🌻MBBIS🌻58

58.8K 3K 200
                                    

Happy reading🌹



Dunia rasanya seakan hampa jika mereka berpisah sedetik saja. Sejak pagi hingga malam menjelang. Kedua insan itu sangat lengket bak perangko beserta lemnya, tak bisa berpisah sedetik saja.

Bahkan Alisha sampai dibuat geli oleh kedua remaja itu. Memang sejak sore Arland dan Alle memilih untuk melanjutkan quality time mereka disini. Sekaligus menemani Alisha yang kesepian dirumah.

"Arland baru pergi, sayang. Dia gak bakalan balik juga kalau kamu tungguin didepan pintu." ejek Alisha menggeleng geli melihat kelakuan sang anak.

"Bunda ih," kata Alle meringis malu. Memang sejak tadi Arland berpamitan untuk membeli makanan untuk mereka berdua karna Alisha sudah makan sejak tadi.

Karna Alisha pikir kedua remaja itu sudah makan, makanya wanita paruh baya itu hanya memasak untuknya sendiri. Oleh karna itu Arland melarang Alisha untuk memasak, karna kasian kalau Alisha harus memasak ulang, pikir Arland.

Dan Alle pun merasa bersalah karna sudah membiarkan ibunya makan sendirian.

"Bunda beneran mau ke toko? Kapan?" tanya Alle saat mereka berdua duduk disofa.

"Abis isya aja, nanti pulangnya bunda usahain gak larut banget." ujar Alisha yang tengah menyiapkan tasnya.

Alle mengangguk paham. "Nanti biar Arland jemput bunda, karna Arland juga gak bakalan pulang katanya sebelum bunda balik." ujar Alle menatap sang ibu.

Senyum jahil terbit wanita paruh baya itu. "Kalian romantis banget sih, bikin bunda jadi iri." goda Alisha.

Alle terkekeh kecil kemudian memeluk sang ibu erat. "Bunda selalu dihati Alle. Dan, kalau bunda iri makanya Om Ken diterima aja." kata Alle balik menggoda.

Wajah Alisha nampak memerah. "Apaan sih kamu. Sana siapin piring, kayanya bentar lagi Arland bakal dateng." kata Alisha mendorong anaknya itu dengan tatapan sebal.

"Jadi sekarang mulai rahasian nih sama Alle?" kata Alle semakin gencar. Alle memang tidak tau pasti siapa Om Kenzo atau Ken itu sebenarnya. Yang pasti para pegawai sering melihat keakraban sang ibu, dan bahkan kadang Om Kenzo sering terang-terangan datang ke toko hanya untuk menemui sang ibu.

"Kamu ya. Udah ah, bunda mau siap-siap." Alisha langsung saja beranjak menuju kamarnya. Sebelum anaknya itu akan mengintrogasinya lebih lanjut.

Alle terkekeh geli melihat reaksi ibunya yang nampak malu-malu kucing. Alle pun akhirnya memilih ke dapur karna mungkin memang benar Arland tak lama lagi akan datang.

Karna melihat ada tumpukan cucian. Alle pun langsung membereskannya karna mungkin sang ibu pasti lupa untuk mencucinya.

Hop!

"Astaga! Arland ihh!" Alle sontak berbalik dan menatap laki-laki yang malah menyegir karna membuatnya kaget.

Arland tanpa tau malu malah memeluk Alle dari belakang. Menaruh wajahnya tepat dicerukan leher gadis itu. "Arland ih! Jangan ganggu," omel Alle memukul tangan jahil Arland.

Arland mencebik. "Kangen tau," bisik Arland mengecup leher Alle sekilas. Dan itu membuat Alle kembali meremang.

"Gak usah modus!" sembur Alle saat Arland misah-misuh dilehernya.

Arland lantas saja cengengesan. "Kok rambut kamu digerai? Gak gerah emang?" tanya Arland mengumpulkan rambut Alle jadi satu.

Tatapan sinis pun langsung mengarah ke Arland. "Menurut kamu?" tanya Alle balik seraya berkacak pinggang.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now