🌻MBBIS🌻20

68.2K 3.5K 70
                                    


Happy reading🌹


Mulai detik ini, ia sudah resmi menjadi kekasih sahabatnya sendiri. Entah bagaimana caranya ia mengungkapkan rasa bahagia ini. Rasanya sangat sesak oleh kebahagiaan. Namun, ada rasa aneh juga menyergap masuk.

Alle tidak tau itu, yang pasti saat ini ia hanya ingin menikmati rasa yang singgah dihatinya.

Seperti hari biasa-biasa sebelumnya, Alle akan menunggu jemputan sahabatnya dipagi hari. Ups, ralat sang pacar. Karna kini kata sahabat sudah berganti status.

Tin!

Alle tersenyum lebar kemudian segera menuju ke gerbang luar. Tentunya setelah berpamitan dengan sang ibu.

"Pagi!" sapa Rangga ceria.

Baru saja ingin menyapa balik, matanya menangkap sesuatu yang sangat tidak enak untuk dilihat.

"Lo kenapa? Berantem?" tanya Alle mendekat, bohong jika ia tidak khawatir saat melihat wajah lebam kekasihnya saat ini.

Rangga menggeleng seraya tersenyum. "Nabrak becak, terus abang-abangnya ngamuk deh mukulin gue." canda Rangga seraya menyerahkan helm kepada Alle.

Alle sontak memukul lengan cowok itu. "Serius, Rang lo kenapa? Berantem?" ujar Alle naik ke motor ninja itu.

Rangga tidak menjawab. Ia segera melajukan motornya sebelum mereka terlambat nanti. "Rangga!" kata Alle kesal.

"Gak papa, All. Cuma luka kecil." kata Rangga tenang.

Alle memberenggut kesal seraya mengalihkan pandangannya ke arah lain. Apa salahnya jika ia khawatir?

"Sayang." sontak Alle menoleh dan memukul penunggu cowok itu keras.

"Jijik! Panggil nama aja bisa?" ketus Alle bergidik.

Rangga sontak tertawa kecil. "Nahh sampai," seru Rangga memberhentikan motornya didepan gerbang sekolah Alle.

Alle pun segera turun. Dan menatap sebal Rangga. "Kali ini lo lolos, balik sekolah bakal gue introgasi." kata Alle dengan nada mengancam.

"Elah, All. Kek gue penjahat aja." kekeh Rangga sama sekali tidak takut akan ancaman pacarnya itu. "Masuk gih, masa iya ketos telat." ujar Rangga lagi.

"Hati-hati," kata Alle seraya menatap Rangga yang sudah berlalu.

Baru saja melangkah kan kakinya menuju gerbang. Matanya melirik Arland yang berdiri seraya bersedekap disebuah tembok besi yang tak jauh dari gerbang.

Tanpa mau mengucapkan sesuatu, laki-laki itu langsung menyerahkan paper bag yang sudah pastinya berisi kotak bekal yang ia antar waktu itu.

"Masakan lo asin."

What?! Alle kira cowok itu akan mengatakan terima kasih, namun malah sebaliknya?!

"Lo bilang apa tadi? Asin? Kalau gak enak kenapa dimakan?" sembur Alle langsung ngegas. Padahal masih pagi, ada aja yang nyemburin api.

"Gue buang!" kata Arland datar. Lain halnya dengan Alle yang sudah nampak berapi. Enak sekali cowok itu!

"Lo pikir bikinnya gak capek hah? Asal buang aja. Mulai hari ini gue ogah jadi babu lo!" kata Alle hendak melenggang pergi, namun sialnya lengannya sudah terlebih dahulu dicekal.

"Tinggal 6 hari lagi, nikmatin." senyuman miring itu mengakhiri perdebatan mereka bedua. Arland sudah terlebih dahulu meninggalkan Alle yang nampak berapi-api ditempat.

•••

Jam pelajaran pertama pun dimulai. Jam pertama adalah pelajaran olahraga, dimana pelajaran yang ia sukai. Terik matahari yang menyengat membuat para gadis sekelasnya enggan sekali melangkah menuju lapangan.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now