...✶Capter 20✶...

353 43 2
                                    

            Bell pulang sekolah telah terdengar Diray merapikan barang barang nya dan segera pergi keluar kelas

"Ray, kumpul basket cepetan" kata Vino menghampirinya.

"Iya gue inget kok" seru Diray, keduanya berjalan menuju gedung olahraga dan segera mengganti baju nya dengan kaus olaharaga dan bergabung dengan yang lainnya di lapangan tertutup itu

"Eh Ray, udah dateng" kata Alan menghampirinya sambil memainkan bola basket nya

"Devan kemana?"tanya Vino celingukan.

"Dia gak dateng lagi ada urusan biasalah masalah bucin nya yang ngambek" jawab Alan terkekeh

"Heh, menurut kalian kali ini siapa yang akan jadi pengganti nya Evan? Belakangan ini dia sering bolos kan?" Tanya Alan menyudahi tawanya

"Gue pikir Diray atau gak Devan" jawab Vino yakin.

"Gak usah ngawur, walau pun gue di tunjuk gue bakal nolak" kata Diray acuh.

"Tolak lempar ke gue ya" kata Vino menaik turunkan alisnya dan segera di toyor oleh Alan

"Jangan halu" sergah Alan.

"Apaan sih bukan nya ngedukung ya lo" gerutu Vino merebut bola dari Alan dan mendrible nya lalu di masukannya ke dalam ring

Diray pun segera bergabung dengan yang lainnya untuk memulai latihan, mereka begitu aktif dan sigap sesekali tertawa oleh tingkah laku sama lain

1 jam telah berlalu, Latihan selesai walau kali ini tanpa pelatih dan kaptennya Evan, mereka tetap berlatih dengan giat, Diray menggendong tas nya dan berjalan keluar dari gedung olahraga

Langkah nya tampak Santai dan berirama, cowok tinggi itu tampak keren dengan baju basket nya yang ukurannya agak longgar dari tubuh nya ketika ia hendak memasuki parkiran ia mendengar suara pukulan di koridor, maka ia menguringkan niatnya dan berjalan menuju koridor tampak Rayen dan Evan yang sedang berkelahi keduanya tampak babak belur dan terluka

"Kalau lo gak bilang masalalu gue, Yogi dan Irfan gak mungkin hianatin gue" kata Evan mencengkram kerah baju Rayen.

"Apa? Lo malu? Nyesel?" tanya Rayen tersenyum sinis, Evan kembali memukul pipinya hingga Rayen terjatuh tak berdaya

Diray menendang pinggang Evan hingga cowok itu terjatuh juga, dan segera bangun

"Haha apaan nih? Sodara nya ngebela?" tawa sinis Evan menggema

"Kalau iya emang kenapa? Masalah buat lo?" tanya Diray tajam.

Evan tersenyum sinis, dan mendekatinya jarak keduanya hanya satu langkah keduanyanya saling menatap tajam

"Bahkan lo lebih rendah dari sampah, lo tega mukulin sahabat  kecil lo" kata Diray dingin.

"Cih! Dia bukan lagi sahabat gue!, lo mau tau dia baik ke lo karena apa?! Karena dia suka sama Arsha!! Lo juga suka kan? Sama adik gue?!" tanya Evan tajam membuat Diray memicingkan matanya tatapan itu bagai elang yang siap mencabik mangsanya

Evan berjalan mendekati Rayen dan kembali memukulnya, Rayen kembali tergeletak di lantai namun masih tetap sadar. Diray mengeratkan kepalan tangan dan menarik baju Evan lalu menendang kakinya kuat hingga ia meringis

"Jangan sentuh apa pun yang berhubungan dengan gue!" kata Diray dengan tajam.

Evan bangkit dan memukul pipi Diray hingga memar, "Lo berdua! Jangan deketin adek gue!" kata Evan dan tajam dan pergi begitu saja.

Diray berdecak kesal dan segera membantu Rayen berdiri, "Lo bisa jalan kan?" tanya Diray dan diangguki lemah oleh Rayen, Diray memapah Rayen dan menyetop taxi, keduanya masuk lalu taxi segera melaju menuju kedai Diray

The Cat Girl ✶Completed✶Where stories live. Discover now