🌻MBBIS🌻14

63.2K 3.7K 50
                                    

Happy reading🌹


"Jadi temanya diganti atau tetep sama, Kak?" tanya salah satu anggota osis angkat bicara setelah Alle menyelesaikan kalimatnya.

"Temanya tetep sama kaya yang kemarin kita bahas, cuma baju yang kita pakai harus tetap batik tradisional." ujar Alle menjawab dengan lantangnya.

Semuanya pun mengangguk paham. Sesekali ada yang bertanya jika ada yang masih tidak paham.

Kini semuanya berkumpul disalah satu ruangan. Semua anggota osis berdiskusi tentang acara bazar yang akan dilaksanakan kurang dari satu minggu lagi. Acara ini memang sudah menjadi salah atu agenda di sekolah ini, maka dari itu setiap tahun acara bazar harus tetap ada.

Proposal yang disusun sudah tertata rapi, a mereka hanya perlu minta tanda tangan kepada kepala sekolah untuk acara ini.

"Kak, misalnya dari kita yang mau ikut pentas boleh gak?" celetuk Vina menatap Alle.

Alle pun langsung mengangguk. "Boleh, siapapun dari kalian boleh ikut meramaikan acara nanti. Tapi, ingat tugas harus tetep dijalankan."

"Siap!" sahut Vina semangat. Gadis itu kemudian melanjutkan tugasnya disana.

"Kak, gimana nanti kalau gak ada yang mau tampil. Kan setiap kelas harus ada perwakilan." kata Felisha bersuara.

Alle terdiam sebentar. "Nanti kita bahas itu, lagian kalau gak mau gak bisa dipaksa, iya kan?" jawab Alle santai.

Semuanya pun mengangguk setuju. Alle tipikel ketua osis yang tidak mau ribet dan ambil pusing. Bicaranya pun terbilang santai dan tidak kaku apalagi formal, itulah yang membuat semua orang suka akan Alle. Selain begitu, Alle juga terlihat dewasa saat berbicara.

"All, katanya Sma Kartina di undang ya?" kata Liam menyenggol lengan Alle pelan. Membuat gadis yang menyusun letak stand itu menoleh.

"Gak tau sih, kan lo tau gimana sekolah kita sama sekolah mereka." ujar Alle tersenyum tipis.

"Tapi Kak, kata Bu Murti kita wajib buat surat undangan buat mereka. Kalau gak salah sih, buat bicarain masalah tawuran waktu itu." sahut seorang laki-laki berkacamata.

"Iya, gue juga denger." timbrung gadis disebelah cowok itu.

Alle pun mengangguk paham. Sebenarnya tidak masalah sih dengan sekolah itu, masalahnya paling cuma para cowok-cowok yang ikut tawuran waktu itu, selebihnya tidak ada masalah. "Yaudah, nanti gue yang buat surat undangn buat mereka." kata Alle langsung.

"Yeayy!" pekik Bella cekikikan. Sampai semua orang menatapnya aneh.

"Seneng tuh, Kak. Gegera bisa liat cogan." cibir Vina sekaligus.

"Ihh, kek lo enggak!" ujar Bella mendengus.

"Emang, gue punya pacar ya. Gak kaya lo."

Dan sampai seterusnya, terjadilah perdebatan dari kedua gadis itu. Semua orang hanya bisa menggeleng geli melihatnya, tidak heran lagi jika keduanya bertengar.

Alle menggeleng heran. Rapat hari ini diiringi canda dan tawa semua orang. Itulah yang membuat Alle merasa bersemangat saat menjalani rapat.

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, hari pun mulai menggelap seiring berjalannya waktu. Padahal masih pukul setengah 5 sore.

"Oke, kayanya rapat disambung besok aja ya. Udah satu jam nih." seru Alle membuyar anggota yang lain.

"Oke, Kak!" sahut Bella langsung. Gadis itu langsung semangat saat mendengarnya.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now