20. Toxic

5.2K 1.1K 122
                                    

"Asem, ini ngapa sih WA gue jadi ilang semua chatnya?!"

"Hp lo kentang." balas Dave sambil makan keripik kentang.

"Cocot e ya."

Bian kesel banget karena tiba-tiba WA dia error jadi ilang semua chatnya. Kesel pokoknya.

Tapi-tiba ada notif masuk. Kedua matanya berbinar.

Dari Sabhira. Kira-kira isinya begini.




 Kira-kira isinya begini

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.




Bian melengos. Nggak tahu harus gimana ngehadapin cewek ini. Bian ketemu Sabhira di sebuah club. Saat itu dia masih belum tobat — walaupun sekarang juga belum — tapi setidaknya nggak kayak dulu. Clubbing seperti rumah keduanya.

Sekarang mah tetep nge-club.


















































Tapi ini.

Cewek ini benar-benar punya duality yang sempurna

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Cewek ini benar-benar punya duality yang sempurna. Kalau pagi, dia formal banget. Pakai setelan jas. Kepribadiannya baik dan orang-orang nggak akan pernah nyangka kalau Sabhira diluar jam kantor tuh bedaaaaaaaa.

Siapa sangka kalau di kantor disiplin dan benar-benar menunjukkan ke-elegannya seorang wanita. Pas diluar, berantakan banget.

"K—kamu beneran Sabhira, kan?" tanya Bian waktu awal-awal kenal. Dia diminta Sabhira untuk ngantar ke kantor.

"Kamu nggak usah banyak bacot. Jalan aja."

Sisi lainnya kelihatan. Dia kasar.

Tapi entah kenapa, Bian suka.

Meskipun harus sabar banget ngehadapin cewek ini kalau moodnya kacau karena masalah kerjaan. Bisa panjang urusannya.

Kembali ke topik.

Bian merasa bersalah juga kalau nolak permintaan cewek ini. Dia akhirnya mau ngechat lagi tapi muncul notif dari Sabhira.

Shit!

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Shit!

Dilema.

Tapi akhirnya Bian ngetik sesuatu.

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.










🍫🍫🍫










Bian ngerapihin kemejanya. Dia sengaja milih tempat duduk di atas biar dapat view yang bagus.

Iya, Bian ngajak Sabhira dinner. Udah lama banget mereka nggak ketemuan secara 'normal' kayak gini.

"Bian!"

Keadaan hening itu kemudian agak terguncang karena teriakan seorang cewek.

Nggak usah noleh juga Bian udah tahu.

"Kenapa malah disini?!" Sabhira datang masih pakai pakaian kantor tapi udah tanpa heels. Bian paham. Sabhira kalau udah diluar kantor bakalan ganti heels nya pakai sneakers

"Duduk dulu." kata Bian masih sabar, "Kamu laper, kan?"

Sabhira masih berkacak pinggang namun akhirnya duduk juga.

"Udahlah kita ke club aja." kata Sabhira kesal, "Aku udah terlanjur pesen room juga."

Mendengar itu, Bian mulai emosi, "Gue nggak paham sama lo, Sab." kata Brian.

Sabhira berhenti bermain dengan ponselnya karena menyadari nada ucapan Bian berubah.

"Kita tuh jarang ketemu. Sekali ketemu selalu alkohol, sex, alkohol, sex. Lo pikir gue tempat apaan, hah?!"

Sabhira diem, "Bukannya itu yang laki-laki mau kalau pacaran sama gue?"

"Sakit jiwa lo." kata Bian nggak habis pikir, "Gue udah berusaha untuk sabar selama ini. Gue pikir ini semua masih wajar tapi makin lama gue rasa ini semakin toxic."

"Lo datang kalau lagi pengen doang. Terus ngilang gitu aja. Lo tuh sebenarnya sayang nggak sih sama gue?"

Sabhira mengacak rambutnya sendiri, "Gue lagi capek. Jangan ngajak berantem."

Bian berdiri dari kursinya, "Sorry, gue juga capek." terus jalan keluar.

Sabhira masih diam di kursi. Kata-kata atasannya tadi masih jadi boomerang untuknya.















































"Nggak bisa. Kalau ada perempuan hamil disini, suruh cuti atau resign aja. Kita ini kerja kejar target. Kalau nanti ada ibu hamil, kita nggak mau ambil resiko..."

Sabhira loves her work so much. But inside her stomach now there was a new life.

She's pregnant.

Color PaletteOnde as histórias ganham vida. Descobre agora