...✶Capter 25✶...

326 39 0
                                    

               Setelah sepeninggalan Diray kelas menjadi canggung bahkan beberapa orang berkaca kaca menahan tangis nya mendengar penuturan Diray 8 menit yang lalu

"Lo denger semuanya? Apa lo tega?"tanya Vino mengusap matanya yang berair perlahan beberapa murid maju dan menceklis dokumen itu Salsa pun menghapus air matanya dan menceklis dokumen lalu memberikan pulpen nya pada Ghea, Ghea dengan malas menerima dan menceklis nya begitu pun dengan yang lainnya

Arsha tersenyum melihat mereka yang akhirnya mau memberikan suara nya, Tina menepuk bahunya dan mengulas senyumnya

Beberapa menit kelas kembali normal, hanya saja bising di luar karena demo masih gerdengar bahkan reporter saja sampai datang yang ingin mengetahui berita pemojokkan seorang guru lebih lanjut

Sekolah terpaksa di free class kan karena semua guru sibuk dan belajar pun tak akan efektif untuk saat ini

Arsha, Tina, Rayen, Vino dan Evan pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka, rasanya ada yang kurang saat Diray tak ikut bergabung bersama

"Diray kemana sih? Main pergi aja, dia pasti tertekan" kata Vino mengaduk mie ayamnya tanpa selera.

"Apa yang akan terjadi selanjut nya pada Bu Maya?" tanya Tina penasaran.

"Serahkan aja semuanya sama bokap gue, dia pasti bantu kita kok" kata Evan acuh dan menikmati makanannya

Sedang asyik asyiknya mengobrol dan makan, mereka mendengar beberapa Siswi di kantin ini berbincang tentang Arsha dan kutukannya

"Jadi beneran dia?"

"Waah hot news banget yah, kemarin terungkap semuanya"

"Sayang nya tak ada yang mengabadikan moment nya, haha"

"Ya tuh, kalau ada pasti lebih seru"

"Direktur Wahyu pasti sangat malu"

Evan memejamkan matanya dan berdiri menatap mereka tajam, "Ngomong apa kalian?!" ucap Evan dengan dingin membuat mereka terdiam dan ciut, serta beberapa murid yang lainnya di kantin ikut terdiam

"Sekali lagi kalian bahas tentang itu, kalian gue bikin di skor satu tahun" kata Evan lagi, siswi yang tadi membicarakannya pun hanya terdiam tak tahu harus berbuat apa tak ada yang berani membantah Evan anak direktur itu

Evan kembali duduk di kursi nya semula, Arsha menatapnya "kau tak perlu melakukan itu, mereka punya mulut jadi bebas bicara apapun" ucap Arsha datar datar saja

"Apa? Mereka ngomongin lo" seru Evan tetap pada pendiriannya.

"Sudahlah, lagian kami juga tidak mau terus memperpanjang masalah ini jadi biarkan saja" kata Vino dan di angguki yang lain

"Apa yang terjadi dengan kalian?" tanya Evan merasa tindakkan nya tadi di hiraukan begitu saja

"Sudah biarkan saja, masalah kutukan ku itu tidak penting" jawab Arsha meyakinkan.

"Apanya yang gak penting? Itu sangat penting karena menyangkut lo juga" kata Evan tetap kekeh.

"Aku mengerti tapi bukan sekarang saatnya" seru Arsha dan membuat Evan mendengus sebal.

Beberapa menit mereka telah menyelesaikan makanannya dan memutuskan untuk kembali ke kelas, Arsha pamit kepada mereka untuk ketoilet ia menolak Tina untuk menemaninya

Di tengah jalan ia melihat Prilly yang duduk sendirian di koridor yang sepi di tangannya terdapat roti sandwich, Arsha baru ingat Prilly pasti merasa sulit karena kartu ATM nya di sita, Arsha segera pergi ke kantin dengan cepat dan membeli sekotak susu cokelat ketika ia kembali, ia melihat prilly memasuki toilet Arsha segera mengikutinya

The Cat Girl ✶Completed✶Where stories live. Discover now