🌻MBBIS🌻05

81.3K 4.5K 262
                                    

Happy reading🌹




"Alle ihh buruan, dah laper banget nih!" rengek Safira saat Alle masih sibuk dengan lembaran tugas didepannya.

"Kan gue bilang duluan aja, Sapi." kata Alle mendongak sebentar, menatap wajah cemberut  Safira yang antara kesal bercampur lapar.

"Tau nih anak, sok-sok an mau nunggu. Ayo dah buruan," ajak Mika menarik Safira.

"E-eh, beneran gak papa nih?" kata Safira menahan tarikan Mika.

"Iya, kalian duluan aja. Nanti gue nyusul." ujar Alle mengangguk-anggukan kepalanya.

Mika dan Safira pun langsung saja mengacir menuju kantin. Karna perut mereka sudah keroncongan minta diisi.

Alle kembali menyusun lembaran kertas didepannhya. Karna hari ini juga harus dikumpul ke kepala sekolah.

Sekitar 5 menit kemudian, akhirnya selesai. Alle langsung bernafas lega, karna perutnya juga keroncongan saat ini.

Gadis itu pun langsung beranjak keluar dari kelas. "Eh, Kak Liam." sapa Alle tersenyum tipis. Saat Alle keluar kelas, dan tak sengaja berpapasan dengan Liam yang sepertinya juga ingin keluar.

"Mau kemana, Al?" tanya Liam memasang senyumnya.

"Kantin, Kak." jawab Alle sekenanya.

"Bareng yuk, gue juga mau ke kantin." ajak Liam langsung.

Alle pun lantas mengangguk. Tidak ada salahnya menerim tawaran Kakak kelasnya itu.

Banyak yang terang-terangan menatap kedua orang yang menjabat sebagai ketua dan wakil osis itu. Jika dipandang lebih, keduanya sangatlah cocok jika harus menjadi pasangan kekasih.

Bahkan ada yang terangan-terangan mengatakan mereka berdua pacaran, membuay Alle meringis pelan saat mendengarnya. Sedangkan Liam hanya tersenyum tipis menanggapinya.

Sampai mereka didepan kantin, semua orang kembali menatap mereka berdua. Sungguh Alle sangat tidak nyaman.

"Cocok sih," komentar Revan meneguk minuman kalengnya, menatap Alle dan Liam yang berjalan beringan saat masuk ke kantin.

"Halah, biasa aja." kata Panji agak sewot.

Galang lantas tertawa. "Ngapa lo? Cembukur sama tuh waketos?" tanya Galang mengundang tatapan geli dari yang lain. Terutama kini wajah Panji yang berubah masam kala melihat keduanya.

Sedangkan Arland dan Varel memilih acuh. Apalagi Arland.

"Kagak lah, cuma rada aneh." celetuk Panji mengundang tanda tanya.

"Aneh paan?" timbrung Edo.

"Kenapa si ale-ale gak milih gue aja? Kan, secara gitu.. Gue gantengnya gak ketulungan--Eh anjirtt!!" pekik Panji diakhir kala mulutnya disentil kasar oleh Revan.

"Huu.. Mana mau si ketos sama cowok separuh kek lo."

"Anjirr! Separo!" gelak tawa Edo menggema.

"Mamam tuh mimpi!" ujar Ansel ikut-ikutan menistakan Kakak kelasnya itu.

"Nyakitin banget lo berdua!" sembur Panji bersiap melempar sepatunya ke wajah menyebalkan Revan dan Edo.

"Berisik!" kata Arland angkat suara. Ia sama sekali tidak suka akan topik pembicaraan teman-temannya saat ini.

"Lah, marah si abang." kekeh Galang. Namun, seperdetik kemudian laki-laki berdarah campuran itu kicep karna tatapan tajam dari Arland.

"Malam ini club seperti biasa." kata Arland seketika, mengundang pekikan hebon dan senang dari yang lainnya.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now