26. Nostalgia

4.7K 966 48
                                    

"Woy!"

"Anjing!"

"Dosa lu. Harusnya kalau kaget tuh nyebut." kata Yohan sambil benerin ranselnya. Udah jam pulang kantor soalnya.

"Apa sih, Han? Lu ngeselin banget!" kata Dira kesel.

"Ngapain masih disini?" tanya Yohan.

"Udah, lo pulang aja sana. Hush! Hush!" usir Dira.

Yohan mengikuti arah pandang Dira, "Kebiasaan banget lo ngintip-ngintip. Samperin dong."

Dira akhirnya nggak tahan terus menatap Yohan lekat-lekat, "Jangan berisik! Mending lo pul..."

"Hai, Om!" kata Yohan.

Kedua mata Dira terbelalak. Menyadari sesuatu ada di belakangnya.

"Mas Wisnu? Udah mau pulang?" Beneran. Pas Dira balik badan, ada Wisnu.

Wisnu mengangguk, "Iya."

"Aku bareng ya?" kata Dira.

"Ck, modus!" kata Yohan terus jalan duluan, "Duluan ya, Om. Awowkwowkwok."

Wisnu mah kalem aja.

"Boleh nggak?" tanya Dira lagi sambil mengeluarkan jurus senyum manisnya.

"Tapi aku naik motor." jawab Wisnu sambil jalan perlahan.

"Sangat tidak apa-apa." kata Dira bersungguh-sungguh.

"Tapi kamu dulu suka masuk angin kalau habis naik motor." kata Wisnu.

Dira menggigit bibir bawahnya, "Nggak bakal..."

Alis Wisnu terangkat, "Hah?"

Dira memajukan badannya terus berbisik ke telinga Wisnu, "Tapi nanti aku boleh meluk, Mas, kan?"







🎨🎨🎨








Wisnu dan Dira jadi pulang bareng. Tapi di tengah perjalanan, Wisnu laper. Jadi Wisnu berhentiin motornya di warung penyetan yang cukup ramai malam itu. Ini langganan Wisnu dan anak-anak kontrakan yang lain. Jae yang gayanya begitu aja cinta banget sama sambel terasi yang ada di warung ini.

Wisnu ngelihat Dira yang masih diam setelah cowok itu selesai parkirin motornya, "Kamu laper?"

"I—iya sih, Mas..." katanya ragu-ragu.

"Tapi nggak mau makan disini?" tebak Wisnu seakan bisa membaca ekspresi Dira, "Aku nggak maksa kok."

"Kalau nanti kamu mau makan mekdi, tak anter. Deket kok. Tapi aku pengen banget makan dulu disini. Nggak apa-apa, kan?"

"Ah, nggak. Bukan gitu..." kata Dira menggeleng cepat, "Mau kok! Mau."

"Yaudah, masuk." kata Wisnu.

Dira menatap Wisnu dari belakang. Dulu waktu pacaran, Wisnu emang nurut banget sama Dira. Makan di restoran mewah, yang branded, semua Dira yang atur. Pernah mereka berantem karena Wisnu terlalu sayang sama uang kalau makan di tempat mewah setiap kali kencan.

Tapi Wisnu sekarang beda.

'Iya, sih. Gue kan bukan ceweknya lagi. Mana gue tadi yang minta nebeng lagi. Ya gimana nggak nurut.' batin Dira dalam hati terus mulai duduk di bangku kayu.

Color PaletteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang