12. Back?

56.5K 3.6K 250
                                    

Kinanti kini merasa sedang bermimpi namun juga terasa nyata, mungkinkah kelelahan menangis bisa membuat seseorang bisa berimajinasi tidak masuk akal.

Setelah menangis di pelukan Andhika, Kinanti diantar pulang oleh Andhika. Merasa lelah Kinanti segera membersihkan badan dan mencoba mengistirahatkan tubuhnya tapi sebelum dia benar-benar tertidur. Kini dia merasakan seseorang tengah memeluknya.

Bukankah dia tengah sendiri di rumah besar ini, dia juga ingat sudah mengunci semua pintu. Merasa bahwa mungkin ini hanya mimpi kinanti mencoba acuh dan mulai memasuki alam mimpinya kembali akan tetapi kesadarannya kembali penuh setelah dirasakan ada tangan di perutnya.

Kini kinanti sudah tersadar sepenuhnya, melihat kearah perutnya kinanti melihat sebuah tangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini kinanti sudah tersadar sepenuhnya, melihat kearah perutnya kinanti melihat sebuah tangan. Membalikkan badan kinanti ingin memastikan benarkah lelakinya yang tengah memeluknya adalah laki-laki yang sangat ia harapkan kehadirannya, memutar tubuhnya secara perlahan kini kinanti bisa melihat dengan jelas bahwa apa yang dirasakannya bukan sekedar mimpi. 

Karena kini suaminya, lelakinya tengah memeluknya. dengan perasaan terkejut kinanti memandangi wajah suaminya, mengarahkan tangannya dengan perlahan kewajah satria. mengelusnya perlahan, tangisannya kembali pecah, kini bukan tangisan kesedihan melainkan rasa haru, bahagia, dan kerinduan bercampur menjadi satu.

Satria memeluk kinanti, menenggelamkan wajah kinanti ke dada bidangnya, mencoba menenangkan tangasian sang istri. Kinanti menghirup dalam-dalam aroma yang sudah lama dia rindukan.

Setelah tangisan kinanti mereda satria sedikit mengendurkan pelukannya dan bangkit dari tidurnya, melangkah turun dari tempat tidur satria menghilang dari balik pintu kamarnya. 

Sedangkan kinanti kini menatap nanar pintu yang telah tertutup, baru saja dia merasakan kebahagian kini dirinya kembali terhempas. 

Perlahan bangkit dari tidurnya, bersandar pada kepala ranjang kinanti memejamkan mata menikmati segala kesakitan yang tengah meggerogoti hatinya.

Bahkan kini air matanya  tidak lagi mengalir, mungkin saja air matanya sudah mengering karena sudah tidak dapat terhitung lagi seberapa sering dan lama ia menangis untuk satu orang yang sama. 

Sampai akhirnya kinanti merasakan usapan lembut di kepalanya, dibukanya secara perlahan wajah satria yang dilihat kinanti. 

"Minumlah, bibirmu kering" satria mengelus bibir kinanti dengan ibu jarinya secara perlahan. kiananti meminum minumannya dengan tetap memandang wajah Satria, Kinanti takut bahkan hanya untuk mengedipkan matanya, dia takut lelaki didepannya kembali menghilang.

"maaf, maafkan aku teleh menghianati pernikahan kita, maaf telah menyakitimu"

Itulah yang pertaman kali didengar kinanti dari bibir suaminya. Kinanti sendiri tidak tahu harus mengatakan apa atau melakukan apa karena dia tidak tahu apa yang akan dikatakan suamninya selanjutnya. 

Bisa jadi ini adalah permintaan maaf dan juga kata perpisahan dari suaminya, yang bisa kinanti lakukan hanya bisa menunggu kelanjutan kalimat suaminya dengan meremas tangannya sendiri. 

Blutiger (complete√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang