🌻MBBIS🌻52

48.1K 2.9K 186
                                    

Happy reading🌹



Bolehkah ia mengeluh? Menangis seraya menjerit pedih akan yang ia alami saat ini?

Rasanya tak bisa dijelaskan lewat kata-kata. Pedihnya sama sekali tidak bisa digambarkan oleh pancaran mata, dan kecewanya sangat sulit untuk dibaca.

Semuanya sudah terjadi. Berlalu dan meninggalkan luka yang begitu mendalam. Jika, bisa ia pun tidak ingin semuanya terjadi.

Dipojok kamar yang gelap itu, terlihat salah satu cowok yang tertidur dengan keadaan menyamping tak beraturan. Badannya dikasur sedangkan kedua kakinya menjuntai ke bawah.

Matanya menusuk dalam ke atas. Tangannya terkepal erat seiring matanya yang kembali memanas. Pikirannya melayang pada beberapa hari lalu saat ia tidak sengaja melihat gadisnya bersama mantan sahabatnya sendiri.

Ia pikir gadisnya akan jujur. Ia pikir gadisnya akan bercerita dan ia pikir gadisnya akan menjelaskannya.

Dan semua itu hanyalah pemikirannya.

Terlebih mengingat ciuman itu, laki-laki itu tidak akan bisa mengontrol emosinya.

"Akh! Keparat!"

Prang!

Lagi. Lampu tidur yang ada disampingnya menjadi sasaran amukan cowok itu sehingga pecah mengenaskan dibawah sana. Laki-laki itu mengacak rambutnya dan memilih keluar kamar untuk sekedar minum.

Arland, laki-laki itu membuka pintu agak sempoyongan. Mengingat banyak sekali alkohol yang masuk ke tubuhnya malam itu.

Langkah Arland lantas terhenti saat beberapa meter dari sofa. Matanya terus menatap satu objek yang tengah tertidur lelap disofa panjang miliknya.

Berusaha mengabaikan, nyatanya laki-laki itu kalah dengan egonya sendiri. Arland malah menghampiri Alle dan berjongkok didepan gadis yang nampak terlelap dengan memeluk tubuhnya.

Hidung gadis itu masih terlihat memerah dengan bercak air mata yang menghiasi wajah cantiknya. Arland yakin gadis itu baru saja tertidur, karna melihat air mata yang masih mengenang disudut matanya.

Namun, ia sudah terlanjur kecewa bahkan sangat. Waktu ia mengatakan break, sebenarnya itu bukannya tanda putus, melainkan Arland ingin mereka menenangkan diri terlebih dahulu sekaligus mengintropeksi diri masing-masing.

"Maaf udah buat kamu nangis, tapi jujur aku masih kecewa sama kamu." bisik Arland mengecup kening Alle lama.

Kemudian laki-laki itu berdiri kemudian mengangkat tubuh sintal gadis itu supaya tidur lebih nyenyak.

Setelah membaringkan dan menyelimuti Alle, Arland langsung keluar setelah menuliskan sesuatu dilembar kertas kecil miliknya.

Mungkin untuk beberapa hari ini, ia akan pergi untuk menenangkan pikirannya.

•••

Mentari lebih dulu menyelusup kecil dicelah-celah gorden silver itu sebelum kicauan burung sempat membangunkan gadis manis yang masih terlelap itu.

Matanya mulai mengerjap, merasakan perih dimata akibat menangis hampir semalaman.

"Arland!" seru Alle langsung bangkit dari kasur. Diliriknya seluruh penjuru ruangan, laki-laki itu tidak ada disini.

Alle pun langsung bangkit dan berjalan tertatih-tatih akibat kakinya yang masih sakit dan nyeri.

"Arland kamu dimana?! Arland! Aku tau kamu gak mungkin ninggalin aku!" teriak Alle menggema diseluruh ruangan.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang