...✶Capter 12✶...

425 50 0
                                    

             Arsha berjalan meninggalkan rumah Diray wajah nya sendu hatinya terasa aneh dan sakit Ia tak tau harus kemana dan tak mengerti dengan perasaan nya yang tersa sangat kacau

"Kenapa jadi manusia begitu sakit? Seharus nya aku jadi kucing saja selamanya" gumam Arsha ia menghela nafas kasar.

Arsha terus berjalan menelusuri trotoar suasana nya begitu nyaman dan tenang membuat pikiran Arsha sedikit tenang

"Serahin uang lo sekarang juga!"seru seseorang di depan sana tampak dua orang yang tengah mengeroyok satu orang

"Itukan Evan?" gumam Arsha dan mendekati mereka.

"Berhenti!" Seru Arsha lantang, membuat mereka menoleh dua preman itu heran dan tampak meremehkan nya

"Lepaskan dia" ucap Arsha tajam, "Apaan nih? Haha! Pergi aja sana gak usah ikut campur kalau gak mau mati" kata salah satu preman itu.

"Kurasa kalian yang akan mati jika tidak pergi" seru Arsha dengan yakin.

"Pergi sana, ngapain sih ikut campur" kata preman itu mendorong bahu Arsha.

"Hey, dia pacar lo? Haha selera lo bagus juga" seru preman itu pada Evan.

"Bagus sekali kita punya mainan dua"kata Preman itu dan menarik Arsha untuk berdiri di samping Evan yang telah babak belur itu

"Lepasin! Jangan sentuh aku manusia kotor" kata Arsha memberontak.

"Hey nak, kayak lo yang gak kotor aja" kata Preman itu terkekeh kembali dan menodongkan sebuah pisau

"Berikan uang kalian atau mati" ucapnya tajam, "Kalau mau uang kerja! Bukan minta" seru Arsha geram.

"Kenapa sih kau diam saja?" tanya Arsha melirik Evan kesal.

"Serahin aja!" desak preman itu, Evan menendang perut preman yang memegangnya hingga jatuh

"Udah sekarat masih berani melawan" ucap preman itu, preman yang memegang pisau pun bersiap menyerangnya tapi cahaya yang keluar dari kedua mata Arsha menghentikan aksi kedua preman itu

"A..apa?" tanya Evan terkejut dan gugup menyaksikannya, kedua preman itu tampak kesakitan mau menjerit pun tak bisa karena lehernya tercekat

Arsha menghentikan aksinya, perlahan semuanya kembali normal, preman itu tampak terbatuk-batuk, "Masih mau melawan?" tanya Arsha, kedua preman itu pun berdiri dan lari terbirit-birit. Cukup singkat.

Arsha mengatur nafas nya yang tersenggal, Evan masih syok dengan kejadian barusan di depan matanya "Lain kali hati-hati" ucap Arsha dan berjalan melewatinya Evan tak bisa berucap apa-apa. Arsha mengukir seulas senyum nya dan terus melangkah menjauh.

Beberapa menit gadis itu duduk di taman tempat pertamakali ia bertemu dan bicara dengan Prilly "Aku tau semua hal yang kau ceritakan adalah nyata, mungkin hanya ego nya saja yang lebih kuat dari pada perasaan" gumam Arsha dan menengadahkan kepalanya menatap langit tampak gelap tanpa bintang

Arsha merasakan kepalanya pusing bumi serasa berputar cepat tanpa kendali, ia kehilangan kendali dan terjatuh ke lantai kakinya tergores batu kecil dan menimbulkan luka, ia meraba kepalanya dua telinga kucing itu telah muncul rasa sakitpun hilang

Ia kembali duduk dengan tenang, "Sampai kapan aku merasakan sakit ini?"gumamnya dan kembali melangkah tanpa tujuan ia ingin kembali ke rumah nya yang di pinggir kota, namun ia tidak tau jalannya kemana

"Ibu lihat kakak itu mempunyai bando yang bagus" ucap seorang gadis kecil pada ibunya menunjuk Arsha

"Hey nak, dimana kamu membeli bando sebagus itu?" Tanya ibu itu pada Arsha, Arsha bingung harus menjawab apa

The Cat Girl ✶Completed✶Where stories live. Discover now