...✶Capter 17✶...

370 43 0
                                    

             Sudah satu bulan lebih Diray tak mau keluar dari kamarnya, dan satu bulan lebih Arsha pergi kesekolah sendiri dan menerima pertanyaan dari beberapa guru dan teman-temannya, memang tidak mudah baginya menjalani sekolah tanpa Diray di samping nya

Acara study tour pun terpaksa tak dilaksanakan banyak orang yang kecewa tapi memahami kondisi Diray untuk saat ini

Di hari sabtu Arsha membersihkan rumah sudah lama ia tak membuka kedai karena tidak bisa memasak Ramyeon ala Sadina yang di sukai banyak orang, karena sekolah hanya masuk Senin-Jumat membuat Arsha bosan di hari libur Sabtu dan minggu

Vino selalu datang berkunjung kali ini bersama Rayen juga Tina mereka duduk di meja pelanggan, Arsha datang membawakan minuman untuk teman-temannya

"Gimana Diray? Apa udah mau keluar?" tanya Rayen penasaran, jujur saja ia rindu pada manusia yang menurutnya menyebalkan itu

Arsha menggeleng dan duduk di kursi, "Paling cuman ke kamar mandi saja" jawab Arsha menghela nafas

"Apa dia mau makan?" tanya Tina.

"Jika aku membawa sepiring dia hanya makan 3 sendok dalam sehari, terus aku selalu membawakannya makanan di pagi, siang dan malam dia hanya mau makan salah satu waktu itu dalam sehari" kata Arsha panjang lebar membuat mereka melongo begitu detailnya penjelasan Arsha

"Huh! Gue gak tau harus membujuk dengan cara apalagi" kata Vino putus asa dia meneguk minumannya sampai habis karena frustasi

"Dia harus makan dan tetap hidup seperti biasa" ujar Tina yang sejak tadi diam.

"Besok adalah hari ke 40nya kematian Kak Dina ia pasti keluar untuk kepemakaman" kata Arsha yakin.

"Kita gak bisa berbuat apa-apa lagi" keluh Vino mereka larut dalam pikiran masing masing sangat sulit membujuk anak satu itu apalagi kondisinya sekarang sangat tidak memungkinkan untuk diajak interaksi.

✦✦✦

Malam hari yang tak berbintang lagi Diray membuka jendela kamarnya dan menikmati angin malam ia mendengar suara mobil yang berhenti di depan rumah nya tampak seorang wanita menghampiri kedai dan di sambut ramah oleh Arsha dan seorang pemuda yang ia kenal juga ikut bergabung dengan dua wanita itu

Diray mendengus kasar menatap mobil itu yang tak lain adalah Evan dan ibunya pasti datang lagi untuk membawa Arsha tinggal di rumahnya

"Setelah tuhan ambil kak dina,apakah Dia akan membiarkan Arsha juga pergi diambil mereka?" tanya Diray pada diri sendiri dan membuat dirinya semakin terpuruk dengan kenyataan itu

Beberapa menit mobil itu pergi meninggalkan rumahnya, Diray perlahan menutup jendela dan berjalan keluar kamar bersamaan dengan Arsha yang muncul dari tangga

"Ada yang ingin kamu makan?" tanya Arsha menatap Diray, Diray tak berucap dan meneguk air putih

"Ngapain mereka datang lagi?" tanya Diray tanpa menoleh.

"Mereka...ingin aku ikut bersama nya" jawab Arsha dengan hati hati.

"Bagus pergi aja, lagian gue gak butuh orang lain, gue bisa hidup sendiri, bila perlu besok gue anterin dan bantu kemas barang-barang lo" kata Diray dan berjalan kembali menuju kamar nya namun langkahnya terhenti karena perkataan Arsha

"Apa kamu marah?" tanya Arsha tanpa ekspresi.

"Gak, kenapa gue harus marah itukan hak lo" jawab Diray tanpa membalikan badannya.

The Cat Girl ✶Completed✶Where stories live. Discover now