkat Kinanti memeluk ayahnya dan menepuk pundak bagas dan berpesan pada adiknya.

"Hati-hati di jalan, jangan ngebut. jaga ayah"

"Perintah laksanakan." Bagas mengangkat tangannya di kepala memasang sikap hormat seperti tentara. 

Setelah menempuh satu jam perjalanan Bagas dan Ayahnya telah sampai di rumah Satria, Ayah Kinanti segera turun dari motor dan memencet tombol bell yang ada. Tak perlu menunggu lama pintu telah dibuka dan menunjukkan wajah dari laki-laki yang menyakiti putrinya. 

Sedangkan Satria dengan gugup mempersilahkan masuk mertuanya, ia takut dan merasa bersalah karena dihadapannya kini berdiri ayah dari seorang putri yang ia lukai. 

Yang dulu tangannya ia jabat untuk meminta anaknya, dan juga  ia takut karena ayah mertuanya tidak datang sendiri melainkan bersama adik Kinanti yang teknik Silatnya tidak bisa dianggap remeh.

Pada mulanya ayah Kinanti hanya berdiam diri, menunggu Satria untuk membuka suara  setidaknya menunjukkan rasa bersalahnya, namun yang ditunggu tidak juga terlaksana membuat ayah Kinanti memulai pembicaraannya terlebih dulu.

"Ayah diam, berharap kamu akan membuka suara lebih dulu setidaknya mengucapkan maaf meski hanya pura-pura" perkataan ayah kinanti menohok Satria dengan keras dan merasa menjadi seorang pecundang sepenuhnya. 

Rasa-rasanya Satria sangat malu dan tidak punya harga diri lagi berhadapan dengan mertuanya, bagaimana tidak mertuanya masih menunggu kata maafnya dan menyebutnya ayah pada saat ia sudah menyakiti hati putrinya. 

"Kamu tahu, saat kamu meminta Kinanti menjadi istrimu dan menjabat tangan ayah dihadapan penghulu. Ayah meyakinkan diri ayah sendiri jika kamu memang layak untuk ayah berikan tanggung jawab menjaga putri ayah."

Satria hanya bisa diam, dan menundukkan kepalanya mendengarkan apa yang dikatakan mertuanya karena disini ia yang salah, tidak ada hak baginya untuk membela diri. 

"Kamu tahu ayah dulu menentang pernikahan kalian, lalu ayah melihatmu saat menjaga Kinanti dari laki-laki yang menggodanya saat sepulang kuliah. Jadilah ayah merestui hubungan kalian."

Satria terkejut saat mengetahui kenapa dulu Ayah kinanti tiba-tiba setuju dengan pernikahan mereka padahal pada mulanya Ayah Kinanti sangat getol menolak lamarannya.

"Yang ayah lupakan adalah, mungkin kamu memang pandai menjaga Kinanti tetapi kamu bodoh dalam menjaga Dirimu sendiri." Tidak ada kata-kata kasar yang keluar dari mulut ayah Kinanti tapi itu sukses membuat Satra merasa di telanjangi. 

"Ayah juga pernah bilang jika ada wanita lain yang kamu inginkan, maka kembalikan tanggung jawab yang pernah ayah berikan kepadamu. Waktu itu kamu menolak mentah-mentah ide itu."

"Oleh sebab itu, ayah kemari hari ini ingin mengambil kembali tanggung jawab yang pernah ayah serahkan padamu."

Satria terkejut mendengar penuturan terakhir dari ayah mertuanya, ia kira ayah mertuanya akan memintanya memperbaiki keadaan rumah tangganya sama seperti orang tuanya, tapi ternyata ayah Kinanti mengambil kembali putri tercintanya dari tangan satria.

"Buang saja semua barang Kiannti yang ada disini, kami bisa memenuhi kebutuhan Kinanti sendiri. Ayah pamit."

Ayah Kinanti berdiri dari duduknya yang diikuti Bagas dan Satria, Ayah Kinanti berjalan menuju pintu untuk meninggalkan rumah itu. Sekarang hanya tersisa Bagas dan Satria, kedua pria ini saling menatap.

Setelah itu pandangan Bagas turun dan terfokus pada pusat inti dari Satria, sedangkan yang ditatap sekarang bergidik ngeri membayangkan yang tidak-tidak.

"Aku melihat kemarin, sebaiknya lo segera periksa ke rumah sakit, Siapa tahu tuh senjata impoten gara-gara tendangan Kak Kinanti."

"Ah... sebelum gue pamit, gue mau nepatin janji gue ke kak Kinanti."

Bagas maju menerjang Satria, memberi pukulan pada wajah Satria, membuat Satria ambruk karena tidak mepersiapkan diri dari serangan mendadak adik iparnya tersebut. Ditindihi tubuh Satria Bagas memukul wajah Satria yang mengakibatkan lebam-lebam dan luka pada wajahnya. 

Merasa puas Bagas menjambak rambut Satria hingga beberapa helai rambutnya ikut rontok di tangan Bagas, membuat Satria merasakan kulit kepalanya ikut terbawa. Lalu Bagas berdiri dan membenahi pakaiannya dan meninggalkan Satria, tapi sebelum itu Bagas kembali berbicara.

"Itu sebagai balasan karena lo berani ngelukain fisik kakak gue, untuk balesan sakit hati kak Kinan tunggu saja waktunya."

Lalu barulah Bagas benar-benar meninggalkan Satria sendiri, Bagas membonceng Ayahnya untuk kembali ke rumah. 

Bagas benar-benar marah melihat kakak perempuannya disakiti bahkan juga pernah di lukai secara fisik oleh laki-laki itu, Bukan Kinanti yang memberitahunya melainkan Andhika.

Flashback 

Saat ia akan pulang ke rumah dari kuliah, ia melihat mobil meninggalkan pekarangan rumahnya, ia pikir itu mobil Satria yang mengantar kepulangan kakaknya. Jadi Bagas mengejar dan menghadang mobil itu.

Namun saaat sudah berhasil memberhentikan mobil, yang keluar bukanlah satria melainkan sesosok pria dewasa asing yang tak dikenali lalu segera Bagas turun dari motornya dan meminta maaf.

"Maaf pak jika saya mengganggu bapak, saya salah mengenali orang karena bapak keluar dari pekarangan rumah saya." Bagas menundukkan badannya lalu meminggirkan sepeda motornya untuk memberikan akses lewat mobil yang dihadangnya. 

Namun orang yang dihadang Bagas masih berdiam diri disamping mobilnya dan hanya memandangnya, lalu kemudian lelaki Asing dihadapannya mengulurkan tangannya yang membuat bagas menyambut uluran tangannya. 

"Perkenalkan saya Andhika, Bos kakak kamu dan laki-laki yang ada di samping kakakmu dalam  video itu." 

Pada mulanya bagas terkejut, dan baru menyadarinya bahwa laki-laki di hadapannya ini ada di dalam video kakaknya. Lalu Andhika mulai menceritakan semua detail yang diketahui tentang yang dialami kepada Kinanti.

Termasuk rasa cintanya pada Kinanti, Andhika tidak ingin mencari muka. Tapi ia butuh sesorang yang akan selalu bisa mengawasi Kinanti dan berada di samping Kinanti karena menurut Andhika saat ini Kinanti butuh orang yang bisa diandalkan.

Karena hal itulah membuat Bagas sangat marah dan menghajar kakak iparnya dan menyukai Andhika untuk menjadi pengganti dari Satria. Bagas tahu jika Kinanti masih dalam proses penyembuhan hatinya tetapi bagi bagas obat dari hati yang disakiti adalah kehadiran lelaki baru.

Dan menurut pengamatannya Andhika mampu melindungi dan menjaga kakaknya, selain itu mereka pernah mengalami sakitnya ditinggalkan yang membuat mereka akan lebih hati-hati.



***********
Halooo, udah pada tidur atau belum?
Mau nepatin janji buat double update nih buat kalian karena kalian udah ninggalin komentar yang bikin aku semangat
Maaf gak bales satu-satu lagi ngebut supaya bisa double update
Sampai jumpa di esok hari lagi
Inget besok harus stay at home ya
Selamat membaca dan jangan lupa komentarnya 


Blutiger (complete√)Where stories live. Discover now