...✶Chapter 35✶...

306 42 1
                                    

           Andirni termenung menatap jalanan sepi pagi buta begini ia telah berada di Campus dan duduk di taman yang sepi, Hatinya berdesir dingin otak nya tak berhenti berpikir dan mengingat wajah nya pucat

"Apa yang aku lewat kan selama ini? Jika kutukan itu membuat ku lupa semuanya harus nya aku tak perlu menghilangkannya" gumamnya tanpa ekspresi, wajah cantiknya entah mengisyaratkan apa, Entah senang, Sedih atau kecewa

"Siapa diri ku sebenarnya?" tanya nya pada diri sendiri. Andirni menatap langit yang mendung awan abu abu bertebaran dimana mana menutupi langit biru dan matahari

Ia perlahan berjalan meninggalkan Campus satu tujuan yang ia tau sesuai informasi dari Evan semalam,sebuah Rumah Tua di pinggir kota

Andirni menaiki Bus dan duduk di dekat jendela angin semilir menerbak wajahnya membuat rambut pirang itu melambai, ia hendak bolos hari ini dan ingin mengorek masalalu nya itu sangat mengganggu pikirannya

Tak tahu apa yang harus di lakukan hidup sebagai orang terasing membuatnya tertekan ia pikir setelah kutukan itu hilang semuanya akan membaik, tapi kenyataannya semuanya terasa semakin menyakitkan

Beberapa menit bus pun berhenti, Andirni turun dan berjalan memasuki gang yang lenggang tampak beberapa anak sekolah SD dan SMP berangkat pagi ini

Andirni berjalan mengikuti arah peta canggih di ponselnya ia memasuki hutan kecil dan berjalan di jalan setapak yang tampak di penuhi daun daun kering rasanya baru pertama kali ia menginjakkan kakinya di sini

Beberapa menit ia menghentikan langkahnya dan melihat sebuah Rumah besar ia berpikir bahwa dulu pasti rumah ini mewah

Ia berjalan mendekati pagar itu dan memasuki pekarangan rumah yang luas semua tampak berdebu lampu lampu masih menyala seolah tak pernah padam sedetik pun

"Bagaimana cara nya masuk?" tanya Andirni melihat sekeliling semua tampak asing

"Oh ini rumah canggih, aku pernah melihatnya di Brisbane" gumamnya dan mendekati benda Lonjong di dekat pintu

"Apa masih berfungsi?" tanyanya mengusap benda itu.

"Buka pintu nya" seru Andirni berbicara pada benda itu namun tak ada reaksi apapun pada rumah ini

"Dia tak mendengarkannku, kenapa? Buka pintu nya" kata Andirni lagi memukul-mukul pelan benda itu perlahan pintu pun terbuka dengan suara reketan yang berkarat mungkin karena terlalu tua dan lama

Andirni memasuki rumah itu dan menutup otomatis, membuat nya kaget ia melangkah melihat sekeliling semuanya tampak bersih dan nyaman di dalam sini di bandingkan di luar yang kotor dan berdebu

Ia melangkah mendekati pigura foto ada banyak potret disana, seorang anak kecil cantik tengah di gendong seorang dokter yang ramah

Dan seorang nenek memeluknya di figura lain, dan banyak lagi yang lainnya, "Apa itu aku?" tanya Andirni dan menatap nya.

"Apa aku punya masa kacil yang indah?" gumamnya dan menaiki tangga menuju lantai dua, disana terdapat kamar dan beberapa benda yang usang, peralatan membuat layangan, kelereng berbagai warna, dan mainan lainnya

Andirni memegang kepalanya yang begitu sakit dan pusing ia membuka pintu balkon dan merasakan udara segar menerpa wajahnya, ia melihat bayangan seorang nenek yang awet muda tengah mengajarinya  merajut di sofa balkon ini, dan bayangan anak kecil tetawa bahagia berlarian kesana kemari membawa layangan di ikuti seorang nenek di belakangnya

Andirni menguatkan pandangannya yang kabur dan ia masuk kembali kedalam dan menuruni tangga perlahan, ingatan ingatannya mulai kembali wajahnya sembab airmatanya mengalir ia berjalan menuju sebuah kamar dan mengusap figura foto seorang nenek yang tersenyum bahagia

The Cat Girl ✶Completed✶Where stories live. Discover now