...✶Capter 4✶...

993 78 3
                                    

        Diray membuka matanya karena cahaya matahari yang menyilaukan ia menguap dan merasakan tubuhnya begitu hangat ia pun terlonjak kaget ketika seekor kucing tidur meringkuk di atas perutnya.

"Waaa!"

"Miiiiauww!"

Kucing itu pun terlempar ke atas kasur dan berubah menjadi seorang gadis cantik.

"Lo ngagetin gue!" seru Diray mengatur nafasnya.

"Maaf ya, soalnya semalam aku kedinginan jadi kesini," ucap Arsha dan menguap lalu turun dari kasur.

"Jam berapa sekarang?" tanya Diray.

"Jam 9 pagi, kenapa?" tanya Arsha heran.

"Hah?! Jam sembilan pagi? Gue gak pernah bangun sesiang ini," jawab Diray dan merutuki dirinya.

"Cepat siap-siap, karena kita akan pergi!" kata Diray dan memasuki kamar mandi, begitu pun Arsha memasuki kamarnya kembali.

Beberapa menit keduanya telah bersiap, Diray terpukau melihat penampilan Arsha gadis itu memakai hodie agak longgar yang berwarna pink serta rok yang menutupi lututnya yang berwarna putih rambut panjangnya tergerai indah.

"Gimana cara menutupnya?" tanya Diray heran pasalnya tak ada kunci satu pun di rumah ini setelah ia periksa kesana kemari.

Arsha mendekati sebuah benda mirip mouse komputer yang menempel di samping pintu "Tutup semua pintu dan jendela serta tirai," ucapnya perlahan rumah ini menurut seperti sihir menuruti perintah sang tuan.

"Woah! Bagaimana bisa?" tanya Diray takjub.

"Omah ku yang membuat, dia seorang yang genius" jawab Arsha, keduanya pergi meninggalkan rumah ini.

✦✦

             "Apa!?"sentak Sadina pada Diray saat keduanya sedang di dapur.

"Kak, dia gak akan nyusahin kok aku jamin itu," seru Diray meyakinkan kakaknya.

"Tau dari mana kamu bisa jamin?!!"

"Taulah, gakpapa kan kak? Kali ini aja."

"Haduh! Aku gak tau apa yang akan terjadi selanjut nya, tadi pagi pak Satria datang dan nanyain tuh!"

"Di hari sabtu kayak gini?"

Sadina mengangkat bahu dan mencoba meredam emosinya, "Terus? kemana orang tua gadis itu?" tanya Sadina.

"Dia gak punya siapa-siapa lagi, makanya aku bawa dia," jawab Diray.

"Up to you deh"

"Thanks kak," seru Diray senang.

Di kedai...

"Gue gak yakin...tapi inilah nyatanya," kata Devan menatap Arsha yang kini sibuk dengan sepiring Ramennya.

"Apa benar dia gadis kutukan? Dia gak bh yeremin kata orang-orang," seru Alan.

"Yah, dia manis." Komentar Vino.

"Ngomongin apa woy!" seru Diray tiba tiba datang dan duduk di dekat Arsha.

"Gak kok gak ada," ucap Vino gelagapan karena kaget.

"Kita pulang dulu deh, Ray." Devan menepuk pundak Alan.

"Yoi! Dah Arsha dan semuanya," seru Alan dan pergi berlalu bersama Devan.

Diray memperhatikan Arsha yang sangat menikmati Ramen nya ada seulas senyum di bibirnya membuat Vino paham akan yang akan terjadi di hari-hari berikutnya.

The Cat Girl ✶Completed✶Where stories live. Discover now