🌻MBBIS🌻45

60K 3.4K 322
                                    

Happy reading🌹


Cinta memang se-dahsyat itu. Bisa memporandak hati dan pikiran kita secara acak dan bersamaan.

Di sini cinta bukan hanya tentang satu hati, melainkan tentang dua hati yang saling mengikat satu sama lain. Jika ada yang bilang cinta itu buta itu memang benar adanya.

Cinta tak memandang fisik maupun kekurangan dari seseorang. Cinta juga tak bisa menentukan di mana ia akan berlabuh. Karna cinta adalah bagian yang melengkapi satu sama lainnya.

Sesederhana itu memang.

Kini Mobile legend yang awalnya sangat menarik untuk di mainkan seketika mendadak bosan.

Padahal belum sampai lima menit Allea pergi, Arland sudah dilanda bosan yang teramat membosankan. Padahal baru saja gadisnya meminta izin pergi tadi. Tapi entah kenapa rindu selalu memuncak jika mereka berjauhan sebentar saja.

Ting!

Divsaat hendak menutup matanya pun langsung terbuka lebar saat mendengar ponselnya yang berdering.

My All❤

Aku masih banyak urusan, nanti ketemu dikantin.

Arland berdecak kesal. Pasti saat ini gadisnya tengah berduan dengan si Liam. Arlans langsung memilih menelpon gadisnya seketika dari pada membalas pesan tersebut.

"Kamu dimana?" tanya Arland lebih dulu.

"Ruang osis, masih banyak yang aku urus. Maaf gak bisa samperin kamu," ujar Allea seraya menggapit telpon di telinganya lantaran kedua tangannya saat ini sibuk bekerja.

"All geser dikit,"

Alis Arland menukik tajam saat mendengar suara Liam yang begitu dekat di telpon saat ini.

"Eh, sini Kak," kata Allea sama sekali tidak keberatan saat Liam mendekat.

"Aku ke sana sekarang!" ujar Arland langsung berdiri.

"Eh, hah kemana? Kamu mau kemana?" kata Allea benar-benar tidak fokus.

Kini Arland sudah keluar dari markasnya. Dan beruntung saja saat ini gerbang sudah dibuka oleh Pak satpam.

"Tunggu aja,"

Klik.

•••

Klik.

Allea mengerutkan keningnya saat sambungan itu di putus sepihak dari sana. Allea yang tidak merasa apa-apapun langsung meletakan ponselnya ke samping.

"Lo beneran mau berhenti nih?" tanya Liam sekali lagi. Nada bicaranya terdengar tidak merelakan.

"Surat pengunduran udah gue kasih ke kepala sekolah, Kak," ujar Allea mengulagi kalimat yang kesekian kalinya.

Liam tersenyum tipis. "Kita bakal kangen banget sama ketua kaya lo, All," kata Liam sedih.

Allea tertawa renyah. Ia pun padahal sedih jika harus berpisah dengan semua anggota osis di sini.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now