🌻MBBIS🌻31

62.2K 3.6K 446
                                    

Happy reading🌹



Sejak istirahat sampai jam akhir pelajaran ini, gadis itu berharap bibirnya tidak akan kebas nantinya karna terus menerus tersenyum. Entah apa yang membuat gadis itu tak bisa mengontrol senyumannya, padahal tidak ada yang lucu sama sekali.

"All lo gak ke sambet kan?" ujar Safira memegangi dahi Alle bak dokter yang tengah memeriksa pasien.

Alle menggeleng pelan terus mengulum senyumnya yang terus saja hendak mengembang.

Safira menatap Alle aneh dan kembali duduk dikursinya. Tinggal 5 menit lagi bel akan berbunyi nantinya.

"Lo gak ngapa-ngapain kan sama Arland di ruang osis?" bisik Mika pelan.

Alle langsung menoleh. "Lo tau?" demi apapun kenapa sahabatnya satu ini selalu tau.

"Cuma nebak," cengir Mika.

Kring.. Kring.

"Ah senengnya! Kuy pulang." ajak Safira yang paling semangat. Alle dan Mika pun langsung saja mengekor dibelakang gadis itu.

"Eh, kalian duluan aja. Gue mau ngambil berkas dulu di ruang osis." ujar Alle saat mereka hendak berbelok.

"Yaudah, kita duluan." kata Mika tersenyum dan diangguki oleh Safira.

Alle pun langsung bergegas menuju ruang osis dan mengambil berkas yang akan ia fotokopi nantinya.

Setelahnya gadis itu keluar dan tak lupa menutup pintunya kembali. Disaat hendak berbelok, Alle langsung berpapasan dengan cowok yang menyebabkan senyum yang tak kunjung reda.

Alle langsung berlalu begitu saja. Sedangkan Arland langsung berbalik dan menyusul gadis yang tiba-tiba melongos itu.

"Arland lepas." kata Alle melotot saat laki-laki itu dengan santainya merangkul pundaknya.

"Kenapa toh juga gak ada orang." jawab Arland cuek.

Alle mendengus. "Gak enak diliat!" omel Alle berusaha menyingkirkan tangan cowok itu.

"Masalah rangkul sahabat sendiri?" ujar Arland terus menggapit pundak gadis itu.

Alle berusaha menahan senyumnya. Ia tidak yakin akan kata sahabat yang cowok itu ucapkan waktu diruang osis tadi. Sungguh, Alle merasa melihat sesuatu yang berbeda dari cowok itu.

"Gue tau gue ganteng." kata Arland pede.

Alle langsung mencebik. Dan langsung menoyor kepala cowok itu.

"Arland!"

Srek!

"Aww!" ringis Alle saat lengannya tergores pilar besi yang berujung tajam. Keyra tiba-tiba datang dan mendorong Alle saat gadis itu ingin menggapai Arland dari belakang.

"All," ujar Arland panik hendak menuju Alle.

"Land Land! Anterin gue yuk, bokap nanyain lo mulu." cerocos Keyra menghalangi jalan Arland yang hendak menuju Alle.

"Key, ming--"

"Ayo buruan! Entar kesorean!" tanpa mau mendengarkan Arland gadis itu langsung menarik Arland kuat-kuat agar pergi dari sini.

Arland menggeram kesal. Ingin sekali ia menepis tangan Keyra dan membantu Alle, namun sayangnya ia sudah lebih dahulu ditarik oleh gadis itu.

"All, lo kenapa?" itu suara Liam, Alle yang duduk salah satu bangku kayu pun menoleh.

"Gak papa, Kak. Cuma ke gores dikit." jawab Alle tersenyum, kemudian mendesis pelan saat lengannya terasa nyeri.

"Astaga All! Itu berdarah, ayo ke uks obatin dulu." ujar Liam khawatir.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang