...✶Capter 3✶...

1K 87 0
                                    

Diray tercengang melihat nya dan tanpa berkedip melihat gadis itu ia sangat shock ternyata gadis itu...

➖➖VOTE➖➖

            Gadis itu pun melepaskan tali yang mengikat tubuh Diray, Diray pun dapat berdiri tegak dan bernafas lega ia menatap gadis cantik di hadapannya.

"Nama lo siapa?" tanya Diray mengerutkan kening nya.

"Buat apa kamu tau?" tanya balik gadis itu cuek. Diray menghela nafas kasar dan memutar bola matanya baru kali ini dia menemui gadis seperti ini biasanya kalau di sekolah semua gadis pasti tunduk.

"Ka-kamu gak takut sama aku?" tanya Gadis itu memberanikan diri menatap Diray.

"Buat apa takut? kita kan sama-sama manusia," jawab Diray membuat gadis itu terkejut hingga meneteskan air matanya yang bening.

"Kenapa nangis? Bukannya tadi lo ngatain gue pencuri?" tanya Diray malas.

"Ba-baru kali ini ada yang bilang aku manusia," jawab gadis itu menghapus air matanya Diray terhenyak atas penuturannya ia tak tau harus berbuat apa.

"Arsha!" panggil seseorang membuat keduanya menoleh ke arah suara itu, tampak lah seorang laki laki dengan stelan jas putih dan celana putih mungkin dia seorang dokter.

"Siapa dia?" tanya nya menatap Arsha yang ketakautan. "Hai Pak, nama saya Diray saya gak sengaja ketemu dia," jawab Diray cepat.

"Kenapa kamu ada disini?" tanya Dokter itu.

"Saya mau..., bentar lagi saya pergi" jawab Diray merasa bersalah.

"Biarkan saja dia disini sebentar, aku hanya...butuh teman," ucap gadis yang bernama Arsha itu.

✦✦✦

        "Saya begitu prihatin dengan keadaan nya, ia di asingkan oleh kedua orang tuanya dia hanya hidup dengan seorang Omah, saya ini adalah dokter pribadi Omah nya setelah banyak kejadian terlewati Omah meninggal 1 tahun yang lalu..." ucap dokter yang bernama John kini ia dan Diray sedang berada di ruang tamu rumah gadis yang bernama Arsha itu.

"Arsha begitu kesepian tidak punya teman, ia hanya punya Omahnya dan saya, saya menjadi tempat curhatnya, tempat berbagi, dan bermain. Dan saya juga yang mengajarinya belajar tentang mata pelajaran layaknya di sekolah" lanjut dok John.

"Lalu kenapa Arsha, memiliki suatu kutukan?" tanya Diray penasaran.

"Itu bukan kutukan, juga bukan sihir, namun keunikan. Dia mempunyai itu sejak lahir dan entah bagaimana prosesnya saya juga tidak tahu," jawab Dok John.

"Terus kenapa dia tak tinggal di kota aja? Kenapa harus di tempat yang kayak gini?" tanya Diray lagi.

"Karena orang-orang di luar sana kejam, namun kini ia sudah bisa mengendalikan keunikan kucing itu, dia bisa berubah kapan pun ia mau," jawab Dok John yakin. Diray mengangguk anggukan kepalanya tanda paham, dan tiba tiba ide gila muncul di benaknya.

"Apa saya boleh membawanya pulang? hhm-maksud saya, di rumah...saya hanya tinggal berdua dengan kakak saya" kata Diray dan merutuki dirinya karena kebodohan ini. Dok John tampak terkejut dan detik berikutnya tertawa lepas membuat Diray heran.

"Tentu saja boleh, itulah yang saya inginkan! Semoga dia bisa menurut padamu, oh ya ini alamat saya jika terjadi sesuatu padanya tolong hubungi saya," kata Dok John dan melangkah menuju laci dan mengeluarkan koper kecil seukuran buku tulis.

"Ini beberapa obat dan suntikan jika dia merasa sakit maka suntikan saja ini," ucapnya dan memberikannya pada Diray.

"Emangnya tidak apa-apa Dok?" tanya Diray ragu.

"Tak apa, saya percayakan semuanya padamu, tolong jaga dia, menurut saya dia akan sembuh bila banyak orang yang menyayangi nya," jawab Dok John.

"Baik saya mengerti" seru Diray dan tersenyum hangat.

" Miaw..." seru seorang gadis menghampiri.

"Arsha berhenti mengeluarkan suara seperti itu," ucap Dok John dan membuat Arsha tersenyum.

"Arsha dengarkan saya, kamu ingin punya teman banyak kan?" tanya Dok John dan gadis itu mengangguk.

"Maka dari itu ikut lah dengan dia, dia akan menjagamu turuti kata-katanya seperti kata-kata dokter, kamu....Mengerti kan?" tanya Dok John lagi.

Arsha memiringkan kepalanya, dan mengerutkan dahi. "Aku? akan hidup seperti...manusia?" tanya Arsha satu pertanyaan yang sungguh menyayat siappun yang mendengar dan melihatnya.

"Iya! Berhenti berpikir bahwa kamu kucing! Kamu adalah manusia sama seperti Dokter dan Diray kamu paham?!"

"Iya, aku paham dokter."

"Tidurlah, besok kamu boleh pergi," Arsha pun menurut dan segera masuk kedalam kamarnya, dan matanya beralih pada Diray.

"Istirahatlah kau juga, kamarmu di sebelah sana saya gak akan mengizinkan kalian pergi malam-malam, saya harus pergi jika besok pagi kalian pergi tutup semua pintu dan jendela," ucap Dok John dan berlalu dengan koper prakteknya.

Diray melangkah memasuki kamarnya, sangat menakjubkan! Ia tak pernah punya kamar semewah ini, ia pun menutup pintu dan berbaring di ranjang empuk ini Ia teringat sesuatu, teman temannya!

Hiking Friends

@Diray45

Bro! Sorry yah gue gak bisa balik dan lanjutin hiking nya besok

@Alners
Lo dimana brur?

@Vino
Lo baik-baik aja kan?

@Devan91
Sorry yh, gara gara kita lo jadi susah pulang

@Vino
Salahin aja si devan

@Alners
2

@Devan91
Mati aja kalian!

@Diray45
Gakpapa pokoknya gue baik baik aja, bawain barang-barang gue yh ke rumah. Gue udah bilang Kak Dina

♡✴✴♡

The Cat Girl ✶Completed✶Where stories live. Discover now