49. Day-Off : Pulang

3.9K 947 154
                                    

Hari sudah semakin malam. Rasanya semua nggak mood buat tidur. Sayang banget besok mereka harus pulang.

"Gue tinggal disini aja deh." kata Bian, "Males banget balik."

Disetujui sama Stella dan Dave, "Bener banget."

"Enak ya...pulang-pulang udah resmi." goda Dira.

Semua langsung memasang ekspresi tanda tanya. Dira menunjuk Stella dan Dave dengan dagunya.

"Anjerrr kok gue nggak sadar ya kalau kalian mepet mulu dari balik beli nasi padang kemarin?!!!!" kata Bian syok.

"Gue kira kemarin sayang-sayangan cuman bercanda doang." kata Wisnu.

"Berarti besok-besok Dave yang ngajak liburan sebagai PJ nya." kata Wisnu.

Dave melempar bantal sofa ke Wisnu, "Ngaco, ih!"

"Udah nggak kaget sih. Dari dulu emang gue udah bisa nebak." kata Jae sok cool tapi kemudian menatap Diana dengan pandangan, 'Kok bisa????'

Diana cuman mengangkat bahu.

"Kalau Mas San tahu pasti doi juga kaget hahahaha." kata Bian, "Eh, iya. Ntar pulang kita main ke kontrakannya Mas San aja."

"Yaudah deh. Sekarang semuanya tidur. Jaga kesehatan. Besok kita balik. Apalagi cowok-cowok ntar gantian nyetirin." kata Jae.

Akhirnya mereka semua membubarkan diri.







🎨🎨🎨







"Gimana? Enak pacaran sama Dave?" goda Diana ke Stella.

Stella narik selimut sampai menutupi wajahnya, "Diana, ih!"

Diana cekikikan, "Enak nggak pacaran sama temen sendiri?"

"Nggak ada bedanya sih." jawab Stella terus membuka selimutnya, "Sumpah nggak kebayang beneran kalau gue bakalan jadian sama cowok cemen kayak Dave."

"Cemen?"

"Iya. Dave tuh kayak bocah banget. Dari SMA dia tuh di goblokin mulu sama mantan-mantannya. Terus akhirnya yang dipaksa turun tangan siapa? Gue." kata Stella mulai cerita.

"Terus?"

"Ya gitu deh. Tapi dia baik banget sering ngebelain kalau gue diejek punya muka nyeremin sama anak-anak cowok yang lain." kata Stella, "Ya gimana lagi. Muka gue emang begini. Mana dulu ngerock banget gue."

Diana ketawa, "Seru banget kayaknya hubungan kalian."

Stella mau lanjut cerita tapi Dira tiba-tiba masuk kamar mereka sambil bawa bantal.

"Lah? Ngapain, Ra?"

"Mau bobo sini boleh ya?" kata Dira terus langsung naik ke atas kasur, "Nggak enak tidur sendirian mulu."

Untung kasurnya cukup gede buat ditidurin bertiga.

"Eh, sadar nggak sih kita jadi deket banget padahal dulunya sama sekali nggak kenal?" tanya Dira yang dianggukin sama Diana dan Stella.

"Seneng banget bisa kenal sama kalian." kata Diana, "Walaupun awalnya kaget banget dapat room-mate seangker Dira dan Stella yang random abis kelakuannya."

Diranya ketawa aja, "Emang gue seserem apa sih?"

"Serem pokoknya!" kata Diana dan Stella barengan.

"Cowok-cowok sebelah emang bikin hidup kita warna-warni. Iya nggak sih?" kata Stella.

"Bener banget." kata Diana, "Ada aja hal-hal baru yang gue alamin semenjak kenal dan pacaran sama Jae. Padahal awalnya datar banget."

"Gue dulunya cuek banget sama cowok. Gue tahu temen gue ada yang naksir tapi gue biasa aja. Baru kenal Mas Wisnu gue sampai bikin keputusan besar bela-belain pindah ke kosnya Diana."

"Hidup emang nggak ada yang tahu."

Mereka cerita-cerita seru tentang banyak hal sampai akhirnya ngantuk.

Dira yang tidur di tengah menatap Diana, "Ada hal besar yang bakalan terjadi di hidup lo. Tapi, sorry, gue nggak berhasil buat ngebaca. Susah banget."

Dira menatap langit-langit, "Semoga apa yang gue takutin nggak bakalan terjadi."

Cewek itu berusaha menutup mata tapi kemudian teringat kejadian tadi pagi.


























"Ra, gue ke atas dulu ya." pamit Stella setelah doi nggak tahan buat nungguin Dira yang lama banget mandinya.

"Iya, duluan aja. Ntar gue nyusul!" teriak Dira dari kamar mandi.

Setelah 30 menit berlalu, Dira keluar dari kamar mandi. Itu pun masih diem di depan cermin sambil ngelamun betapa cantiknya dia.

Iyain.

Akhirnya cewek itu keluar kamar. Keningnya berkerut ketika melihat seseorang berdiri di depan pintu kamar Diana dan Stella.

"Ngapain?"

Sosok itu terkejut.






🎨🎨🎨








"Kenapa, By?" tanya Jae yang menyadari ada yang aneh dari wajah ceweknya waktu mereka siap-siap mau balik.

"Ah, nggak. Nggak apa-apa." jawab Diana.

"Aku tahu kamu pasti nyembunyiin sesuatu." kata Jae kemudian menunduk, menatap wajah Diana, "Apa?"

"Jae...." kata Diana lirih, "Aku diteror."

Jae mau marah tapi ditahan sama Diana, "Jangan marah dulu. Ntar kalau udah sampe kos aja aku ceritain."

Diana juga bingung pagi itu. Nomer yang dulu diblokir sama Jae tiba-tiba kembali mengechat dirinya lagi.

Iya si '🐶' . Makin lama makin annoying. Awalnya Diana nggak ambil pusing tapi agak kaget waktu lihat blokirannya sudah terbuka.

"Hari ini aku yang nyetir. Kamu duduk di depan." kata Jae sambil menggenggam erat tangan Diana. Dia nggak mau kecolongan lagi.

Color PaletteWhere stories live. Discover now