41. Extra Part

131K 4.2K 109
                                    

Kinanti tengah menunggu kepulangan Putrinya yang sudah tumbuh semakin besar, dengan perut buncit Kinanti sesekali memijat kakinya yang membengkak. 

Kinanti memang tengah hamil besar usia sembilan bulan, tinggal menghitung hari dimana dia akan melahirkan buah cintanya bersama Andhika. 

Meski pernikahannya dengan Andhika baru berjalan satu tahun mereka sudah di berikan amanah. 

Kinanti pada awalnya ingin menunda kehamilan karena takut nantinya Shalu akan merasa tersisih dengan kehadiran adiknya. Namun Andhika menolak ide tersebut.

Kinanti dan Andhika memilih untuk memberikan perhatian dan pengertian kepada Shalu jika dengan kehadiran adik baru tidak akan mengurangi rasa sayang mereka kepada Shalu.

Seperti sekarang Kinanti menunggu kepulangan dari Shalu dari sekolahnya, jika dulu dirinya akan menjemput Shalu. Tetapi semenjak kehamilannya yang memasuki usia tua Andhika melarang Kinanti menjemput Shalu.

Andhika yang berganti tugas menjemput Shalu di sekolah, Andhika juga bisa sekalian pulang untuk melihat keadaan Kinanti sebelum kembali ke Kantor. 

Kinanti melihat Shalu yang berjalan memasuki rumah, Shalu berlari memeluk Kinanti dan mengecup pipi Kinanti. Andhika yang melihat tersebut menegur Putrinya.

"Cuci tangan sama ganti baju dulu kak, kasihan adekknya kalo harus cium bau keringat kecut kakaknya."

Sedangkan Shalu yang mendengar teguran Andhika hanya nyengir dan segera berlari menuju ke dalam kamarnya untuk segera ganti baju.

Andhika yang sudah mencuci tangannya segera duduk di bawah dengan Kinanti yang duduk di atas kursi. Andhika mengelus dan menciumi perut buncit istrinya membuat Kinanti kegelian dan tertawa.

Shalu yang baru saja keluar dari kamar melihat hal tersebut langsung saja merebahkan kepalanya di pangkuan Kinanti, merasa cemburu perhatian mamanya di rebut oleh papanya.

Andhika yang melihat kelakuan putri pertamanya mengganggu aktifitasnya hanya bisa mengelus dada dengan sabar, selalu saja seperti ini. 

Shalu selalu menempeli Kinanti dan tidak memberikan Andhika untuk bermanja-manja dengan Kinanti.

Sedangkan Kinanti tertawa melihat suami dan putri sulungnya yang berebut perhatian dari dirinya. 

Kinanti mengelus kepala Shalu yang berada di pangkuannya menanyakan kegiatan Shalu di sekolah.

Kinanti selalu mendengar cerita dari Shalu, Kinanti tidak ingin jika Shalu merasa dirinya merasa diabaikan. 

Kinanti juga mengatakan kepada Shalu jika adik yang ada di dalam perut Kinanti juga akan mendengarkan dan merasa senang mendengar cerita dari Shalu.

Jadi seperti ini lah kegiatan yang rutin terjadi sepulang sekolah Shalu akan bercerita kegiatannya di sekolah dengan mengelus perut buncit Kinanti, yang selalu direspon dengan gerakan di perut Kinanti. 

Andhika sesekali akan ikut bergabung dalam cerita Shalu, dan sesekali menjahili Shalu membuat Shalu akan mengadu dengan nada manja kepada Kinanti untuk mencari pembelaan.

Andhika yang melihat kaki Kinanti membengkak memijit kaki Kinanti pelan, Andhika tentu saja paham jika ini memang terjadi di usia hamil tua. Tetapi tetap saja membuat Andhika khawatir.

Andhika bangkit akan mengambil air hangat dalam ember untuk merendam kaki Kinanti, namun gerakannya terhenti saat mendengar suara ringisan Kinanti.

Andhika menatap dengan Khawatir wajah Kinanti, menyeka keringat yang ada di dahi Kinanti.

"Punggungku terasa sakit dan panas mas." Kinanti mengelus punggungnya sesekali meringis tertahan.

Andhika mengingat-ingat perkiraan tanggal melahirkan yang di sebutkan oleh dokter saat mereka melakukan check up rutin.

Blutiger (complete√)Where stories live. Discover now