🌻MBBIS🌻56

57.1K 3.4K 312
                                    

Happy reading🌹


Malam harinya Alle nampak termenung sesekali menekan-nekan perutnya yang terasa sakit. Sakit antara haid atau lapar. Sebenarnya tadi ia sudah makan, bahkan nambah menjadi dua piring. Tidak ayal lagi memang, jika ia datang bulan pastinya selera makannya meningkat dan agak sensitif. Padahal ini haidnya yang ke lima, besok pasti sudah selesai.

"Allea!"

"Nasi goreng pedas!" seru Alle langsung melompat dari atas kasur. Memang sebelum sang ibu pergi ke toko tadi Alle sempat menitip nasi goreng langganannya, padahal ia sudah makan.

Sesampainya dibawah, gadis itu melihat sang ibu yang nampak membongkari belanjaannya.

"Nasi goreng Alle mana?" tanya Alle langsung duduk disamping sang ibu.

Alisha terkekeh. Anaknya ini jika sudah datang bulan mengalahkan orang yang tidak makan berhari-hari. Sangat rakus.

"Nih, sekalian bunda beliin gulali. Suka gak?"

Mata Alle sontak berbinar. "Gulali?! Bunda dapet dimana?" jerit Alle berlebihan memang, namun ia sangat menyukai makanan manis itu.

"Pasar malem. Baru buka dikomplek sebrang," jawab Alisha mengeluarkan kue yang ia bawa dari toko.

Alle yang tengah melahap nasi gorengnya pun sontak tersedak. Membuat Alisha panik dan langsung berlari mengambilkan air putih.

"Pelan-pelan makanya. Gak ada yang minta makanan kamu juga." omel Alisha menyodorkan air putih.

Alle pun segera meraihnya dan menegaknya hingga habis.

"Pasar malam? Bunda serius? Kapan buka?" cecar Alle sangat antusias. Rasanya ia ingin mengajak Arland untuk ke pasar malam, mumpung malam ini malam Minggu pikir gadis itu.

"Semalem kayanya. Kenapa mau kesana?" tanya Alisha melirik keantusiasan sang anak.

"Mau banget!! Pokoknya Alle harus kesana malam ini juga. Bey bun, makasih nasi gorengnya." seru Alle kegirangan dan langsung naik ke atas. Pasalnya nasi gorengnya sudah habis.

Sedangkan Alisha hanya bisa menggeleng pasrah. Alle memang sangat menyukai pasar malam. Tidak heran lagi jika gadis itu sangat antusias saat mendengarnya.

Sesampainya dikamar, Alle langsung tiarap dan mendial nomor sang kekasih.

Tak lama kemudian vicdal yang ia lakukan pun diangkat.

"Arland!" seru Alle melebarkan senyumnya.

Arland yang disebrang sana tengah minum didapur pun langsung menjawab. "Tumben kamu video call aku, kenapa?" tanya Arland meneliti wajah gadisnya. Sangat berbeda dari biasanya, ada rasa gembira dikedua gadis itu.

"Land ada pasar malem!" seru Alle kembali.

Arland menyerit sebentar, kemudian tersenyum. "Aku otw rumah kamu, siap-siap."

Alle tersenyum lebar. Sungguh, kekasihnya ini sangat peka sebagai laki-laki. Padahal ia belum meminta cowok itu datang.

"Siap bos! Hati-hati ya, terus dijalan jangan lupa beliin coklat." kata Alle menyegir diakhir kalimatnya.

Arland terkekeh seraya mengangguk. "Ada lagi Tuan putri?"

Alle mengangguk. "Kamunya jangan sampe lecet ya, aku gak mau nanti pas dipasar malam orang ngira aku bawa gelandangan. Hahah..." niatnya sebenarnya ingin menasehati supaya laki-laki jangan terlalu ngebut dijalanan, eh malah jadi ledekan.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang