31. That Night

4.6K 902 91
                                    

San perlahan membuka matanya. Menyadari hari udah pagi. Dia mau turun dari kasur tapi mendadak mengurungkan niatnya karena disampingnya seorang cewek masih terlelap.

San membelakkan kedua mata.

Where's the shirt? and...

San membuka selimutnya perlahan dan kondisi Ayu juga sama.

Naked.

San menepuk keningnya. Kemarin malam...

"San..."

San menatap Ayu yang masih merem-melek, "Yu, kita.....ngapain?"

"Kamu mandi duluan ya." kata Ayu yang kembali menarik selimutnya hingga menutupi wajah, "Aku masih ngantuk."

San membuka paksa selimut Ayu dan menatap wajahnya.

"Hehehehe." cewek itu masih setengah dalam membuka matanya. Kayaknya masih ngelindur.

"Nggak mau mandi dulu? Yaudah, aku duluan." Ayu hendak turun dari kasur tapi San menariknya lagi, "Bentar, 5 menit lagi ya."








🎨🎨🎨








Kemarin malam, Ayu cerita semuanya. Tentang perasaannya, tentang segala kekhawatirannya. San bolak-balik minta maaf karena dia dulu selalu acuh kepada Ayu.

"Aku dulu masih nggak paham sama masalah beginian." ucap San sambil mengacak rambutnya, "Aku sayang kamu. Tapi nggak tahu harus ngapain."

"Kenapa kamu nggak bilang?" Ayu agak frustasi ketika mendengar jawaban San.

San menunduk, "Dulu banyak yang kupikirin, Yu. Kamu tahu, kan keluargaku dulu kekurangan. Apalagi ibuku juga sakit-sakitan. Nggak ada waktuku untuk ngelakuin hal-hal selain fokus sama keluarga."

Ayu menghapus air matanya, "Aku nungguin kamu. Sampe sekarang."

San menggenggam tangan Ayu, "Maaf..."

San merasa bahwa dia sekarang bisa merasakan posisi Diana waktu itu. Bolak-balik minta maaf karena merasa bersalah nggak bisa membalas perasaannya waktu itu.

Tapi Ayu berbeda. Harusnya San juga bisa seperti Ayu.

"Kamu bisa lakuin pelan-pelan." kata Ayu, "Aku mau bahagia sama kamu."

San menatap Ayu, "Apa bisa?"

Ayu mengangguk, "Bisa. Pasti bisa."








🎨🎨🎨







"Nanti kamu jemput, kan?" tanya Ayu.

San mengangguk, "Iya. Nanti aku jemput."

"Semangat kerjanya!" kata Ayu ceria.

"Titip ibu, ya." kata San ketika Ayu hendak masuk kedalam rumah sakit.

Ayu mengacungkan jempolnya, "Pasti."

San tersenyum lalu membalas lambaian tangan Ayu. Setelah memastikan cewek itu hilang dari pandangan, San bergegas menuju kantornya yang baru.

Setelah memutuskan untuk pindah dari kontrakan, San juga memutuskan untuk mundur jadi barista di Cafe punya Jae. Awalnya Jae berat hati banget buat ngelepas San. Tapi karena San ngeyakinin dia nggak mungkin bolak-balik RS ke Cafe yang lumayan jauh jaraknya, akhirnya Jae memahami.

Color PaletteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang