🌻MBBIS🌻49

54.4K 2.9K 102
                                    

Happy reading🌹



Seberapa kuat hati mu untuk memilih bertahan? Bahkan jika ditanya secara lisan, lidahmu pasti kelu untuk menjawabnya.

Setiap orang mempunyai gengsi dan ego yang tinggi. Mempertahankan angkuhnya seolah dia yang paling benar.

Jika hanya dengan kata maaf bisa berubah semuanya, kenapa tidak? Namun didunia ini dua hal yang paling sulit untuk diucapkan manusia. Maaf dan terimakasih.

Alle masih mematung ditempat. Menatap punggung Keyra dari jauh yang masih sesenggukan. Ia memang tidak tau bagaimana jadi gadis itu, namun ia bisa merasakan bagaimana sakitnya saat mengetahui bahwa orang yang masih Keyra cinta ternyata mencintai orang lain.

Dan terlebihnya lagi orang itu adalah dirinya sendiri.

Alle pun akhirnya memilih berbalik guna menunggu Arland yang mungkin sebentar lagi akan keluar.

Deg!

Langkah Alle langsung tertahan beriring dengan ia yang juga menahan nafasnya. Sungguh, ia akan mati jika seperti ini terus-terusan.

Entah sejak kapan Arland berdiri dibelakang sana? Apa laki-laki itu melihat semuanya?

Dengan langkah gemetar Alle pun akhirnya memberikan diri untuk menghampiri cowok itu.

"K-kamu udah selesai?" Alle mengumpat pelan dalam hati karna mengatakannya dengan gugup.

Tatapan Arland lantas mengintimidasi. Membuat Alle kikuk dan menunduk takut.

Namun, gadis itu salah. Tiba-tiba Arland maju dan langsung memeluk Alle erat.

"Jangan pergi kaya tadi, All. Aku takut, aku pikir kamu lagi sama Liam kaya kemarin." bisik Arland lembut.

Alle semakin tambah sesak jadinya. Rasanya sesak oleh bahagia yang bertubi-tubi karna kekasihnya ini.

"Aku cuma anter Keyra ke gerbang, itu aja." ujar Alle membalas pelukan Arland. Lagian ini masih sepi dan bisa dipastikan semuanya masih belajar didalam kelas, dan entah bagaimana Arland bisa keluar.

Arland mengangguk. "Tapi lain kali chat aku kalau mau kemana-mana, seenggaknya khawatir aku berkurang."

Alle terkekeh kemudian mengangguk. Kenapa Arlandnya menjadi sangat cengeng begini? Sungguh mengemaskan.

"Lepasin dulu, gak enak diliat para jomblo." kata Alle terkekeh kecil.

Arland sontak mengacak rambut gadisnya itu. "Kok kamu bawa tas? Ini belum bel, All."

"Hehe, sekalian langsung pulang nanti. Jadi gak ribet lagi ambil ke dalam, lagian kelas aku free, cuma dikasih tugas." ujar Alle tak gugup lagi. Dalam hati Alle ia sangat bersyukur Arland tidak melihat semuanya. Jika tidak, bisa dipastikan akan terjadi perang kedua nantinya.

"Dasar, eh aku masih ada pelajaran. Gak papa kan aku tinggal?" kata Arland langsung.

Alle tersenyum dan menggeleng. Ia sangat senang Arland beberapa minggu ini terus mengikuti pembelajaran dan tidak membolos lagi.

Cup!

"Semangat!" kata Alle setelah berhasil mendaratkan bibirnya ke pipi cowok itu.

Arland terkekeh. "Harusnya tadi disini aja," ujar Arland menunjuk bibirnya.

"Mau mu! Udah sana," kata Alle menggeleng geli akan kelakuan sang pacar.

"Tunggu ya, lagian bentar lagi bel udah bunyi." Arland pun langsung kembali masuk ke dalam kelas.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now