🌻MBBIS🌻54

53.3K 3.2K 188
                                    

Happy reading🌹



Minggu pagi ini terasa sangatlah hampa. Padahal jika Minggu-Minggu sebelumnya, Alle akan merasa kewalahan karna Arland pasti akan mengajaknya untuk berkeliling seharian penuh. Kini jangankan seperti itu, berbicara dengannya saja laki-laki itu masih tidak mau.

Alle tau dia salah. Bahkan teramat, tapi bukan berarti dia benar-benar selingkuh dibelakang Arland.

Wajahnya semakin pucat, bahkan gadis itu kembali demam malam tadi sehingga Alisha panik dan bahkan menutup tokonya lebih cepat.

Alisha memang belum tau apa permasalahannya, dan wanita paruh baya itu juga tidak memaksa Alle untuk bercerita karna takut anaknya itu tertekan.

Dan, setelah melewati malam penuh demam kini Alle merengek untuk ke Choffee shop milik tantenya. Alisha pun mengantarkannya, namun saat sampai didepan Cafe Alisha sama sekali tidak membolehkan anaknya itu turun.

Alisha tidak mempermasalahkan jika Alle duduk manis disana dan menikmati suasana disana. Namun yang menjadi masalah adalah Alle ingin menjadi salah satu barista disana, padahal gadis itu masih terbilang sakit.

"Bun ayolah, cuma bentar aja. Lagian Alle bakal bosen kalau cuma duduk doang," bujuk Alle semakin gencar. Mungkin dengan cara ini ia akan sedikit melupakan masalahnya dengan Arland.

Lagi dan lagi Alisha menggeleng tegas. "Kamu tuh lagi sakit. Sekarang kita pulang," kata Alisha kewalahan.

"Bundaa cuma bentar. Kalau Alle capek Alle bakalan berenti. Kalau gak percaya, bunda bisa suruh tante Mawar awasin Alle." bujuk Alle mengeluarkan jurus andalannya, merengek layaknya anak kecil.

Alisha mendengus kasar. Anaknya satu ini memang sangat keras kepala jika sudah menginginkan sesuatu, dan tentunya akan membujuk dengan berbagai macam cara.

"Kalau kamu sakit kamu tau kan hukumannya apa?" ujar Alisha menatap intens sang anak.

"Alle bakal turutin semua perintah bunda, tanpa ada bantahan." seru Alle semangat.

Alisha menghela nafas pelan. "Bunda memang gak bisa nolak keinginan kamu. Yaudah bunda izinin, dan kalau kamu capek langsung berhenti. Oke?"

Alle mengangguk dan tersenyum lebar kemudian memeluk sang ibu.

"Bunda hati-hati," seru Alle saat keluar dari mobil sang ibu seraya tersenyum.

Alle pun langsung masuk ke dalam saat mobil Alisha sudah menjauh pergi.

Ting!

"Selamat datang, Kak All." ucap yang lain tersenyum lembut.

"Pagi semuanya," sapa Alle tersenyum ramah.

"Kakak kok sendirian? Biasanya kan sama cowoknya." itu suara Aisya, Alle hanya menggeleng kecil mendengarnya.

"Eh iya, tante Mawar mana?"

"Di ruangannya, Kak. Mau Ayu panggilin?" sahut Ayu, gadis berponi cantik.

Alle menggeleng. "Gak usah, aku ke sana dulu." pamit Alle pada semuanya.

Alle pun segera masuk ke dalam ruangan sang tante. Dilihatnya tantenya itu sibuk meneliti laptop entah apa.

"Tante kangen," ujar Alle memeluk tante Mawar erat.

Bukannya menyambut hangat keponakannya itu, tante Mawar malah mencebik. "Pasti ada maunya," cibir tante Mawar seketika.

Alle malah menyegir. "Tante tau aja. Alle pengen jadi pegawai disini, boleh?" pinta Alle memasang wajah menggemaskannya.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang