19. Crush

5.3K 1.1K 99
                                    

"Dappppppp!"

"Konco kenthelmu ikulo (Teman dekatmu itu loh)." Bian menyenggol kaki Dave yang lagi hp an sambil tiduran di atas sofa.

Dave diem aja. Akhirnya Bian yang nyamperin Stella.

"Eh, Mas Bi." kata Stella cengengesan. Doi naksir Bian dulu. Tapi mundur alon-alon pas Dave kasih tahu Bian udah ada pawang.

"Masuk aja. Dave di dalem." kata Bian sambil duduk di teras, "Galau deh kayaknya."

"Hah? Dave galau?" terus Stella izin masuk.

"Dapppp!" Sumpah, suaranya Stella tuh ya.

"Ish, ngapain sih, ah?" Dave langsung memunggungi Stella.

"Ayo ke lapangan. Temenin gue lari." kata Stella.

"Nggak. Lagi PMS." kata Dave.

"Ih!"

"Oh, ya, Stell." Dave bangun dari posisinya yang tadinya rebahan, "Itu si cantik. Gila! Tatoan."

Stella awalnya nggak ngeh sampai akhirnya dia paham, "Oh, Yoanna."

"Gue mau deketin tapi takut."

"Kenapa dah? Kan, tinggal deketin."

"Bapaknya cuyy." kata Dave, "Suka tinju sama sampingan jadi guru taekwondo ya?"

"Emang." kata Stella sambil nyemilin jajan di ruang tamu, "Dulu ada cerita karyawan divisi pemasaran ketahuan cabul sama karyawan cewek langsung di hajar habis-habisan."

Dave menelan ludah, "Seriusan?"

"Ati-ati lu."

"Kampret lu. Malah nakut-nakutin, asu." kata Dave.

"Lo beneran mau deketin Yoanna?" tanya Stella.

Dave diem, "Maunya sih gitu...."

"Ohhhh," kata Stella manggut-manggut sampai Dave menatap dia dengan tatapan aneh, "Apaan?"

Dave nyengir, "Bantuin."

"Bantuin apaan?"

"Lo kan ada koneksi sama bapaknya tuh..." kata Dave.

"Lo nyuruh gue pdkt sama bapaknya?!"

"Dengerin dulu anying." kata Dave gemes sambil memegang kepala Stella biar cewek itu diem dulu, "Cari informasi. Udah ada calon mantu apa belum?"

"Nggak mau, ah!" kata Stella berusaha melepaskan kedua tangan Dave dari kepalanya.

Tapi sayang. Nggak bisa lepas.

"Eh, atau dia kan adting lo dulu. Sabi lah lo ajak nongkrong."

"Adting tapi nggak deketttttt. Kan udah gue bilangggg!!!!!!"

"Usaha dong."

Stella gemes banget sama Dave. Jadilah mereka gelud di ruang tamu.

"YANG NAKSIR LO APA GUE HAH?"

"KAN, LO TEMEN GUE! BANTUIN DIKIT KEK!"

Bian yang lihat aja langsung mengelus dada, "Gue nggak bayangin kalian nikah terus malam pertamanya kayak apa."

Dave sama Stella berhenti dulu. Terus mereka berpandangan dan mengangguk - menyusun rencana -
Terus Bian ditarik sama anak dua itu dipukulin pakai bantal sofa.

"AMPUNNNNNN!"







💛💛💛









"Tuku endhog opo sesuk ra mangan? (Beli telur apa besok nggak makan?)." kata Wisnu.

"Tadi kan masih ada ikan di meja. Buat makan besok masih bisa." kata Dave.

"Jamuran, Dave. Wes mambu." kata Wisnu. Ini masalahnya kalau dia nggak masuk angin udah cus beli telur ke warung.

"Bang Jae!" teriak Dave.

"Eh, jangan!" kata Wisnu.

"Kenapa? Biasanya dia mau tuh disuruh ke warung." kata Dave.

"Lagi perang sama bapaknya atau asistennya....nggak tahu juga." kata Wisnu bisik-bisik sambil mengangkat kedua bahunya.

"Oh, ya? Kenapa lagi?"

Wisnu hampir menjawab tapi Jae tiba-tiba muncul di dapur.

Wisnu sama Dave kaget. Aduh, yang dighibain denger nggak ya.

Jae duduk di kursi makan terus diem aja.

Wisnu dan Dave saling pandang aja.

"Bang?" panggil Wisnu.

"....mau ke warung, nggak?" sambung Dave.

Hening.










💛💛💛










"Bodo amat duwit kembalian tak belikan pop ice." kata Dave.

Akhirnya dia pergi juga ke warung beli telur ½ kilo.

Pas mau pulang, Dave nggak sengaja mendongak dan melihat seseorang di atas balkon. Kayaknya nggak asing.

"Si cantik..." gumamnya, "Ternyata disini rumahnya."

"Asik rumahnya deket warung. Nggak bakalan males lagi kalau dibabu Mas Wisnu suruh ke warung." kata Dave pelan.

"LOH HE NGEROKOK?!" Dave refleks bicara keras banget sampai Yoanna menyadari keberadaannya. Dia melihat ke bawah.

Pandangan mereka bertemu.

"SIAPA ITU?" Terdengar suara dari dalam rumah, "SIAPA YANG NGEROKOK?!"

Dave masih berdiri kaku sambil nutupin mulut pakai tangan. Pop ice nya udah nggak selamat karena jatuh gitu aja.

Dave bisa menangkap ekspresi keganggu dari cewek itu. Kayak kesel gitu terus dia buang rokoknya ke bawah - tepat di depan Dave - dan masuk ke dalam.

"Yaaaaaaa....." kata Dave kayak merasa bersalah banget.








































"Pop ice ku......."

Color PaletteWhere stories live. Discover now