3 - Mata-mata

341K 29.1K 1.4K
                                    

Masih pemula, kalo ada typo, langsung komen ajaa ya.

Happy reading everyone

*****

"Yang tadi siapa, Ra?" kepo Zara saat kami sudah memasuki kelas.

"Duduk depan aja nggak sih, Za? Nggak nampak tahu dari sini," alibiku.

"Nggak usah ngalihin pembicaraan. Tell me who is he?"

"I don't know, and i don't care too."

"Just tell me."

"Yahh, seperti yang gue bilang, gue jumpa di kantin KuMa kemarin. Salah gue juga sih, aahh udalah Za, gue pusing ngingatnya, malu gue."

"Hahahahaha, jangan-jangan emang jodoh lo Ra," ucap Zara sambil tertawa.

"Hmm, gue takut Za," ucapku dengan pelan.

"Why?"

"Takut kalau firasat gue bener, bahwa dia dosen kita. Oh my God, poor you Sarah."

"Stay calm, Ra."

Tidak berapa lama kemudian, kelas KesMen dimulai. Kelas pagi ini hanya dimulai dengan kontrak kuliah, menjelaskan topik yang akan dibawakan di mata kuliah ini, siapa dosen yang masuk, dan tugas-tugasnya.

"Okay, semua setuju ya dengan kontraknya, nanti akan saya kirim sama komting. Kelas sampai hari ini, selamat pagi," ucap Bu Mala lalu keluar dari kelas.

"Syukur banget deh, dosen yang masuk yang baik-baik," ucap Zara sekalian menyimpan buku dan pulpennya.

"Aman nilai kita Za, hahaha," sahutku sedikit bercanda. "Eh Za, lo nggak ada kelas lagi kan ya siang ini?"

"Hooh, baru masuk lagi nanti malam Toefl, bareng lo juga kan?" tanyanya.

"Ya sih, terus gue kemana dong nih, masih jam sepuluh. Dan gue baru masuk lagi jam satu."

"Sorry sorry aja Ra, gue mau jalan sama pacar gue."

"Iya deh iya, apalah daya seorang jomblo kayak gue."

"Yeee, makakanya sana cari pacar. Semangat ya, gue duluan," sahut Zara sambil melambaikan tangannya.

Aku hanya bisa menghela napas. Sendiri lagi. Hana sama Reni juga nggak ngampus hari ini, karena memang mereka tidak mengambil jadwal di hari Kamis.

"Malang banget nasib lo Ra," kataku dalam hati.

Drrt drrt drrt

Tante Renata is calling....

"Halo Tan."

"Nara lagi dimana? Lagi sibuk nggak?" tanya Tante Renata menelisik.

"Nggak Tan, baru siap kelas. Nanti jam satu baru masuk lagi."

"Oh gitu, boleh Tante minta tolong Ra?"

"Apa itu Tan?" tanyaku.

"Gini, berkas Tante ketinggalan di rumah. Boleh kamu anterin nggak Ra ke rumah sakit, soalnya Tante buru-buru juga ini mau rapat."

"Oke sip Tan, perintah dilaksanakan."

"Makasih ya sayang, Tante tutup ya teleponnya, kamu hati-hati nyetirnya." Akupun mengiyakan sahutan Tante Renata lalu panggilan pun berakhir.

Akupun segera menuju parkiran, pulang ke rumah dan pergi ke rumah sakit, terus balik lagi deh ke kampus.

Agak ribet memang, tapi ya sudahlah, bantu bantu nggak ada salahnya.

Dosen Bucin (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang