10. Orange

6.4K 1.1K 65
                                    

🍊 karakteristik penyuka warna orange : Ramah, tidak neko-neko, dan mungkin.    berbakat ber akting (?)







🍊🍊🍊







Wisnu buru-buru bahkan hampir mau jatuh waktu markirin motornya. Rumah sakit yang letaknya agak jauh dari kontrakannya itu masih ramai walau sudah jam 2 pagi.

Wisnu lari-larian di koridor dan beberapa kali ngecek ponselnya. Memastikan pesan yang dikirim Mbaknya sudah tepat tentang kamar inap ponakannya.

Kasih dan Kiara. Nama Mbak dan ponakannya. Wisnu sayang banget sama mereka berdua. Semenjak Ayah dan Ibunya meninggal karena sakit, Wisnu benar-benar menjalankan kewajibannya sebagai laki-laki untuk menjaga dan melindungi keduanya.

"Mbak," panggil Wisnu.

Kasih bangkit dari duduknya. Kedua matanya memerah menatap Wisnu yang datang dengan penampilan seadanya. Bahkan sandal jepit pun beda warna. Saking buru-burunya.

"....." Wisnu terdiam waktu lihat Dirandra disini.








🍊🍊🍊








"Mbak Kasih telpon aku sebelumnya." jelas perempuan berambut panjang itu. Masih pakai pakaian kantor dan high heels.

Wisnu masih diam. Tangannya memegang gelas kertas berisi kopi.

"Dia panik. Takut ngomong ke kamu, Mas."

"Kenapa kamu masih disini?"

Mata Dira melebar. Nggak menyangka dengan respon Wisnu.

"Nggak mau bilang terima kasih dulu? Heran,  ya. Dari dulu nggak berubah." katanya sambil menguncir rambutnya.

Tangannya Wisnu mengepal. Males banget kalau flashback sama cewek ini. Kalau bukan karena butuh duit, dia mungkin nggak sudi sekantor lagi.

"Jangan sampai orang tuamu kesini dan marah-marah ke Mbakku. Aku nggak bakalan terima." kata Wisnu tegas. Masih jelas di benaknya gimana papanya Dira menghina Wisnu dan Mbaknya.

Dira menghembuskan nafas panjang, "Oke, aku pulang sekarang."

Wisnu memegang tangan Dira—mencegah langkah perempuan itu, "Makasih. Maaf ngerepotin."

"Mau macarin anak saya? Nggak salah? Background keluarga kamu aja nggak jelas."

Mau marah.























[tp sebenernya msh cinta]








🍊🍊🍊









Wisnu membuka pintu kamar. Melihat Kasih masih terjaga di samping Kiara.

"Badannya tadi panas, Nu. Mbak takut dia kena virus atau apalah itu. Nangis terus."

"Kata dokter gimana?" tanya Wisnu.

"Dokter bilang keadaannya baik-baik aja. Katanya kecapekan karena Kiara aktif banget suka main dan nggak mau di stop."

"Mbak, jangan pernah sungkan buat bilang ke aku. Jangan ke orang lain."

Color PaletteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang