🌻MBBIS🌻69

78.5K 3.6K 275
                                    

Happy reading🌹



Sudah seminggu yang lalu, Allea akhirnya di perbolehkan pulang kerumah. Dan, seminggu itu juga Arland terus memantau gadisnya supaya tidak melakukan hal yang berat-berat dan mengakibatkan jahitan di bahu gadis itu terbuka nantinya.

Allea sendiri lebih khawatir kepada Arland. Pasalnya tangan cowok itu masih di gips dan malah selalu merawat dirinya. Dan, jadilah mereka saling merawat satu sama lainnya.

Dan hari ini tepat di mana anniversary mereka berdua yang kelima bulan. Arland pun sudah mempersiapkan sesuatu untuk gadisnya. Dan, malam ini ia akan mengajak Allea untuk dinner  di sebuah restoran.

Namun, yang Arland khawatirkan cuma satu. Apakah Alle'nya akan malu jika kencan dengannya. Pasalnya tangannya yang masih di gips membuat percaya diri cowok itu turun.

Arland pun turun dari mobilnya. Saat ini ia menggunakan supir, pasalnya tangan kanannya sedikit cedera akibat perkelahian minggu lalu.

Tepat saat Arland hendak mengetok pintu, pintu tersebut sudah terbuka lebar.

"Kamu lama banget sih," sembur Allea langsung setelah membukakan pintu.

Arland malah terdiam. Menatap gadisnya yang kini sangat cantik dan sempurna. Membuat cowok itu semakin tidak percaya diri.

"Kok bengong? Jadi pergi, kan? Aku pamitan sama bunda dulu," ujar Allea bersiap melangkah masuk, namun tangan gadis itu sudah lebih dulu di tahan oleh Arland.

"Hum All, kalau dinner nya di rumah aja gimana?" ujar Arland agak ragu.

Alis Alle bertaut bingung. "Kenapa?" ujar Allea agak muram. Ia sudah dandan cantik-cantik untuk malam ini. Dan, ingin di batalkan begitu saja?

"Ya, kamu tau kan tangan aku masih kaya gini. Aku pikir nanti kamu malu pas ki--"

Allea lantas saja menyambar bibir cowok itu dengan gemas dan menggigitnya gemas. Arland melotot, ini masih di depan rumah dan ada supir yang pastinya melihat adegan ini.

"Aku paling gak suka kamu ngomong kaya gitu! Harus berapa kali sih aku bilang, aku gak malu Arland! Bahkan kalaupun kamu lumpuh sekalipun aku gak bakalan malu," kata Allea mengeluarkan unek-uneknya. Gadis itu menatap Arland yang terdiam entah apa.

Tanpa menunggu jawaban cowok itu Allea pun segera masuk dan meninggalkan Arland sendiri di luar sana.

"Loh, gak jadi pergi sayang?" tanya Alisha yang membawakan kopi untuk Om Kenzo yang memang sejak tadi sudah berada di sini.

Allea tak menjawab, melainkan gadis itu terus memasang wajah cemberutnya.

"Eh, Arland. Alle ya, kok gak di suruh masuk sih?" kata Alisha memberikan tatapan peringatan pada anaknya itu.

Namun, Allea tetap diam dan sama sekali tidak mau melirik Arland.

"Duduk dulu nak," ujar Om Kenzo membuka suara.

"Gak usah Om. Arland mau ajak Allea jalan langsung, takutnya nanti kemaleman," kata Arland sopan.

"Katanya mau jalan. Kok cemberut," ujar Alisha menyenggol Allea pelan.

Barulah Allea mau menengok ke arah Arland. "Pulang aja sana. Gak jadi juga, kan," kata Allea benar-benar ngambek.

Arland menunduk pelan menyembunyikan kekehannya. "Biasa Bun, kalau ngambek," kata Arland menyadari tatapan Alisha mengarah kepadanya.

Allea lantas saja menatap Arland tajam. "Kamu ngeselin!" kata Allea langsung ngengas.

"Iya, aku yang salah. Jadi pergi gak?" kata Arland mengulurkan satu tangannya dan di sambut oleh Allea langsung.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now