...✶Chapter 30✶...

319 40 1
                                    

DON'T FORGET VOTE

           Arsha turun dari mobil diikuti Evan keduanya berjalan dengan tenang memasuki Area sekolah tapi langkahnya terhenti saat melihat Prilly yang tengah debat bersama Momynya lagi kini ada Tina di sana juga dan beberapa murid memperhatikannya

"Ada apa dengan mu? Kenapa kamu memberontak?" tanya Momy heran menatapnya.

"Momy...aku mau berhenti menari balet itu karena keinginanku, Momy tak mengerti perasaan ku" jawab Prilly dengan sendu.

"Apa? Mau berhenti? Anak tidak tahu di untung! Kamu gak liat kamu ini sudah mendapat penghargaan segitu banyak nya? Kamu mau berhenti?! Mau di taruh dimana muka Momy?!" tanya Momy dengan marah.

"Itu bukan milikku!, semuanya milik Momy aku tak pernah sedikit pun merasa itu semua milikku" jawab Prilly ia tak dapat menahan air matanya lagi membuat Momy terdiam

"Momy hanya mementingkan diri sendiri karena malu dengan teman teman Momy? Apa Momy tak pernah memikirkan perasaan ku?" tanya Prilly dengan air mata namun tak membuat suaranya bergetar

"Siapa yang mengajarkan mu begitu? Teman mu yang itu?" tanya Momy menunjuk Ghea yang ternyata memperhatikan di dekat koridor tak jauh dari tempat mereka

"Bukan! Berhenti menyalahkan teman ku, itu keinginanku aku muak dengan balet semuanya! Aku tidak menyukainya Momy" jawab Prilly dengan nafas tersenggal

"Aku ingin bebas seperti anak-anak lain, setelah Papih meninggal Momy berubah" lanjut Prilly melirih membuat semua orang yang menyaksikan nya pilu

Begitu pun dengan Arsha ia menjatuhkan air matanya tanpa di minta dan melihat Prilly melepas sepatunya, "Jangan lakukan itu" seru Arsha pelan membuat Evan menoleh dan paham

"Momy tak lihat? Kaki ku terluka tapi aku memendamnya aku tetap menari, demi membuat Momy bahagia tidak bisakah Momy membuat ku bahagia juga?" tanya Prilly lagi membuat Momy terdiam dan berkaca kaca lalu ia berbalik

"Aku tak akan melakukan hal yang aku tidak mau lakukan, jangan mengantar jemputku lagi, aku bisa pulang dan pergi sendiri" ucapnya dan meninggalkan Momy nya yang terpaku dengan ucapannya

"Apa yang kalian lihat? Apa itu pantas untuk di tonton?!" kata Prilly setengah berteriak menatap orang orang ia melihat Ghea langkahnya terhenti  keduanya saling menatap dan Prilly meninggalkannya

Arsha menghampiri Tina yang mengambil sepatu Prilly, "Maaf kan Prilly bu dia tidak bermaksud melawan, dia hanya merasa tertekan" kata Arsha lalu pamit bersama Tina diikuti Evan

Arsha menghampiri Prilly di kantin yang suasana nya lengang mereka berkumpul untuk mengumpulkan uang masing masing

"Apa semuanya cukup?" tanya Prilly, Diray membereskan uang uangnya dan di masukkan ke dalam satu amplop yang agak besar

"Gue rasa itu cukup" seru Rayen yakin.

"Aku rasa Prilly yang harus memberikannya, karena dia juga perlu memperbaiki semuanya" kata Arsha berpendapat

"Itu ide yang bagus" seru Tina dan di angguki yang lain nya, setelah itu mereka memasuki ruangan masing masing untuk melaksanakan ujian meski pikiran mereka melayang kemana mana, mereka tetap harus fokus pada ujiannya.

✦✦✦


Pulang sekolah, Prilly menguatkan hatinya dan memasuki rumah sakit hatinya sejak tadi bergetar tak kuasa menahan air matanya menghadapi kenyataan bahwa hidupnya akan seperti ini, ia menyesali hal yang paling ia benci memberontak ibunya sendiri dan membuat nya terpukul juga bertengkar dengan sahabat sejak kecilnya

The Cat Girl ✶Completed✶Where stories live. Discover now