🌻MBBIS🌻19

62K 3.5K 235
                                    

Happy reading🌹


Brak!

Alle membanting pintu kamarnya dengan kekesalan yang kini sudah diambang tanduk. Jika tidak mengingat negaranya masih punya hukum, bisa-bisa Alle akan membunuh orang detik itu juga.

Enak sekali cowok itu mengatakan dengan lempengnya jadi babu gue selama seminggu?

Hey! Jika Alle bekerja selama itu, ia yakin ia akan mempunyai uang dari pada menjadi babu cowok menyebalkan itu. Hanya karna kalimat mematikan itu, Alle dan Arland berdebat di Cafe sampai dengan diperjalanan pulang.

Berdebat memanglah ke ahliannya, namun cowok itu pandai sekali mengilah dengan kalimat oh berarti lo ingkar janji.

"Argh! Cowok gila!" teriak Alle melempar sepatu entah siapa yang sejak pagi ia pakai.

Alle melepas pakaiannya kemudian melemparnya asal. Biarlah, untuk saat ini ia harus meredam otaknya terlebih dahulu sebelum otaknya itu benar-benar akan pecah.

•••

"Gimana bisa si tai kenal sama ketos?" celetuk Panji sesekali menyesap rokoknya sambil bermain kartu. Sekaligus bertanya pada Arland yang nampak sibuk minum.

"Mereka pacaran, bang?" sahut Ben yang sama sekali tidak nyambung.

"Entah kenapa bocah tengik kek lo dikasih otak! Kan gue bilang kenal, ogeb!" oceh Panji membuang puntung rokoknya yang sudah habis ke arah Ben.

Sedangkan Ben hanya cekikikan tidak jelas melihat Kakak kelasnya itu emosi.

"Berita emberan dari mana, Maemun?" kata Galang melempar kartu ke tengah-tengah.

"Heh bocah comberan! Ini akurat ya," ujar Panji melirik sok sangar.

Revan yang sejak tadi asik bermain game online pun menoleh. "Gue juga liat tuh orang nyamperin si galak waktu selesai acara." ujar Revan kembali fokus.

"Saingan gue berat-berat ternyata." gumam Ansel sok mendramatis dan sontak saja mendapatkan cibiran bahkan lemparan kaleng bekas sana-sini.

"Gue mau cabut!" kata Varel tiba-tiba meletakan botol alkohol dan memakai jaketnya.

Arland mengangkat sebelah alisnya. Tumbenan sekali laki-laki itu ingin pergi sebelum menikmati pesta.

"Lah, cepet amat. Mau kemana lo?" todong Panji bingung.

"Ngapel!" jawab Varel datar, namun terdengar seperti ledekan oleh Panji.

"Owh, yang punya tunangan mah beda." cibir Edo memutar bola matanya malas.

"Malming.. Malming." timbrung Ansel ikuta-ikutan.

"Ciaa... Udah punya rasa nii yee!" ledek Panji heboh.

Varel memutar bola matanya malas. "Anak alay." ledek Varel nyelekit.

"Lo sekali ngomong pedesnya minta digelinding ya!" hardik Panji melempar kaleng minuman ke cowok berambut pirang itu.

Varel malah terkekeh dan melempar balik kaleng minuman itu. "Duluan." ucap Varel menepuk pundak Arland.

Arland hanya mengangguk singkat dan kembali meminum minumannya. Rasa pusing dikepalanya tidak membuat laki-laki itu berhenti minum, malah ia semakin menambah.

Tepat saat cowok itu ingin minum kembali, ponselnya bergetar menandakan ada pesan yang masuk disana.

Alex:

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang