33. Game Over

4.5K 968 116
                                    

Kontrakan sepi. Cuman ada Jae sama Bian. Itu pun lagi di kamar masing-masing.

Wisnu nginep di rumah Mbaknya. Sekalian nengokin ponakan katanya. Terus Dave juga mau pulang ke rumah orang tua setelah beberapa hari uring-uringan. Apalagi kalau ditanya, "Tumben nggak main sama Stella?" Langsung marah-marah.

San katanya mau mampir nanti sore tapi melihat cuaca mendung kayaknya nggak jadi.

Jae keluar kamar. Nyari makanan di dapur tapi nihil. Wisnu udah pesen kalau bisa ada yang mau bangun pagi beli sayur atau ke pasar. Tapi Jae dan Bian adalah kebo yang sesungguhnya. Males banget. Enakan tidur atau nggak gofood.

"Kosong." kata Jae sambil ngacak-ngacak rambut, "Apa minta Ruby makan ya?"

Jae hampir mau chat Diana tapi nggak jadi, "Nggak, ah. Malu-maluin."



























Jae
By, ada makanan nggak? Kulkas di kontrakan kosong.







🎨🎨🎨







"Makan apa lu, Bang?" Bian baru bangun. Udah mirip gembel karena tidurnya lama banget kayak hibernasi. 11 12 sama jaenul.

"Dimasakin cewek gue nasi goreng." jawab Jae.

"Mau dong." kata Bian.

Jae langsung menjauhkan piringnya dari jangkauan Bian, "Big no!"

"Medit! (pelit!)."

"Bodo." nada bicaranya Jae super ngeselin.

"Mobil di depan tuh punya siapa sih? Parkir seenaknya di depan kontrakan kita." kata Bian kesel.

Jae diam aja sambil nerusin makan.

Tiba-tiba hujan turun dengan deras.

"Alah baru aja mau gofood." kata Bian.

"Gofood aja."

"Jangan. Kasian drivernya. Nunggu terang dikit." kata Bian karena sebagai sesama driver dia paham banget.

HP Bian berdering.

"Sabhira?" kedua matanya berbinar. Udah lama banget.

"Halo, say..."

"Kenapa, Bi?" Jae menyadari perubahan ekspresi wajah Bian.

Sambungan telepon sudah terputus tapi muka Bian masih bengong alias bingung mau ngapain.

"Bian?" kata Jae, "Jangan bikin gue takut, ah. Kenapa?"

"Bang, gue haru ke rumah sakit sekarang." kata Bian langsung buru-buru.

"Lagi ujan, Bi." Jae berusaha menahan Bian.

"SABHIRA LAGI DI RUMAH SAKIT!" teriak Bian. Mukanya memerah.

Biasanya Jae gampang banget kesulut emosi kalau dibentak gini, tapi entah kenapa kali ini dia menanggapi Bian dengan lembut, "Kalau gitu, gue yang anter."

Badan Bian gemetaran.

Jae langsung ambil jaket, "Kita naik mobil."

"Mobil siapa?" tanya Bian.

"Mobil gue lah." kata Jae sambil mengeluarkan kunci dari saku jaketnya. Mobil di depan kontrakan itu ternyata punya dia, "Cepet!"





🎨🎨🎨






Jae ngikutin langkah kaki Bian sampai ngos-ngosan. Sampai mereka tiba di depan kamar inap. Ada seorang laki-laki disana. Kayaknya emang sengaja nungguin.

Color PaletteWhere stories live. Discover now