🌻MBBIS🌻08

70K 4.1K 182
                                    

Happy reading🌹




Kedua remaja tampan itu memasuki pekarangan rumah mewah seseorang dengan santainya. Mereka pernah mendengar, jika ada yang bertamu, pasti tuan rumah itu akan mengatakan anggap rumah sendiri aja. Maka dari itu mereka masuk ke dalam tanpa rasa segan-segannya. Karna kalau menurut mereka, rumah temen rumah mereka juga.

"Arland kampret!" teriak Panji menggema diruang tengah. Keduanya pun langsung duduk disofa empuk disana.

"Kecilin suara lo bego!" sembur Varel meraup wajah Panji kesal.

"Ahh tai lo! Mana tangan lo bau iler lagi!" cerocos Panji mengusap wajahnya dengan tisu yang selalu ia bawa kemana-mana.

"Halah!" lagi dan lagi Varel meraup wajah Panji kasar.

"Mana sih si tai? Kan lelah cogan nunggu." decak Panji memulai aksi alaynya.

"Masih kebo kali," sahut Varel menyalakan sebatang rokok.

Keduanya pun memilih menunggu. Toh, ini juga masih pagi, jadi mereka memilih asik disini sambil menunggu laki-laki itu keluar.

Ceklek.

Keduanya lantas menoleh saat pintu kamar dari samping terbuka lebar. Memperlihatkan wanita dewasa yang nampak seksi dengan balutan lingeri tipis, bahkan dapat menampilkan dalaman wanita itu.

"Sumpah, gak tau malu banget." bisik Panji merasa jijik. Wanita yang menjabat sebagai ibu tirinya Arland itu berjalan santai menuju mereka berdua.

"Nungguin Arland, ya?" tanya Siska dengan senyum menggodanya. Karna saat ini Arnold tidak ada dirumah, jadi Siska bisa bebas keluar dari kamar menggunakan pakaian seksinya.

"Iya, bu." jawab Panji dengan tampang dosanya. Varel menahan tawanya,

Siska lantas melotot. Usianya baru 27 menginjak 28. Apakah ia setua itu?

"Hum.. Kalian bisa panggil saya tante aja." kata Siska tidak tahu malunya masih berdiri didepan mereka dengan keadaan yang sangat menjijikan.

Varel dan Panji saling melirik sekilas. Sungguh, apakah urat wanita itu sudah putus.

"Gak cocok deh, iya gak Rel?" ujar Panji melirik Varel.

"Iya, tua gitu." jawab Varel acuh. Panji seketika tergelak sedangkan Varel hanya melirik Siska sekilas acuh.

Siska berusaha tetap tersenyum. "Yaudah, tante mau panggilin Arlandnya dulu." ujar Siska bersorak dalam hati. Jadi ia mempunyai alasan untuk masuk ke kamar laki-laki pujaannya itu.

Siska yakin, Arland tidak mungkin tidak tergoda akan dirinya.

"Eh gak usah! Dia gak terima kuman masuk ke kamarnya!" cegah Panji langsung berdiri bersama dengan Varel.

Kedua sahabatnya itu sudah tau apa yang terjadi nanti jika wanita itu masuk ke dalam kamarnya Arland dengan sengaja, dan wanita itu akan memberikan alasan bahwa mereka berdualah yang menyuruh.

"Doh sono balik!" usir Panji kemudian melenggang pergi menaiki anak tangga bersama Varel.

Dibawah, Siska mengepalkan tangannya erat.

"Woy tai! Bangun napa?!" teriak Panji langsung menghempaskan diri ke king size milik Arland.

"Bangun woy! Udah pagi." kini giliran Varel yang mengoceh.

Arland membuka matanya perlahan. Rasa sakit dikepala akibat alkohol masih menyerang.

Bugh!

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now