...✶Chapter 37✶...

470 40 0
                                    

       "Gimana kasus lo? Udah kelar?" tanya Rayen pada Diray saat keduanya telah sampai di parkiran

"Kelar dong lagian itu kasus nya Ibu Prilly kemarin udah di makamkan di samping makam Prilly" jawab Diray.

"Malang banget nasib mereka berdua" kata Rayen mendadak teringat kembali masa SMA saat masa kelasnya kehilangan satu teman perempun

"Dah lah, semuanya sudah takdir"kata Diray dan menghela nafas berat.

" Yaudah sih, tapi lo gak di sidang lagi kan?" tanya Rayen penasaran.

"Gak deh kayaknya, minggu depan tim gue pasti di resmikan" jawab Diray Yakin.

"Gue harap juga gitu" seru Rayen menepuk pundaknya, Keduanya berjalan melintasi koridor dan berpisah ke kelas nya masing masing.

Rayen memasuki markas penelitiannya disana tim nya telah datang dan mengerjakan tugas

"Prof. Gishon mengadakan perlombaan antar tim jurusan" kata Alan memberitahunya.

"Tentang apa?" tanya Rayen penasaran.

"Penciptaan sebuah alat canggih, gue meragukan tim kita karena kita belum pernah membuat atau meneliti benda seperti itu" jawab Alan dengan tak yakin.

"Baner tuh, lagian gue liat mesin-mesin nya juga rumit sekali merangkainya" seru Vino.

"Guys! Kita ini tim, masa mau nyerah gitu aja"sahut Tina tak setuju.

"Nah benar, kita harus berusaha. Berapa waktu yang di berikan?" tanya Rayen.

"3 bulan" jawab Alan.

"Itu cukup, ayo buat konsepnya tidak perlu yang susah yang simpel dan menarik saja" kata Rayen membuka laptopnya.

"Kalian sudah punya usul sebelumnya?" tanya Rayen menatap teman temannya.

"Cuman Tina" jawab Vino menunjuk Tina dengan dagunya.

"Oke, apa yang lo buat?" tanya Rayen menatap Tina, Tina membawa buku sketsa menghampiri meja Rayen  diikuti Alan dan Vino yang lainnya ikut melihat

"Ini lampu hati, jika kita mau mengembangkannya boleh saja, gue udah memikirnya tadi pagi, jadi kita membuat 2 lampu hati dan memberikan beberapa mesin di dalamnya agar jika salah satu lampu di pegang maka akan menyala begitu pun lampu satu lagi yang akan ikut menyala juga meski jarak nya jauh" tutur Tina menjelas kannya.

"Itu bagus juga, bagaimana kalian setuju?" tanya Rayen menatap Alan dan Vino yang mengangguk mantap serta memberi jempolnya

"Jadi apa yang harus kita pikirkan?" tanya Rayen beralih ke Tina.

"Mesin yang di dalamnya dan lampu yang bisa memberikan sinyal sepertinya di internet banyak" jawab Tina yakin.

"Oke, ini tentang kepekaan, lampu ini harus punya rasa peka jika orang lain menyentuh salah satu temannya maka lampu itu juga harus ikut menyala" seru Rayen dan di angguki Tina.

"Itu agak sulit sih, tapi boleh di coba" komentar Alan.

"Kalau gitu kita bagi tugas saja" kata Vino setuju.

"Oke, kalian pilih saja tugas nya mau yang mana gue gak mau memaksakan" seru Rayen dan di angguki semuanya, mereka pun segera kembali ke meja masing masing dan segera mencari informasi tentang pembuatan lampu hati itu.

✦✦✦

Sore hari yang berawan, Andirni dan Tina duduk di kursi bawah pohon Campus masih ramai dengan bernagai kegiatan di luar pembelajaran yang telah usai, kedua nya menikmati Milkshake di tangan masing-masing

The Cat Girl ✶Completed✶Where stories live. Discover now