...✶EPILOG✶...

736 51 2
                                    

3 bulan kemudian....

        Riuh tepuk tangan memenuhi aula Campus UIG dari berbagai jurusan ikut bergabung untuk menyaksikan perlombaan pembuatan alat canggih oleh jurusan RPL/RPK.

Di deretan tengah terdapat Diray bersama timnya yang telah di resmikan 2 bulan yang lalu, Andirni duduk diantara Diray dan Devan juga Evan yang ikut menyaksikan perlombaan Rayen bersama tim nya babak terakhir.

"Akhirnya dia menemukan jati dirinya" puji Devan menatap panggung yang berdiri MC Tim Rayen dan tim lainnya.

"Saudara mu hebat," seru Andirni menyikut Diray yang juga merasa senang.

"Yah, anak rese itu berhasil sekarang," kata Diray tetap menatap panggung dan senyum nya terukir.

"....Saya selaku ketua mengucapkan terimakasih atas kerja sama tim saya dan dukungan teman teman semua...tim? Kalian hebat, sayang sekali kita tidak bisa mendapat peringkat satu tapi saya sangat bersyukur dapat mengembangkan hal yang baru..." ucap Rayen menatap tim nya yang mengangguk dan tersenyum haru.

"Walau pun kita peringkat ketiga itu tidak apa-apa bukan?, Terimakasih untuk para juri dan Prof.Gison yang telah mendukung hasil kerja tim saya, ini percobaan kami yang kelima hingga akhirnya dapat berhasil untuk kesekian kali nya gagal dan gagal, atas nama tim Ravitial kami mengucap kan Terimakasih..." lanjut Rayen dan menunduk hormat diikuti tepuk tangan yang meriah Rayen kembali bersama Tim nya dan saling berjabat tangan atas keberhasilan mereka.

"Gue hampir nangis" seru Vino menunjuk kedua matanya yang berkaca kaca.

"Ravitial!!" seru Alan semangat dengan menahan tangis.

"Mari lakukan yang terbaik" kata Tina mengangguk bangga.

Acara pun berakhir dengan sorakan dan ledakkan penembak warna warni memenuhi aula dan diiringi lagu dari anggota band Campus para Tim yang menang saling mengucapkan selamat begitu pun kepada yang tidak juga.

Penonton bebas hilir mudik kesana kemari sekarang, Devan dan yang lain menghampiri tim Ravitial dan saling memeluk bangga.

"Kamu hebat," seru Andirni memeluk Tina yang meneteskan air matanya.

"Terimakasih," sahut Tina membalas pelukannya.

"Bro, gue mau nangis liatnya," kata Devan memeluk Vino hingga ia sesak nafas.

"Nangis-nangis aja bre, sesak nafas gue nih," seru Vino menepuk nepuk punggung Devan.

"Lo sesak nafas gue yang rawat bree," sahut Devan tak peduli, mengundang tawa teman temannya yang lain.

"Selamat ya" kata Diray menjabat tangan Rayen dan menepuk pundaknya, Rayen malah menariknya dalam pelukan keras.

"Gue terhura bang!" seru Rayen seperti anak kecil memeluk abangnya.

"Terharu anjir." Diray mendorongnya menjauh mereka sangat senang sekali hari ini.

"Btw, Ravitial itu apa?" tanya Irfan menatap spanduk promosi tim Rayen.

"Itu diambil dari nama depan kami" jawab Alan tersenyum bangga mengingat nama yang mereka buat dan susun sendiri.

"Ra..yen, vino, tina, alan, woah keren" sahur Yogi tersenyum kagum.

"Nama tim orang bagus kita juga harus punya nama tim, kan kita udah resmi" kata Aldi.

"The Diray" Sahut Diray ngasal membuat semua orang menoleh.

"Apaan tuh? Itu cuman nama lo doang" seru Evan heran.

"Iya lah, The Diray, Diray, Irfan, Aldi, Yogi, sama kan kayak Ravitial" kata Diray sekenannya membuat tim nya mendengus sebal

The Cat Girl ✶Completed✶Where stories live. Discover now