🌻MBBIS🌻15

66.4K 3.5K 24
                                    

Happy reading🌹


Pagi ini hari sangat cerah, terlihat dari matahari yang sudah terbit terang saat pagi mulai menjemput. Hari ini adalah hari senin, dimana seharusnya ia yang bertugas menjaga kedisiplinan semua murid saat mau mengikut upacara. Namun, karna ia sedikit tidak enak badan, maka tugasnya akan digantikan oleh Liam.

Kali ini, Alle dijemput oleh Rangga sahabatnya dari kecil. Sebenarnya, tidak ada kata sahabat di antara laki-laki dan perempuan. Karna suatu saat, pada akan luluh dari salah satu pihak.

Dan, ia mengakuinya sekarang. Entah perasaan sebatas sayang saja atau benar-benar sayang. Alle pun tidak mengerti, disisi seperti ini ia sangat bahagia diperhatikan oleh sahabatnya. Disisi lain, ia juga harus memastikan apakah ia benar-benar menyukai sahabatnya ini.

Jika benar apakah ia akan mengutarakannya?

Pernyataan bodoh! Bagaimana pun, Alle tidak akan pernah mau merusak persahabatan mereka hanya karna kata yang bernama CINTA.

"Hati-hati, gak usah capek-capek. Kalau sakit langsung izin ke uks aja." ingat, ini sudah pernyataan ke enam yang laki-laki itu ingatkan kepadanya. Alle yang ada dibelakang motor memilih diam, karna ia sudah bosan mendengar sederet kalimat itu.

"Denger gak?" ujar Rangga memberhentikan motornya didepan pagar sekolah Alle.

"Bawel kek emak-emak!" sembur Alle berupaya menutupi rasa bahagianya.

Rangga nampak mendengus. "Mending gak usah sekolah, All. Tuh kaki masih sakit kan?" kata Rangga menatap gadis didepannya.

"Lebay! Lagian hari ini gue masih ada rapat, kan gak enak kalau gue gak ada." ujar Alle memperbaiki tatanan rambutnya yang sedikit awut-awutan.

"Gak usah caper juga," sentilan pun langsung mendarat didahi gadis manis itu.

"Ngeselin lo. Udah balik sana," usir Alle mengusap dahinya agak sakit.

Rangga malah terkekeh dan mengacak rambut gadis didepannya gemas. "Oh ya, All. Gue kayanya gak bisa jemput lo pulang nanti. Mau latihan futsal. " ujar Rangga menundakan kepergiannya sebentar demi memberitahu hal itu.

Kecewa? Tidak! Alle tidak mau egois.

"Yaudah, gak papa. Gue juga mau ke toko bunda nanti." jawab Alle tersenyum.

Rangga pun mengangguk. Kemudian laki-laki itu pun berlalu pergi.

Alle pun tersenyum tipis kemudian masuk ke dalam area sekolah, dilihatnya Liam sudah stay disamping gerbang dengan tubuh tegapnya.

Senyum yang sedari tadi mengembang diwajah laki-laki tampan itu pun seketika redup, digantikan rasa cemas dan raut khawatir saat melihat Alle.

"All lo kenapa? Kok luka-luka gini?" tanya Liam menghampiri Alle yang masih didepan area sekolah.

Gadis itu malah terkekeh pelan. Semua orang terlalu khawatir pikir Alle. "Gue gak papa, cuma keserempet kecil." beritahu Alle santai.

"Sampe luka gini," tanpa rasa ragu, Liam menyentuh luka parut dipelipis Alle, membuat gadis itu tersentak kaget. Sampai keduanya sama-sama tersentak karena sesuatu.

"Ekhm.. Ini masih pagi loh." suara Safira lantas cekikan dari belakang kedua remaja itu.

Liam lantas berdeham dan memundurkan sedikit langkahnya. Laki-laki itu nampak sedikit gugup.

"Rok itu dipanjangin bisa gak? Kebiasaan." cibir Alle melirik rok Safira yang pendeknya melebihi atas lutut.

Safira hanya mendengus mendengar penuturan nyelekit itu. "Untung gue masih pake rok," jawab Safira santai.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now