28. Menjemput Karma

73.5K 4K 726
                                    

"The Real Lempar Batu Sembunyi Tangan"

"Suami tak Tahu malu, mengorbankan Istrinya demi wanita penggoda"

"Pelakor semakin meraja lela, Suami pilih tinggalkan istri sah"

"Tak Tahu Malu, Suami coba memutar balikkan fakta"

Itu adalah beberapa judul Artikel dan masih banyak lainnya yang kini tengah beredar di TV, majalah, koran dan juga sosial-sosial media. 

Kinanti membacanya, melihat respon masyarakat yang diberikan kepadannya. Kinanti bersyukur respon yang ia dapat sangat baik. Banyak orang-orang yang memihaknya dan memberikan cacian kepada Satria dan Putri. 

Yang menarik perhatiannya adalah respon orang-orang yang memuji Andhika yang bersikap gentleman yang berdiri dengan gagah di samping Kinanti.  Karena pada mulanya Kinanti ketakutan jika orang-orang akan meragukannya dengan kehadiran Andhika.

Namun Kinanti bersyukur ada Andhika yang selalu mendukung dan membantunya, tapi Kinanti belum bisa menerima perasaan dari Andhika.

Masih ada sedikit ketakutan untuk memulai hubungan baru, dan fokusnya masih upaya pembalasan rasa sakit untuk dua orang tersebut.

Saat ini Kinanti bersiap untuk segera melakukan tindakan baru yaitu segera melayangkan gugatan cerai di pengadilan negeri agama. 

***

Sedangkan kini Satria dan Putri sedang kelabakan menghadapi keadaan mereka, wajah mereka sedang berada di mana-mana dan menjadi perbincangan hangat bagi orang-orang. 

Mereka bahkan mematikan Telphone karena sejak tadi banyak telepon asing masuk yang menanyakan kebenaran berita bahkan juga teror yang mengganggu mereka.

Kini mereka tidak bisa keluar dari rumah karena orang-orang berkerumun di depan rumah mereka, entah mereka mendapat dari mana identitas dan alamatnya tapi yang pasti kini mereka tidak bisa bernafas sedikitpun.

Satria melihat ada pak RT yang membubarkakn keruman orang-orang yang sedang berkerumpul, Satria bermaksud berterima kasih kepada pak RT tersebut karena sudah membantnya namun kenyataan kembali menamparnya.

"Mohon maaf pak satria, saya disini ingin mewakili warga sekitar yang merasa terganggu dengan keributan yang pak Satria sebebkan. Dan juga saya mendapat laporan jika pak Satria membawa wanita yang bukan muhrimnya untuk tinggal disini."

"Oleh sebab itu pak demi kenyamanan kita bersama saya mohon kepada bapak untuk meninggalkan rumah bapak sementara waktu."

Satria marah, tapi tidak bisa berbuat apa-apa karena ini memang buah dari kesalahannya dia seharusnya bisa lebih berhati-hati dalam bertindak yang tentu saja akan memperkeruh keadaan. 

Namun Putri tiba-tiba keluar dan menginterupsi pembicaraannya dengan Pak RT tanpa bisa dicegah.

"Bapak ini RT seharusnya bisa menenangkan warganya, ini rumah kak Satria bapak punya hak apa untuk mengusir kami dari sini?"

Suara keras dari Putri mengundang orang-orang untuk mendatangi mereka dan membuat keadaan lebih tidak terkendali. Karena warga khususnya ibu-ibu mulai mengatai, mengumpat dan menghina Satria dan Putri.

Bahkan ibu-ibu itu membawa sayuran busuk, telur busuk ke halaman rumah mereka, dan memberikan sumpah serapah yang sudah akan berlanjut dengan tindakan fisik.

Blutiger (complete√)Where stories live. Discover now