...✶Capter 10✶...

546 52 0
                                    

          "Gue punya hadiah buat lo" kata Diray pada Arsha saat keduanya telah memasuki kelas pagi ini

"Hadiah? Hadiah apa?"tanya Arsha mulai penasaran.

Diray merongoh tasnya dan memberikan kardus kecil yang di bungkus kertas berwarna cokelat, Arsha menerimanya dengan senang

"Boleh aku buka sekarang?" tanya nya berseri.

"Boleh, tapi lo harus janji gak boleh sampai ilang" jawab Diray yang segera diangguki oleh Arsha ia membuka nya dan tampak aneh dimatanya, namun ia tersenyum setelah melihat isinya yaitu sebuah ponsel

"Wah! Buat ku? Kapan beli nya? Kok aku gak diajak" seru Arsha tersenyum menatapnya

"Rahasia, namanya juga hadiah" kata Diray menahan senyumnya, dan merebut ponselnya

"Sini gue masukin nomor gue, telepon gue saat lo butuh bantuan" kata Diray lalu memberikannya lagi "Dan...jangan ada nomor cowok selain gue" sambungnya

"Kenapa? Inikan sudah jadi milikku berarti tidak apa-apa dong" kilah Arsha terkekeh.

"Liat aja kalau ada, gue ambil lagi" ucap Diray berpura pura marah.

"Kenapa sih" cibir Arsha dan memasukannya kedalam tas, lalu ia melihat Rayen yang baru datang

"Kamu sudah sembuh?" tanya Arsha tersenyum kearahnya.

"Eh? Iya"jawab nya Singkat dan duduk di bangkunya.

"Dasar kulkas" cibir Diray menatapnya, Rayen hanya tersenyum tipis membuat Diray bergidik ngeri

"Aku mau ketoilet dulu"kata Arsha dan pergi meninggalkan Diray yang sedang menenggelamkan wajahnya di atas meja

Arsha berjalan di koridor yang masih lenggang dan berbelok lalu masuk ke toilet, beberapa menit ia keluar dan berjalan kembali di tengah jalan ia melihat Tina yang sedang menata dagangan di kantin, Arsha menghampirinya karena penasaran

"Hai Tina! Sedang apa?" sapa Arsha dan tersenyum manis

"Kelihatannya lagi apa?"alih alih balas menyapa Tina malah bertanya balik dengan cuek

"Tina, jangan seperti itu nak" ucap seorang wanita paruh baya menghampiri dan membantu Tina menata dagangan

"Siapa nama mu nak? Jarang sekali lho ada yang mau jadi teman Tina" ucap wanita itu ramah

"Ish, Ibu apaan sih" keluh Tina

"Nama saya Arsha Bu, entah kenapa saya sangat ingin berteman dengannya" kata Arsha tersenyum simpul.

"Oh begitu ya, yaudah sana Tina, kamu masuk kelas saja disini biar Ibu gakpapa" kata Wanita itu ramah dan mendorong tubuh Tina menjauh

Tina hanya menghela nafas dan menurut ia pun berjalan diikuti Arsha

"Dia Ibu mu yah?"tanya Arsha, Tina hanya mengangguk dan tersenyum tipis.

"Kamu sangat beruntung bisa melihatnya setiap hari, sedangkan aku. Aku tak bisa melihatnya ataupun mengingat wajahnya" seru Arsha, Tina menoleh dan mulai tertarik pada topik ini

"Kemana Ibu lo?" tanya Tina akhirnya, Arsha hanya menggeleng dan tersenyum hambar

"Sejak lahir aku tak pernah melihatnya ataupun mengenal namanya, sejak lahir Omah yang selalu ada dan merawat ku"J
jawab Arsha membuat Tina iba.

"Aku sangat ingin bertemu dengannya dan memeluknya, namun...itu hanya mimpi" sambung Arsha

"Kenapa gak coba nyari? Dan cari petunjuk" usul Tina.

"Aku mau, tapi...aku tak cukup nyali untuk bertanya pada siapapun tetang kedua orang tuaku, Omah ku sudah tiada"

"Lalu? Diray? Dia pasti tau semuanya" ucap Tina yakin namun Arsha menggeleng.

The Cat Girl ✶Completed✶Where stories live. Discover now