...✶Chapter 29✶...

287 43 0
                                    

VOTE yh

3 Minggu kemudian...
   
           Hari ujian Kenaikan Kelas pun tiba, semua kelas di pisah dan di pecah para murid memiliki kartu peserta masing masing dan ruangan yang telah di tentukan, Arsha menghela nafas lega karena ia satu ruangan dengan Diray setidaknya ia tidak merasa terlalu gugup

Absen dari huruf A-M di ruang 1 sedangkan absen dari huruf O-Z di ruang 2, Arsha merasa sedikit sedih karena ia dan Tina berbeda ruangan dan merasa kasihan juga dengan Ghea yang telah kembali masuk sekolah pisah ruangan dengan Prilly

Seorang pengawas dari sekolah lain pun masuk dan membuat semua murid hening, guru itu tampak galak dan segit saat membagikan kertas ulangan

"Jangan mencontek, jangan tengok kanan kiri, dan jangan berisik" ucap nya tegas, Ruangan 1 Kelas Bahasa 2 Hening dan senyap yang terdengar hanyalah suara sepatu hak seorang pengawas yang berjalan jalan mengontrol

Lain halnya dengan ruangan 2, ruang 2 tampak santai dengan guru yang ramah bahkan Rayen dan Tina saling melihat jawaban saat pengawas keluar di ikuti yang lainnya yang ikut menyontek juga

*jangan di tiru ya guys tapi kalau mendesak sih gpp:D

Ujian hari pertama pun selesai semua murid kelas 11 dan 10 keluar dari ruangan masing masing dan saling mencari temannya kala berbeda ruangan

"Aaah males deh ujian pen kabur aja" gerutu Vino menghampiri Diray dan yang lainnya di kantin

"Apaan? Lo nyontek juga masih bilang males"seru Rayen

"Lo juga sama" sahut Tina membuat Rayen cengengesan, Diray, Arsha, dan Evan hanya terkekeh melihat mereka, mereka menikmati makanannya

"Udah yok pulang, kita ke kedainya Diray" aja Vino semangat

"Wah lo yang teraktir" seru Alan yang tiba tiba datang bersama Devan

"Apa?"

"Horey Vino teraktir" potong Devan sumringah, mereka pun segera menuju parkiran untuk mengambil kendaraan nya masing masing Arsha dan Tina bersama Evan membawa mobil

Beberapa menit mereka pun tiba dan segera memasuki kedai Diray dan duduk di kursi pelanggan, Bu Maya menyambut ramah dan segera membuat Ramyeon untuk mereka

Arsha dan Tina membantunya dan membawakan ke meja mereka, mereka sangat menikmati Ramyeon nya dengan canda dan tawa yang begitu hangat, mereka berharap moment seperti ini bisa di ulang lagi lain waktu dan tidak ada lagi peselisihan dan kesalah pahaman

"Apa ini My Hope? Harapan saya?" tanya Tina menatap My Hope.

"Iya, tulis harapan mu seperti yang lain" jawab Arsh.

"Woah keren, gue mau buat harapan!" seru Alan.

"Gue juga"

"Gue ikut"

Mereka pun saling berebut pulpen tampak Tina merasa kesal dan menyesal tidak duluan menulis harapan

Arsha dan Diray tampak terkekeh melihat tingkah mereka, sementara Rayen membantu Bu.Maya mencuci piring karena paksaan dari Diray, dengan tujuan tertentu ia ingin Rayen akrab dengan ibu nya.

"Woah lihat lah harapan gue yang terbaik" seru Alan angkuh.

"Lo berharap apa Van?" tanya Devan pada Evan.

"Nih baca" jawab Evan singkat.

"Haha, lo masih berharap Rintan jadi pacar lo?" seru Devan mengundang tawa semuanya.

"Bodo amat yang penting harapan, dan cuma itu harapan gue" kata Evan tak peduli.

"Woah liat nih, harapan Tina ia berharap seseorang peka, hahaha" seru Vino mencairkan suasana.

The Cat Girl ✶Completed✶Where stories live. Discover now